Bisnis

Pengurus ISEI : Isu Global Menjadi Salah Satu Faktor Yang Membayangi Perekonomian Nasional 2019

Oleh : Ronald - Kamis, 13/12/2018 12:50 WIB

Ekonom sekaligus Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Destry Damayanti menilai bahwa ketidakpastian isu global masih menjadi salah satu faktor yang membayangi perekonomian nasional pada 2019.

Jakarta, INDONEWS.ID - Ekonom sekaligus Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Destry Damayanti menilai bahwa ketidakpastian isu global masih menjadi salah satu faktor yang membayangi perekonomian nasional pada 2019.

"Masalah perdagangan Amerika Serikat dengan China masih belum selesai," ujar Destry Damayanti pada sebuah diskusi yang diberi nama KAHMI Economic Forum : Evaluasi Ekonomi 2018 dan Outlook 2019
"Moving to higher gear : shifting from infrastructure to human capital and innovation" di KAHMI Center, Jakarta Selatan, Rabu (12/12/2018).

Destry yang juga merupakan Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini menambahkan normalisasi kebijakan suku bunga acuan bank sentral AS (Fed Fund Rate/FFR) juga masih menjadi tantangan, meski kenaikan suku bunga The Fed pada 2019 nanti diperkirakan tidak seagresif pada 2018.

"Ada kenaikan tingkat suku bunga The Fed tapi tidak seagresif 2018, di mana diperkirakan kenaikannya hanya terjadi dua kali lagi saja. Perkiraan awal adalah sebanyak tiga kali pada 2019," paparnya.

Kendati demikian, Destry menilai secara fundamental makroekonomi Indonesia masih berada dalam posisi yang kuat sehingga dapat menahan sentimen negatif yang datang dari global.

"Fiskal penerimaan negara melebihi target dengan prognosa 100 persen. Pendapatan dari pajak mencapai 94 persen. Budget deficit juga turun. Ini adalah pencapaian ekonomi Indonesia per September atau kuartal III-2018," paparnya.

Ia menambahkan dengan ekonomi nasional yang baik maka investasi asing masuk ke dalam negeri akan semakin deras terutama berkaitan dengan digital di tengah ekonomi China yang cenderung melambat.

"Investor akan mencari pasar baru, kondisi ekonomi Eropa juga masih bermasalah. Namun, itu harus diwaspadai oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kita," ucapnya. (ronald)

Artikel Terkait