Jaket Respiro, Made In Bandung, Jaketnya Para Biker yang Mendunia

Bandung, INDONEWS, ID - Ternyata, jaket Respiro 97 persen menggunakan bahan produk lokal. Hanya 3 persen yang import, itu pun hanya protektornya saja, dengan standar Eropa.

Tedy Suryadi, Marketing Communication and Development Community PT Sinergi Ventura Pratama membenarkannya. Ia mengatakan bahwa produk yang disebarkan kepada masyarakat khususnya para bikers yang ingin fashion lebih oke adalah jaket dengan bahan lokal, buatan anak negeri.

"Kita hanya 3 persen yang di import, itu pun hanya protektornya saja. Kan, harus standar Eropa. Kita menggunakan protektor dengan kode EN 1621-1. Kenapa demikian? Respiro tidak ingin mengecewakan pecinta otomotif. Dengan adanya standar Eropa tersebut, diharapkan tahan dengan segala macam kondisi saat sedang riding. Tentunya bahan material yang dipergunakan Respiro adalah material yang sangat baik untuk dipergunakan sebagai RidingWare," jelas pria kelahiran Jawa Barat ini dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/12).

Jadi produk Respiro tidak usah lagi diragukan, sebelum disebarkan kepada masyarakat luas dan dipergunakan para bikers di Indonesia, tentunya produk RidingWare Respiro sudah di uji coba ketahanan dan ketangguhannya. Misalnya, kini jaket Respiro, model Velocity sedang dipakai oleh Mario Iroth yang menjalani Wild Story 3, dari kota Bandung ke Paris. Dan jaket Respiro sudah teruji ketahanan dan kualitasnya yang siap menerobos di dunia bikers.

Respiro Jaketnya Para Bikers

Dikalangan bikers, jaket Respiro sudah tidak asing lagi. Kualitas bahannya pun tidak lagi diragukan. Ada tiga tipe di dalam jaket Respiro ini, R1, R2 dan R3. Apa bedanya antara R1,2 dan R3 tersebut?

Jaket Respiro yang merupakan jaketnya para bikers terbagi dalam tiga tipe, R1, R2 dan R3. Keistimewaan R1 yaitu jaket anti angin. R2 dengan keunggulan jaket anti air dan angin serta R3 dengan keistimewaan jaket anti angin berprotektor. (Abdi.K)