Nasional

Satgas Covid-19 Tegaskan Adanya Vaksin Bukan Berarti Pandemi Berakhir

Oleh : Ronald - Sabtu, 28/11/2020 15:30 WIB

Menurut Reisa, vaksin berfungsi untuk mencegah penularan virus. Vaksin digunakan untuk menciptakan kekebalan tubuh agar dapat melawan penyakit tertentu. (Foto : ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Satuan Tugas Penanganan Covid-19, melalui Juru Bicaranya Reisa Broto Asmoro menyatakan vaksin bukan solusi total untuk mengenyahkan virus corona. Dia juga meminta masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan bila vaksinasi telah dilakukan.

Menurutnya, vaksin Covid-19 bukan solusi total untuk menghilangkan virus corona. Ia pun meminta masyarakat tertib melaksanakan 3M yakni menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan (3M).

"Datangnya vaksin Covid-19 bukan berarti pandemi berakhir," kata Reisa melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (27/11/2020).

Selain itu, Reisa juga mengajak masyarakat untuk tetap hidup sehat, makan bergizi seimbang, olahraga teratur, tidur cukup.

Menurut Reisa, vaksin berfungsi untuk mencegah penularan virus. Vaksin digunakan untuk menciptakan kekebalan tubuh agar dapat melawan penyakit tertentu. 

Lewat vaksin, sistem kekebalan tubuh secara spesifik untuk melawan penyakit tertentu termasuk Covid-19 akan terbangun. Namun, sistem imun ini membutuhkan pengenalan terhadap jenis-jenis kuman yang bisa menyebabkan penyakit.

Sehingga, apabila di kemudian hari virus atau bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh manusia, maka tubuh sudah siap untuk melawan dan mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan virus atau bakteri itu.

Dengan demikian, kata Reisa, tujuan utama vaksin adalah membuat tubuh mengenal jenis kuman pembawa penyakit dan menjadikan tubuh kebal terhadap penyakit tersebut.

"Jadi saat vaksin masuk ke tubuh kita, prinsipnya pun sama, tubuh kita langsung mendeteksinya sebagai sebuah ancaman infeksi. Maka tubuh kita akan membentuk sistem untuk membuat kekebalan tubuh atau antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit tersebut," ujar Reisa

Ia pun memastikan, vaksin Covid-19 akan melewati proses pengujian yang berlapis sehingga dapat dipastikan keamanannya. 

"Sehingga jika ada virus bakteri atau kuman penyebab penyakit yang masuk, dapat dilawan," katanya.

Sejauh ini, Pemerintah Indonesia sudah meneken kesepakatan untuk pengadaan 143 juta dosis konsentrat vaksin dengan perusahaan farmasi asal Tiongkok, yaitu Sinovac, Sinopharm, dan CanSino dengan masing-masing menyuplai 65 juta dan 15 juta hingga 20 juta konsentrat vaksin.

Saat ini uji klinis tahap ketiga vaksin COVID-19 Sinovac dilakukan tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran sejak Agustus 2020. Hingga kini, ada 1.620 relawan yang mendapatkan suntikan pertama, dan belum ditemukan efek samping dari vaksin.

Selain Tiongkok, Indonesia menjalin kerja sama vaksin dengan perusahaan teknologi G-24 asal Uni Emirat Arab (UAE) pada pertengahan Agustus 2020.

Perusahaan tersebut bakal memasok 10 juta dosis vaksin melalui kerja sama dengan PT Kimia Farma. Selain itu, pemerintah menjalin kesepakatan pengadaaan 100 juta dosis vaksin Covid-19 dengan AstraZeneca. Vaksin tersebut diharapkan mulai dikirim pada kuartal kedua 2021.

Adapun, selama vaksin belum ditemukan, Pemerintah akan terus mengajak masyarakat patuh untuk melaksanakan protokol kesehatan demi memutus rantai penularan corona. Salah satunya dengan kampanye 3M.

"Vaksin terbaik yaitu menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan," ujar Kepala Satuan Tugas Penanganan covid-19 Doni Monardo dalam konferensi pers secara daring pada Kamis (22/10). (rnl)


Artikel Terkait