Nasional

Butir Pemikiran Chappy Hakim soal Air Force Leadership

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 01/01/2021 22:15 WIB

Pemimpin Redaksi Indonews.id Asri Hadi bersama Mantan KSAU, Chappy Hakim (Foto:Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Kepala Staf Angkatan Udara TNI ke-14, Marsekal (Purn) TNI Chappy Hakim kembali membeberkan isi buku karyanya bertajuk "Air Force Leadership" dalam acara Airmen Talk pada Jum`at (1/12/21).

"Pada tahun 1992, saya dapat buku kecil dari United State Force Academy berjudul "Air Force Leadership". Jadi intinya tentang kepemimpinan di angkatan udara dan uraian-uraian singkat yang normatif," kata Chappy dalam pemaparannya.

Pendiri CSE, sebuah Pusat Studi Aviatian Ini mengatakan dalam buku tersebut, intisari yang dapat dipetik adalah soal peran man behind the gun.

"Dari pelajaran dan pengalaman yang saya peroleh, maka saya mencoba merumuskan sebuah bacaan ringan, bacaan populer yang easy reading untuk para perwira angkatan udara terutama, yaitu saya mengutip judul itu, Air Force Leadership," ungkap Chappy Hakim.

Intinya, Chappy menambahkan, leadership itu mempunyai nilai-nilai yang universal. Artinya, pengertian tentang kepemimpinan itu sama di berbagai belahan dunia dan bidang apapun.

"Tetapi mengapa saya memilih air force leadership atau bisa disebut juga air men leadership yaitu kepemimpinan yang bisa diterapkan bagi perwira angkatan udara atau orang-orang yang memegang posisi kepemimpinan di bidang air and space, di bidang penerbangan," pungkas Chappy Hakim.

Tujuannya, Chappy berharap, agar semua warga angkatan udara secara khusus, lebih mudah memahami tentang intisari atau makna kepemimpinan di bidang angkatan udara dan lebih mudah untuk diterapkannya.

"Itu sebabnya, dalam buku ini, saya lebih menekankan tentang bagaimana keseharian seorang perwira angkatan udara dengan lingkungannya dan aktivitas yang digelutinya atau dikerjakannya,"

Misalnya, sebut Chappy, Seorang perwira angkatan udara, selalu melekat dengan wujud pesawat terbang.

Chappy Hakim menyebutkan, sejak semula pesawat terbang diciptakan atau ditemukan oleh Wright Brothers pada 1903, sebenarnya adalah sebuah produk yang dihasilkan dari pemikiraan yang terintegrasi atau yang disebutnya sebagai the integrative way of thinking.

Chappy Hakim melanjutkan, wright bersaudara memadukan tiga hal tentang pesawat terbang antara lain engine power, aerodinamik atau wujud pesawat terbang dan bangunan pesawat terbang atau air craft structure.

Menurut Chappy Hakim, ketiga hal itu merupakan produk, hasil atau juga merupakan achievement dari Wright bersaudara sehingga membuat pesawat itu terbang.

"Nah, seyogianya kita yang sehari-hari kita berkutat dengan pesawat terbang juga bisa menyadar bahwa ternyata kita bisa menerapkan sebuah gaya kepemimpinan yang terintegrasi, juga mengambil pelajaran dari pemikiran terintegrasi dan cara berpikir itu," tutupnya.*(Rikard Djegadut).

 

Artikel Terkait