Nasional

Trobosan Rangkul 02 Mengacu Sejarah RI di DK PBB 1947 dan Posisi DKPBB 2019

Oleh : hendro - Rabu, 08/05/2019 17:30 WIB

Ilustrasi

Jakarta, INDONEWS.ID - Pada 19 Agustus 1945 PPKI menetapkan polri dibawah Mendagri 2 Sep 1945 Kapolri 1 Said Sukanto  27 Juni 1946 Mayor Jendral Sudarsono (pengikut Tan Malaka) menculik PM Syahrir di Solo dan melakukan kudeta 3 Juli 1946, tapi digagalkan oleh Pemerintah. Sudarsono dilucuti oleh Letkol Suharto.

PM Syahrir memutuskan Polri langsung ibawah Perdana Menteri dgn SK no 11/SD ttg 25 Juli 1946 berlaku surut seja 1Juli 1946 yang akan dikenal sebagai Hari Bhayangkara  Setahun kemudian PM St Syahrir akan mundur  pada 27 Juni 1947 diganti PM ke-3 Mr Amir Syarifudin yang langsung mengutus  mantan PM Syahrir sebagai Utusan Khusus Pemerintah RI dalam perdebatan di DK PBB dengan pidato 14 Agustus 1947 yang dipuji NY Herald Tribune sebagai salah satu pidato berbobot PBB.Barangkali Presiden Jokowi bisa merangkul Prabowo untuk menjadi Utusan Khusus RI di DK PBB mengakui legitimasi Pemilu dan move on karena Prabowo akan berkoalisi dengan Petahana Jokowi untuk menjadi Utusan Khusus Presiden/pemerintah RI sebagai juru damai Timut Tengah secara tuntas sehingga menciptakan perdamaian dunia dan menghentikan ekspor ektremis radikal Timteng ke Asia Tenggara dan bagian dunia lain.

Barangkali ini merupakan trobosan rekonsiliasi luar biasa yang bisa dicapai dari hikmah sejarah pidato Syahrir di DK PBB 1947 dan posisi RI sebagai Presiden DK PBB 2019. (Penulis pengamat politik Christianto Wibisono)

Artikel Terkait