Politik

Gelar Pidato Kontemplasi, SBY: Melemahnya Rasa Kasih Sayang dan Persaudaraan

Oleh : very - Senin, 09/09/2019 21:52 WIB

SBY menggelar pidato Kontemplasi di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (9/9). (Foto: detik.com)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono hari ini merayakan ulang tahunnya, yang juga bertepatan dengan hari ulang tahun Partai Demokrat. Kali ini, Presiden keenam maupun para anggota partai bintang mercy itu memperingatinya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (9/9).

Seperti diketahui, SBY genap berusia 70 tahun, sementara Partai Demokrat genap berusia 18 tahun.

Pendiri Partai Demokrat itu menggelar acara yang lain dari biasanya. Dia menamakan pidatonya malam ini dengan sebutan Pidato Kontemplasi. Maklum, hari ini juga tepat 100 hari berpulangnya istri tercinta, Ani Yudhyono, maupun beberapa minggu sang, tepatnya 10 hari, ibunda SBY, Siti Habibah meninggal.

SBY mengaku sedih lantaran di hari ulang tahun ke-70 ini, Ani Yudhoyono dan ibundanya tidak dapat ikut merayakan bersama dirinya.

"Pada satu sisi saya bersyukur, bahagia karena usia saya genap 70 tahun. Juga gembira karena di antara yang hadir ada teman seperjuangan dari Demokrat. Pada sisi lain saya bersedih karena kedua orang yang saya sayangi tidak bisa lagi ikut berbahagia di hari istimewa ini," kata SBY di Puri Cikeas, Senin (9/9).

SBY mengatakan ini merupakan hari ulang tahun pertamanya tanpa pelukan dan ucapan kata indah di tengah malam. Biasanya, Ani Yudhoyono selalu memeluknya seraya mengucapkan kata-kata indah itu.

"Ini adalah hari ulang tahun pertama di tengah malam yang hening tak ada lagi yang memeluk saya seraya memberikan kata indah: Selamat ulang tahun Pepo, panjang usia, bahagia dan sukses selalu," ujar SBY.

Meskipun demikian dia mengatakan sosok dan memori kebersamaanya dengan Ani selalu melekat di hatinya.

Pada bagian lain dari pidatonya itu, SBY mengatakan, bahwa dirinya mencermati saat ini ada gejala dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu melemahnya rasa persaudaraan di antara komponen bangsa beberapa tahun terakhir.

"Terus terang tahun-tahun terakhir ini kasih sayang dan rasa persaudaraan melemah sementara kebencian, jarak dan permusuhan di antara komponen bangsa menguat," kata SBY.

Presiden keenam RI itu mengatakan fenomena ini merupakan lampu kuning bagi bangsa Indonesia serta merupakan fenomena dan arus buruk yang membahayakan masa depan masyarakat dan bangsa.

Dia mengatakan semua komponen bangsa harus mengambil tanggungjawab untuk menghentikan dan mengembalikan fenomena tersebut kembali ke arah yang benar.

Menurut dia, tidak ada resep yang baik untuk menjaga kerukunan kecuali secara sadar diperkuat dua nilai fundamental yakni rasa kasih sayang dan rasa persaudaraan di antara sesama anak bangsa.

Dalam kesempatan itu hadir pula fungsionaris dan kader Demokrat, kerabat serta kolega SBY. (Very)

 

Artikel Terkait