Politik

Psikolog Forensik Ungkap Penyebab Fenomena Mahasiswa Ramai-ramai Turun ke Jalan

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 04/10/2019 07:07 WIB

Seminar Kebangsaan bertajuk “Muara Unjuk Rasa: NKRI Mau Dibawa Ke Mana?” di Balai Sarwono, Jalan Madrasah Nomor 14, Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Kamis (3/10). (Foto: Indonews.id)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pakar Psikologi Forensik, Kasandra Putranto turut hadir menjadi pembicara dalam seminar kebangsaan bertema "Muara Unjuk Rasa: NKRI Mau Dibawa Kemana" di Balai Sarwono, Kemang Jakarta Selatan, Kamis (3/10/19).

Acara yang diselenggarakan INDONEWS.ID menghadirkan 4 Pakar yang masing-masing ahli di bidangnya berupaya membedah dari beragam sudut pandang soal kegaduahan yang terjadi akhir-akhir ini.

Terutama terkait adanya gelombang aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh mahasiswa serta pelajar dan terjadi hampir secara serentak dan merata di seluruh pelesok negeri, belum lagi rentetan aksi di gedung MPR/DPR RI dan Istana yang dilakukan secara berturut-turut. 

Kasandra Putranto dalam pemaparannya menjelasakan bahwa generasi ini merupakan generasi unik. Hal ini karena mereka sangat dekat dengan teknologi informasi. Namun bisa membahayakan bagi si penerima informasi bila tidak dibarengi dengan kematangan mencerna informasi itu. 

"Aksi unjuk rasa mahasiswa yang terjadi semua berawal dari informasi yang diperoleh melalui handphone," ungkap Kasandra.

Generasi ini dapat dengan mudah belajar apapun melalui gadget. Namun, tambahnya, apabila tidak diikuti oleh kematangan berfikir, kematangan intelektual, emosional dan sosial, maka bisa sangat berbahaya.

Apalagi, menurut Kasandra, informasi yang mereka peroleh itu, tanpa dicerna dengan mempertimbangkan unsur rasionalnya, maka mereka akan akomodir dan terima sebagai sebuah kebenaran.

"Yang paling berbahaya, bila kebenaran itu kemudian diyakini sebagai ideologi," beber Kasandra.

Menurut pemilik lembaga konsultasi psikologi Kasandra & Associates Kasandra, usia kematangan berpikir seseorang itu terjadi pada usia 27 tahun. Sementara, mahasiswa maupun pelajar yang turun berdemo rata-rata berusia antara 16 hingga 22 tahun.

Kasandra menyebutkan usia-usia itu sangat rentan menyerap ideologi dan meyakininya sebagai kebenaran. Mempercayai kebenaran itu begitu saja tanpa merasionalisasikan terlebih dahulu.

"Kemudian bereaksi secara vokal tanpa mempertimbangkan unsur rasional. Yang jelas, dari data dan fakta-fakta yang sudah saya kumpulkan menunjukkan perubahan perilaku," jelas Psikolog yang telah mendampingi lebih dari 300 tersangka teroris

Kasandra menambahkan segala informasi yang didapat tersebut mampu mengubah perilaku mereka secara total. Kebenaran yang semula hanya sebuah informasi bisa menjadi ideologi yang akan mereka perjuangkan.

"Segala informasi yang mereka dapat dengan mudah itu sangat mudah sekali untuk juga mempengaruhi perilaku mereka terutama remaja anak-anak muda mahasiswa," kata Kasandra.*(Rikardo). 

Artikel Terkait