Nasional

Capres Ke-8 RI dan Dinasti Menteng

Oleh : hendro - Kamis, 23/01/2020 09:15 WIB

Pengamat sosial dan politik Christanto Wibisono

Jakarta, INDONEWS.ID - Tanggal 23 Januari adalah  hari lahir dua putri Presiden pertama dankedua . Selamat ulang tahun ke 73  kepada Mbak Mega  dan ke 71 kepada  mbak Tutut. PDBI sedang menyelesaikan buku tentang sejarah politik ekonomi Indonesia dan preview elite oligarki yang akan memimpin Indonesia pada era Presiden ke-8.  

Pemilihan Presiden RI ke-8 masih 5 tahun lagi, tapi manuver menuju ke situ sudah terasa sangat intensif. Para dinasti mantan presiden sejak Proklamator  sampai petahana presiden sudah sibuk dengan langkah catur dengan mengikuti pilwalkot 2021. 

 Putra pertama dan mantu pertama  Presiden Jokowi terjun ikut pilwalkot Solo dan Medan.  Putri Proklamator/ Presiden pertama dan cucu presiden ke-5 RI sebagai Ketua DPR sudah diproyeksikan jadi cawapres Prabowo Subianto 2024. Tidak jelas kenapa tidak langsung jadi  capres,melainkan hanya cawapres. Putra presiden ke-6 , AHY masih belum aktif berprakarsa mengorbitkan diri. Putri Presiden ke-4 mbak Jenny Wahid terhambat justru oleh sepupu kerabatnya sendiri yang  menguasai partai yang didirikan ayahnya (Gus Dur)tapi diikuasai mutlak oleh petahana ketum PKB Cak Imin. 

Semua partai masih berbau dinasti kecuali justru Golkar yang mirip partai terbuka dimana berlangsung persaingan FREE FOR ALL antara para kader, tanpa ada “putra mahkota pewaris”.   
Dalam penentuan prasyarat kepartaian dan pemilu 2024, kenaikan ambang batas menjadi 5% tampaknya akan menjurus ke penyedertahaan dan penciutan jumlah partai dari 9 sekarang ini menjadi 5 atau 7 partai. PDIP sangat percaya diri tetap menjadi pemenang utama,  Gerindra juga masih percaya diri begitupula Nasdem yang keduanya merupakan sempalan Golkar.  

Yang menolak kenaikan ambang batas jadi 5% adalah PPP dan PAN. Meskipun PAN barangkali masih bisa mengharapkan suara dari pemilih tradisional warga Muhamadyah sebagai mana NU menjadi tum[uan harapan PKB.  PKS juga optmis meraih 7% meski menghadapi lahirnya sempalan Partai Gelora.  Sempalan Golkar yang paling “sulung” PKPI memerlukan “malih rupa” untuk bisa lepas dari “daya tarik bumi” yang gagal mengorbitkan ke Senayan.

 Hanura menyusul nasib PBB yang pernah duduk di Senayan satu periode lalu gagal bertahan.  Figure Yusril Ihza Mahendra meski secara individual berkualitas dan berbobot, tapi gagal menjual partainya . Fenomena munculnya presiden Jokowi dari anak bantaran Bengawan Solo menembus tembok besar elite Menteng Jakarta adalah luarbiasa. 

Tampaknya fenomena itu akan terulang pada 2024 dengan calon kuat bukan dinasti Menteng seperti Gubernur Ganjar Pranowo . Inventarisasi capres ke-8 dari pelbagai jalur dan kandidat terpantau bisa  mencapai belasan, tapi yang realistis dan viable, feasible dan realizable  hanya mengerucut ke Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil , Andhika Perkasa dan atau Erick Tohir. Tapi semua proyeksi ini memang sebetulnya masih terlalu pagi untuk bertahan sampai 5 tahun lagi. 

Oligarki Indonesia sudah melampaui masa kritis konfrontasi” Jokowi sekuler vs Prabowo syariah” dengan koalisi merangkul Menhan Prabowo dalam Kabinet Jokowi 2.0 . Semoga ini merupakan basis koalisi Pancasila yang steril dari virus “negara kilafah” dan menyelamatkan Indonesia tetap survive menjadi nation state lintas seabad 2045 kedepan.  Semua partai, politisi, bersaing tapi tetap dalam bingkai Negara Kesatuan Pancasila yang pluralis toleran berbasis meritokrasi. Dengan semangat itulah kita percaya capres ke-8 akan tampil percaya diri dan dipercaya rakyat untuk memimpin Indonesia mentas dari jebakan kelas menangah menuju Indonesia no 4 sedunia dalam kualitas pada seabad Indonesia 2045. 

Pastilah capres itu sudah ada namanya di buku ini meski dia bukan anggota 69 kerabat dinasti  Menteng  dan bukan juga 31 kerabat  dinasti konglomerat Indonesia. Buku ini akan diluncurkan pada ulang tahun ke 40 Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI)sebagai karya PDBI untuk pencerahan elite Indonesia dalam memilih presidenke-8 secara arif bijaksana. Dalam buku ini ada dapat menelusuri sejarah kabinet Indonesia dengan 745 menteri dengan NIM 001 Bung Karno dan NIM 745 Kapolri Idham Azis. 69 elite kekerabatan Dinasti Menteng atau 9,62% dari total 745 klub Menteri Kabinet. 

Di Jepang 27 dari 30 Perdana Menteri adalah dinasti anak cucu menantu Perdana Menteri Jepang. Siapa kandidat capres 2024 dari dinasti Menteng dan non Menteng. Hanya PDBI dengan dukungan akumulasi 40 tahun penelusuran Who is Who and Who Owns What dapat menyajikan informasi ini termasuk 31 dinasti konglomerat yang bertahan dari jatuh bangun resim politik  bersama dinasti elite Menteng dan non Menteng . (Penulis Christianto Wibisono penulis buku Kencan dengan Capres ke-8 RI. )


 

Artikel Terkait