Opini

Reshuffle Itu Suatu Keniscayaan.

Oleh : Mancik - Minggu, 23/08/2020 21:13 WIB

Ilustrasi Seknas Jokowi.(Foto:Istimewa)

Oleh: Dedy Mawardi*)

INDONEWS.ID - Desas-desus reshuffle kembali ramai digunjingkan. Adalah orang terdekatnya Jokowi yang memulai pukul gong Arief Puyo. Arief Puyo mengatakan bahwa akan ada 17 menteri yang di reshuffle. Istilah Arief Puyo 17 menteri di reshuffle itu sebagai “ganti mesin” di kabinet saat ini.

Belum reda info dari orang terdekat Jokowi itu, naik ke panggung Neta S Pane yang mengaku dapet informasi yang menyatakan Presiden Jokowi akan me-reshuffle 18 menteri, yang dilakukan setelah pergantian Panglima TNI.

Pihak istana buru-buru membantah isu reshuffle yang dilontarkan Arief Puyo maupun Neta S Pane. "Tidak ada reshuffle. Semua menteri fokus dan bekerja keras menghadapi COVID-19 serta pemulihan dan transformasi ekonomi nasional," kata jubir Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman.

Tidak cukup pihak Istana yang membantah, partai politik pendukung Presiden Jokowi pun ikut bicara membantah isu reshuffle kabinet yang diembuskan pentolan IPW Neta S Pane. “Reshuffle muncul dari Presiden, bukan dari pengamat, bukan juga dari partai politik pendukungnya, tetapi dari Bapak Presiden. Dan kami meyakini nanti Pak Jokowi pasti akan melakukan dialog dengan pimpinan parpol," ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Angka 17 dan 18 yang di sampaikan oleh Arief Puyo maupun Neta itu menurut saya adalah jumlah yang lebay dan gak masuk akal bahkan membuat Mensesneg Pratikno terkejut dengan angka 18.

Menurut saya, Kalaupun mau berandai-andai ada reshuffle mungkin hanya 2 ampe 3 orang menteri yang di reshuffle itupun karena ada menteri yang sakit serta masih ada menteri yang sampe sekarang masih tergagap-gagap menjalankan tugas sebagai menteri.

Saya sepakat dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kalaupun muncul reshuffle itu datangnya dari Bapak Presiden. Berarti reshuffle itu adalah suatu keniscayaan, soal siapa yang direshuffle, berapa jumlah dan kapan waktunya hanya Bapak Presiden lah yang tahu.
Monggo Bapak Presiden jika berkenan.......

Merdeka...!!*)

Penulis merupakan Sekjen Seknas Jokowi.

 

 

Artikel Terkait