Internasional

Swiss Akan Produksi Kereta Api di Banyuwangi

Oleh : hendro - Sabtu, 21/09/2019 07:40 WIB

Penandatangan perjanjian investasi dilakukan oleh Executive Chairman Stadler Rail Peter Spuhler dan Presiden Direktur PT INKA Budi Noviantoro disaksikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan Duta Besar RI Muliaman D Hadad.

Swiss, INDONEWS.ID - Perusahaan produsen kereta api Swiss Stadler Rail telah menandatangani perjanjian investasi dengan PT INKA dalam bentu pendirian perusahaan joint venture untuk mambangun pabrik kereta api di Banyuwangi.

Penandatangan perjanjian tersebut dilakukan oleh Executive Chairman Stadler Rail Peter Spuhler dan Presiden Direktur PT INKA Budi Noviantoro disaksikan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno dan Duta Besar RI Muliaman D Hadad.  Penandatangan dilakukan tanggal 20 September 2019 di kantor pusat Stadrail Rail di Bussnang, Swiss. 

Menteri BUMN Rini Sumarno menyatakan bahwa investasi ini sangat mendukung program pembangunan sarana transportasi di Indonesia dimana volume penumpang kereta api terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Sementara itu, Duta Besar RI Bern menyatakan disamping kita mendapatkan investasi dan alih teknologi serta memenuhi kebutuhan kereta api di Indonesia, produksi perusahaan joint venture ini juga mempunyai peluang besar untuk diekspor ke negara di kawasan.

Untuk tahap pertama, total nilai investasi akan mencapai US$ 100 juta untuk memproduksi 125 gerbong pertahun yang akan ditingkatkan menjadi 1000 gerbang per tahun.  PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan menjadi pembeli utama produksi perusahaan joint venture ini.

Pabrik akan dibangun di area seluas 83 Ha di kota Banyuwangi yang mempunyai pelabuhan laut sejauh 3 km dari lokasi pabrik. Pembangunan pabrik diperkirakan akan selesai pada tahun 2020. 

Untuk mendukungpengembangan SDM guna memenuhi kebutuhan tenaga kerja industri ini, Stadler Rail akan mendirikan sekolah vokasi perkeretaapian di Indonesia.

“Ini adalah kesepakatan investasi Swiss yang pertama setelah penandatanganan Indonesia – EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE CEPA) bulan Desember 2018” ujar Dubes Muliaman. Diharapkan kerjasama ini akan mendorong kerjasama investasi di sektor lainnya antara kedua negara. 

Artikel Terkait