Internasional

Migrant Care Desak Pemerintah Lakukan Investigasi WNI Korban Mutilasi Di Malaysia

Oleh : Ronald - Senin, 11/02/2019 19:35 WIB

Terkait adanya WNI yang menjadi korban pembunuhan ini, Ketua Pusat Studi dan Kajian Migrasi Migrant Care, Anis Hidayah, menilai bahwa Indonesia harus melakukan investigasi mendalam, bukan hanya dilakukan oleh Malaysia saja.

Jakarta, INDONEWS.ID - Dua Warga Negara Indonesia diduga menjadi korban mutilasi di Malaysia. Keduanya ditemukan oleh Kepolisian Malaysia di sebuah sungai di Selangor pada 24 Januari 2019 lalu.

Seorang pria yang diketahui bernama Nuryanto, merupakan seorang pengusaha asal Bandung, Jawa Barat tersebut ditemukan bersama seorang korban lainnya berjenis kelamin perempuan, tanpa kaki dan kepala.

Terkait adanya WNI yang menjadi korban pembunuhan ini, Ketua Pusat Studi dan Kajian Migrasi Migrant Care, Anis Hidayah, menilai bahwa Indonesia harus melakukan investigasi mendalam, bukan hanya dilakukan oleh Malaysia saja.

Hal ini disampaikannya terkait kasus dua orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban mutilasi di Malaysia.

"Saya kira investigasi penting untuk dilakukan. Tidak hanya di Malaysia tapi di Indonesia juga harus dilakukan," ujarnya kepada wartawan, Senin (11/2/2019).

Berdasarkan data yang diterima oleh Migrant Care, korban tersebut memang sedang berada di Malaysia, bukan menetap. Mobilitas korban cukup intensif dari Bandung ke Malaysia.

Anis juga menyebutkan bahwa korban tersebut mempunyai bisnis di Malaysia yang berdirinya sudah cukup lama.

"Perlu dilihat bagaimana kejadian yang sesungguhnya, motifnya apa, dan tentu penegakan hukum saya kira ini tentu menjadi prioritas pertama," serunya.

"Harus dilihat perjalanan track record korban yang selama ini sudah melakukan mobilitas yang banyak ke Malaysia, siapa relasinya dan lain sebagainya. Saya kira itu bisa digunakan sebagai informasi awal untuk mengetahui potensi penyebab kematian dua orang tersebut," ujarnya.

Disampaikan Anis, masalah seperti ini kerap kali dialami oleh WNI di negara lain. Maka dari itu, dirinya menyarankan agar hal seperti ini tidak terulang kembali,  Indonesia harus bisa belajar dari pengalaman yang ada.

"Saat ini, pemerintah Indonesia harus bekerja sama dengan Malaysia untuk melakukan investigasi secara mendalam," tegasnya. (ronald)



 

Artikel Terkait