Nasional

Pakar Otda : Pemerintah Harus Antisipatif

Oleh : luska - Jum'at, 10/04/2020 14:01 WIB

Prof. Dr. Drs. H. Djohermansyah Djohan, M.A

Jakarta, INDONEWS.ID - Keberhasilan penanganan virus corona (Covid-19), ternyata tidak terlepas dari sisi kepemimpinan. Awalnya, menurut Prof. Dr. Drs. H. Djohermansyah Djohan, M.A di laman Facebook-nya, Kamis (9/4), serangan Covid-19 di Wuhan dianggap sepele oleh banyak pemimpin pemerintahan di dunia. Virus super kecil yang tak terlihat dianggap sepi saja.

Akhirnya apa yang terjadi saat ini di beberapa negara? Menurut Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) ini, perilaku santai dan abai ini telah menuai derita rakyatnya. “Hilangnya pekejaan sampai melayangnya nyawa,” tulis Prof Djohermansyah.

Bahkan lanjut, Prof Djo, demikian pakar otonomi daerah ini akrab dipanggil, prosesi pemakaman hingga pengajian menjadi tiada. Pontang pantingnya birokrasi bekerja dari rumah.

“Kemudian kewalahannya rumah sakit menampung penderita positif corona. Terbatasnya APD, dan yang sangat menyesakkan dada, jatuhnya korban jiwa para perawat dan dokter kita,” sebut mantan Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri di masa Mendagri Gamawan Fauzi ini.

Lebih lanjut Prof Djo menyampaikan, semua itu bisa dieliminasi bila pemimpin pemerintahan memahami dan menggunakan konsep pemerintahan antisipatif yang berbasis perkiraan dan prediksi apa yang akan terjadi di muka, bukan berdasarkan masalah apa yang telah terjadi sebelumnya.

Filosofinya, sebut Presiden i-OTDA ini, “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Sebelum virus corona dari Wuhan masuk, pemimpin itu sudah berusaha untuk menangkalnya.

Baca juga : Kendali Kebijakan

Konsep modern pemerintahan antisipatif ini sebetulnya sudah ada dalam kearifan lokal masyarakat kita. Kepemimpinan “tanggap ing sasmito” di tanah Jawa, atau “memintas sebelum hanyut” di ranah Minangkabau.

“Karena itu, pelajaran kepada pemimpin pemerintahan dan pembantunya, mulai lah mengadopsi metode anticipatory governance. Lebih-lebih kita di Indonesia hidup di wilayah bencana,” tukas Prof Djo, yang juga merupakan tokoh masyarakat Minangkabau ini. (Lka)

Artikel Terkait