Nasional

Hadiri Pelantikan PP IKA ITS, Ganjar: Mengapa Para Alumni Tidak Konsiten pada Ilmunya

Oleh : Rikard Djegadut - Selasa, 17/12/2019 20:30 WIB

Gubernur Jawa Tengah selaku Ketua Umum Keluarga Besar Alumni Gajah Mada (Kagama) Ganjar Pranowo berpose bersama para pengurus pusat IKA ITS yang baru dilantik (Foto: Cormen)

Jakarta, INDONEWS.ID - Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKA ITS) Sutopo Kristanto melantik Pengurus Pusat IKA ITS untuk masa bakti periode 2019-2023 di Museum Kebangkitan Nasional, Gedung Stovia, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/19).

Dalam susunan kepengurusan tersebut, Sutopo memilih Ahmad Thonthowi Djauhari untuk medampinginya sebagai Sekretaris Jenderal.

Turut hadir sebagai tamu undangan dalam acara tersebut di antaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir dalam kapasitasnya selaku Ketua Umum Keluarga Besar Alumni Gajah Mada (Kagama),

Hadir pula Ketua Presidium Himpunan Alumni Perguruan Tinggi Negeri (Himpuni) Maryono, serta Ketua Senat IKA ITS Ridwan Hisjam. Selain itu, perwakilan dari Ikatan Alumni Universitas Airlangga, dan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia Heru Dewanto turut hadir menyaksikan acara pelantikan tersebut.

Pada kesempatan itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengucapkan selamat kepada para pengurus yang baru dilantik. Pranowo pun memulai sambutannya dengan mengajukan sebuah pertanyaan kepada para alumni soal mengapa tidak konsisten pada ilmu yang didapatnya di bangku kuliah.

"Kenapa kita tidak konsisten pada ilmu kita. Anak ITS harus bertanggung jawab karena Cak Lontong menjadi pelawak yang notabene dia adalah teknik elektro. Itu perlu dicatat," ungkap Ganjar disambut riuh tawa para peserta yang hadir.

Dalam pesannya, Ganjar mengatakan bahwa harapan besar bangsa ini diletakkan di pundak para alumni untuk memberikan asas manfaat kapada bangsa dan negara. Ia berharap agar para alumni berkontribusi dengan semangat 10 November.

"Masing-masing dari kita, para alumni ini mengambil peran. Kita harus berkontribusi dengan spirit 10 November. PR terbesar kita adalah memberikan asas manfaat kepada bangsa dan negara," kata Ganjar.

Dalam rangka mencapai harapan bangsa itu, kata Ganjar, kita harus berani melompat. Wacana penerapan omnibus law adalah bentuk dari lompatan itu dalam rangka menghadapi tantangan zaman yang makin tak terkendali seperti tantangan dan tuntutan 4.0. Hingga saat ini, kata Ganjar, kontribusi ITS sangatlah dasyat.

"Kalau bangsa ini tidak berani melompat, dosanya kayaknya ada di alumni. Sejauh ini, kontribusi ITS dasyatlah. Sudah ada di mana-mana. Mas Budi Karya aja, anak buahnya yang dari ITS ada berapa itu. Di balik hampir seluruh keputusan politik pentingnya itu hampir dari ITS semua. Ini saya bocorin," beber gubernur dua periode itu.

Lebih jauh, Ganjar menjelaskan terkait banyaknya peraturan dan undang-undang yang dibuat oleh anggota dewan, menurut Ganjar, itu tidak ramah terhadap iklim investasi. Maka dari itu, lanjutnya, diperlukan sebuah lompatan yang berani, makanya hadirlah Omnibus Law.

Ganjar juga beharap, agar Indonesia bisa menjadi nomor satu produsen batrei. Dengan menguasai produsen batrei, tambah Ganjar, Indonesia bisa kuasai sistem transportasi.

"Seandainya, Indonesia ini menjadi juara satu produsen batrei, kita kuasai sistem tranportasi ke depan. Karena perlahan BBM kita sudah mulai hilang, terus batrei, kemudian listrik akan mulai tinggi," tutup Ganjar.*(Rikardo)

Artikel Terkait