Nasional

BNPB Minta Masyarakat Waspada Potensi Bahaya Saat Pergantian Musim Tiba

Oleh : Mancik - Senin, 28/10/2019 23:35 WIB

Ilustrasi Perkiraan Cuaca saat musim hujan tiba.(Foto:Tribunnews.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Badan Nasional Penanggulangan Bencana meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap adanya potensi bencana pada pergantian musim, dari kemarau ke musim penghujan. Beberapa wilayah mengalami fenomena hidrometeorologi hingga berujung bencana.

BNPB menjelaskan, bahaya yang memang perlu diwaspadai yaitu banjir, tanah longsor dan puting beliung setiap kali memasuki musim penghujan. Bencana ini termasuk bencana mematikan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

"Pada akhir bulan Oktober ini, beberapa daerah sudah memasuki penghujan, beberapa daerah mengalami musim pancaroba sedangkan beberapa daerah lain masih dalam kondisi musim kemarau," kata Kepala Pusat Data, Infromasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin,(28/10/2019)

Agus dalam keterangannya juga menjelaskan, prakiraan BMKG, 20% wilayah pada bulan Oktober 2019 sudah memasuki musim penghujan, 47% wilayah pada bulan November 2019 mulai musim hujan, dan 23% wilayah akan memasuki musim penghujan pada bulan Desember 2019.

BMKG telah mengidentifikasi prakiraan curah hujan selama November 2019. Beberapa wilayah dengan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi dapat terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan sebagian Sumatera Barat dan sebagian wilayah Papua.

"Untuk wilayah Sebagian Sumatera lainnya, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku terpantau curah hujan dengan kategori rendah hingga menengah selama November nanti," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan, sebagian wilayah sudah mengalami musim hujan bahkan terjadi bencana banjir dan tanah longsor seperti di Aceh, Kalimantan Tengah, dan Jawa Barat. Sedangkan beberapa wilayah yang mengalami pancaroba terjadi bencana puting beliung di beberapa wilayah, antara lain di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Pusat Pengendali Operasi BNPB mencatat beberapa kejadian tersebut di Jawa Barat, Aceh dan Kalimantan. Perubahan musim dapat ditandai dengan fenomena angin puting beliung yang bersifat merusak.

Sementara beberapa daerah masih mengalami puncak musim kemarau sehingga kondisi lahan sangat kering dan mudah kebakaran. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih terjadi di Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Beberapa gunung di Pulau Jawa dan NTB juga mengalami kebakaran juga.

Adapun perkembangan terkait dengan bencana banjir, tanah longsor dan puting beliung, BNPB mencatat selama Oktober 2019 sebagai berikut: 57 kali puting beliung menyebabkan 1 orang meninggal dunia, 10 orang luka-luka, 462 mengungsi, 7.425 unit rumah rusak.

Dari jumlah rumah rusak tersebut, sebanyak 200 rusak berat (RB), 898 rusak sedang (RS) dan 6.327 rusak ringan (RR). Sedangkan kerusakan pada fasilitas umum, sebanyak 37 fasilitas rusak yang mencakup 15 fasilitas pendidikan, 20 peribadatan dan 2 kesehatan.

Sejumlah kejadian puting beliung ini terjadi di Jawa Tengah 21, Jawa Barat 14, Aceh, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan 4, Sumatera Utara 3, Sumatera Barat masing-masing 2 kali, Banten, Di Yogyakarta, Kalimantan Barat dan Riau masing-masing 1 kali.

Pada kejadian tanah longsor, bencana terjadi 8 kali dan mengakibatkan 2 orang meninggal dunia, 73 mengungsi, serta kerusakan pada 21 unit rumah (2 RB, 10 RS, 9 RR), 3 fasilitas (1 Fasilitas pendidikan, 2 Fasilitas Peribadatan).

Tanah longsor terjadi di Jawa Barat 6 kali, Jawa Timur 1 dan Sumatera Utara 1 kali.Sedangkan banjir, BNPB mencatat terjadi 7 kali banjir yang menyebabkan 1 orang meninggal dunia, 285 mengungsi, 237 unit rumah terendam.Banjir terjadi di Aceh 5 kali, Sumatera Barat 1 dan Sumatera Utara 1.

Artikel Terkait