Opini

Kapemtif (Kepemimpinan pemerintahan solutif)

Oleh : luska - Minggu, 08/10/2023 18:04 WIB

Penulis : Djohermansyah Djohan (Guru Besar IPDN, Dirjen Otda Kemendagri, Founder i-Otda)

Kepemimpinan pemerintahan itu selain sebagai ilmu, juga sebagai seni.

Baca juga : Akhir Masa Jabatan

Memilih pemimpin pemerintahan tak bisa dengan cara "kaleng-kaleng". Sekedar mencoblos namanya dalam pemilu. 
Atau hanya lihat populeritas dan ketokohan bapaknya.

Orang harus menyigi dengan teliti seluruh aspek kehidupan sang calon bila mau dapat pemimpin yang efektif, produktif, dan mumpuni.

Siapa dia? Dia harus jadi pengayom dan pelindung seluruh rakyat. Dia harus bisa menyejahterakan, dan mencerdaskan rakyat. Dia harus mampu dalam mengatasi konflik pusat- daerah serta pro otda, dan ikut terlibat menyelesaikan konflik skala regional maupun internasional. 

Bukan hanya janji2 selangit tak didukung oleh prestasi ketika menjabat. Dan, yang terpenting dia wajib memiliki moral tinggi, berintegritas, dan tak pernah melakukan perbuatan tercela.

Kepemimpinan di dunia bisnis, dan militer/polisi tak bisa begitu saja dimainkan di dunia pemerintahan sipil. 
Jika dipaksakan tak pelak lagi kegagalan akan menunggu di depan.

Selain itu,   pengalaman saja tak cukup, apa lagi bila cuma "setahun jagung" mengurus pemerintahan, atau mengurus sektor tertentu saja dalam pemerintahan.
Dia, lebih jauh, perlu ilmu memimpin pemerintahan.

Beda masa, beda pula cara memimpin.  
Setiap masa ada pemimpinnya.
Tak bisa main lanjut-lanjutkan saja apa yang dibuat kepemimpinan petahana tanpa reserve. Mutlak harus ada review lebih dahulu.

Intinya, kepemimpinan pemerintahannya bercorak solutif. Ketika dia datang masalah segudang. Utang sebelit pinggang. Korupsi makin centang perenang. Ekonomi tak berkembang. Daya beli berkurang. Demokrasi makin tak terbilang.

Tapi, ketika dia pulang, segenap masalah tadi hilang. Pamor pemerintahan naik menjadi terpandang.
Wallahualaam...

Artikel Terkait