Daerah

Dampak Kabut Asap, Aktivitas di Bandara Spadio Lumpuh Total, 37 Penerbangan Dibatalkan

Oleh : Rikard Djegadut - Selasa, 17/09/2019 08:10 WIB

Bandara Internasional Supadio Pontianak (foto: Ist)

Sungai Raya, INDONEWS.ID - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah di Sumateran dan Kalimantan belum juga mereda. Dampaknya, aktivitas penerbangan di Bandar Udara Internasional Supadio Pontianak lumpuh total, Senin (16/9/2019).

Pelaksana tugas (Plt) Officer in Charger (OiC) Bandara Internasional Supadio Pontianak Didi Herdiansyah menerangkan, sejak pukul 08.29 WIB sampai saat ini, belum ada pesawat yang mendarat maupun diberangkatkan.

"Masalahnya pada kabut asap tebal. Jarak pandang hanya 400 meter. Malah pagi tadi mencapai 150 meter," kata Didi, kepada sejumlah wartawan, Senin siang.

Padahal, Didi menjelaskan, berdasarkan ketentuan bandar udara, normal jarak pandang sekitar 1.000 meter. "Tapi kembali lagi SOP di maskapai, biasa jika jarak pandang 800 meter, masih bisa berangkat atau mendarat," ucapnya.

Dia menyebut, sejak pagi pukul 08.29 WIB, ada sebanyak 11 pesawat yang dibatalkan mendarat. Pesawat-pesawat itu berasal dari Cengkareng, Yogyakarta, Ketapang, Sintang dan Ujung Pandang.

Sementara itu, sebanyak 13 penerbangan dari Bandara Internasional Supadio Pontianak yang dibatalkan. Masing-masing ke Cengkareng, Semarang, Kuching, Sintang, Surabaya, Putussibau dan Batam. "Jumlahnya ada 23 aktivitas penerbangan yang terganggu akibat kabut asap ini," tuturnya.

Akibat mengalami pembatalan penerbangan, dilansir dari Pontianak Post di Bandara Supadio, terdapat sejumlah penumpang yang tampak duduk bahkan terbaring di beberapa sisi bandara sembari menunggu jemputan untuk kembali ke rumah masing-masing bahkan berinisiatif untuk menggunakan jalur darat untuk kembali ke kampung halaman.

Suriati (45), warga asal Putusibau ini semula dijadwalkan akan berangkat ke Putusibau sekitar pukul 9.00 WIB. Namun dia terpaksa menunggu keputusan pihak bandara dan maskapai untuk kepastian keberangkatan pesawat yang akan ditumpanginya.

“Sampai sekitar pukul 13.00 tadi saya menunggu kepastian dari pihak bandara dan akhirnya karena jarak pandang karena kabut asap tebal, pesawat kami batal berangkat,” kata Suriati yang sedang terbaring mushola bandara.

Lantaran khawatir kembali terjadi pembatalan penerbangan membuat Suriati berinisiatif pulang ke Putusibau menggunakan taksi. “Belum tentu besok bisa berangkat, sementara saya masih harus kerja, jadi yang pasti-pasti sajalah, makanya akhirnya saya pesan taksi saja untuk balik ke Putusibau,” jelasnya.*(Rikardo)

Artikel Terkait