Pemerintah Dorong Ekspor, Dirjen Hortikultura Dukung Budidaya Anggrek Lokal

Oleh : Tirto.p - Kamis, 16/05/2019 17:18 WIB

budidaya anggrek lokal

 

CIKAMPEK - Untuk menikmati indahnya kebun anggrek, masyarakat Indonesia tidak perlu lagi mengunjungi Thailand atau Singapura. Di Cikampek dan Sukabumi telah hadir kebun anggrek yang menghadirkan berbagai jenis bunga eksotis ini, mulai dari Anggrek Denrobiun hingga Anggrek Bulan (Velenopsis).

Sebagai upaya mendukung program peningkatan ekspor pemerintah, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi mengunjungi salah satu budidaya bunga anggrek yang telah berorientasi ekspor. Di lahan milik PT. Ekakarya Graha Flora ini terhampar area pembibitan yang menyuguhkan aneka ragam jenis bunga anggrek yang indah. Lokasi lahan budidaya anggrek tepatnya berada di Cikampek Pusaka, Kec. Cikampek, Kabupaten Karawang Jawa Barat. "Di taman seluas 26 hektare ini, Hortimania bisa menikmati lebih dari 2 juta tangkai yang beragam jenis bunga anggrek yang kesemuanya belum ada yang berasal dari luar negeri, karena rata-rata berasal dari dalam negeri," demikian jelas Suwandi di Cikampek, Kamis (16/5).

Suwandi mengungkapkan kedepannya budidaya tanaman hias ini akan semakin diminati oleh petani. Karena hasilnya sangat menjanjikan, apalagi pangsa pasarnya sudah menjajaki Asia Tenggara hingga Eropa. "Produksi anggrek 2018 sebanyak 24,7 juta tangkai. Volume ekspor anggrek 2018 sebanyak 51,9 ton senilai Rp. 4,91 miliar, volume ekspor naik 19,4 persen dan nilai naik 16,35 persen dibandingkan ekspor 2017. Tujuan ekspor ke negara Japan, Korea, Singapore, new Zealand, Netherland dan lainnya," kata Suwandi.

Suwandi tegaskan pihaknya komitmen untuk terus meningkatkan ekspor komoditi hortikultura. Tidak hanya sayuran dan buah-buahan, tapi juga tanaman hias. "Sesuai arahan dari Menteri Pertanian, kita terus meningkatkan ekspor komoditas pertanian kita dan juga kendalikan impor. Ekspor terus kita galakkan, salah satunya dari komoditas tanaman hias," kata Suwandi.

Suwandi mengatakan, banyak komoditas pertanian di dalam negeri ini bernilai devisa bagi negara, sehingga wajib didukung dengan regulasi. "Ekspor tanaman hias proses perijinannya sekarang sudah online. Nggak berbelit-belit. Nggak pakai lama. Kalau dulu 13 hari, sekarang tidak sampai 3 jam sudah selesai. Ijinnya kami percepat. Kalau perlu saya tandatangan langsung," katanya.

Suwandi dalam blusukannya menilai pangsa ekspor tanaman hias luar biasa. Menariknya, permintaan dalam negeri untuk tanaman hias ini ternyata juga tidak kalah besar. Permintaan dalam negeri diantaranya ke Bali, Jakarta, Surabaya, Makassar, Medan hingga Kalimantan. "Hampir semua pulau. Hotel, bandara, gedung perkantoran, mall-mall, ini dari sini. Tanaman hias yang ada di Bandara Cengkareng pesannya juga dari sini," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Produksi Phalaopsis, Jessica Stephanie mengaku bersyukur ijin ekspor untuk tanaman hias ke mancanegara sangat mudah. ‎"Kita bersyukur ekspor kami ke luar negeri nggak pernah ada masalah. Perijinannya sangat mudah, dan simpel," katanya.

Artikel Terkait