Sosok

Jejak Alumni UI: Mengenal Budi Arie Setiadi, Anak Kota yang Ngurus Desa

Oleh : Rikard Djegadut - Sabtu, 13/02/2021 14:01 WIB

Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendestrans) Budi Arie Setiadi, S.Sos., M.B.A

Sosok, INDONEWS.ID - Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan melantik wakil menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara Jakarta, Jumat (25/10/2019) lalu.

Para wakil menteri itu ditunjuk Jokowi untuk membantu jajaran Kabinet Indonesia Maju. Salah satu dari mereka adalah alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI).

Ia adalah Budi Arie Setiadi, yang merupakan pendiri dan Ketua Umum Pro Jokowi (ProJo), sebuah organisasi relawan terbesar pendukung Joko Widodo.

Arie, sapaan akrabnya, ditunjuk menjadi Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendestrans).

Sosok Budi Arie

Budi Arie Setiadi atau Budi Arie dan akrab dipanggil Muni oleh teman-teman dekanta, lahir di Jakarta 20 April 1969 adalah Wakil Menteri Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pertama Indonesia.

Selain itu, profesi yang melekat dalam diri Budi Arie adalah sebagai seorang relawan, aktivis sosial, politikus, dan pengusaha.

Dia pun dikenal sebagai pendiri dan Ketua Umum Projo, organisasi relawan terbesar pendukung Joko Widodo.

Pada tahun 2013, menjelang proses Pilpres 2014, PDIP masih memiliki wacana untuk kembali mencalonkan Megawati, dengan beberapa pilihan Cawapres, antara lain Joko Widodo.

Namun suara akar rumput lebih menginginkan adanya calon presiden baru dan dilakukannya proses penyegaran figur calon presiden. Projo terlibat dalam mengumpulkan suara dari akar rumput untuk pencalonan Jokowi.

Saat ini, PROJO sudah berkembang dan hadir di seluruh Provinsi di Indonesia. Peran ini terulang kembali dalam Pemilu 2019. Projo mendukung pendaftaran kembali Joko Widodo sebagai calon presiden 2019.

Setelah pertentangan mengenai siapa figur yang pantas, Jokowi akhirnya memilih Ma`ruf Amin. Projo menyatakan mendukung siapapun calon pendamping yang dipilih Jokowi

Budi memulai pendidikannya di SD Marsudirini Koja, Jakarta dan melanjutkan pendidikan lanjutan di SMP Marsudirini Koja Jakarta.
Ia kemudian melanjutkan sekolah lanjutan atas di SMA Kolose Kanisius Jakarta pada tahun 1988.

Selulus SMA, dia diterima di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI dan lulus pada tahun 1996. Budi Arie menyelesaikan studi paska sarjana di Managemen Pembangunan Sosial Universitas Indonesia, lulusan tahun 2006.

Wamendestrans Budi Arie Setiadi bersama teman-teman alumni FISIP UI antara lain Pemred Indonews.id Asri Hadi dan Wartawan Senior Alex Dungkal 

Aktif Berorganisasi

Sosok Budi juga dikenal aktif berorganisasi. Sejumlah jabatan pernah dipercayakan kepadanya.

Pada tahun 1993-1994, dia juga aktif di bidang kemahasiswaan dengan menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Suara Mahasiswa UI.

Arie juga tercatat pernah memimpin gerakan mahasiswa sebagai Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FISIP UI 1994 dan Ketua Presidium Senat Mahasiswa UI pada periode 1994/1995.

Budi juga menjadi Ketua Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) Jakarta pada 1998-2001 dan mendirikan Gerakan Sarjana Jakarta (GSJ) dan Masyarakat Profesional Indonesia (MPI).

Pada era reformasi 1998, bersama aktivis mahasiswa dan alumni UI, Budi juga memprakarsai lahirnya Keluarga Besar (KB) UI.

Saat reformasi bergejolak 1998, ia menginisiasi dan mendirikan surat kabar yang kritis dengan nama "BERGERAK" pada tahun 1998. Bersama wartawan Tempo yang baru saja dibredel, ia aktif mengelola mingguan Media Indonesia pada tahun 1994-1996.

Selanjunya bersama beberapa seniornya, ia ikut menjadi bagian awal dari berdirinya Mingguan Ekonomi Kontan. Budi menjadi jurnalis Kontan dari tahun 1996 hingga 2001.

Sebagai politikus, Budi Arie menjadi Kepala Balitbang PDI Perjuangan DKI Jakarta pada 2005-2010 dan juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta.

Sebagai politikus, Budi Arie pernah menjadi Kepala Balitbang PDI Perjuangan DKI Jakarta (2005-2010) dan juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta.

Ia kemudian mendirikan PROJO, kelompok relawan darat terbesar pendukung Joko Widodo, sejak Agustus 2013. PROJO kemudian berjuang mengumpulkan aspirasi pencapresan Jokowi.

Hal itu dilakukannya sebelum dideklarasikan PDIP secara resmi, melawan arus pencapresan Megawati dengan wakil presiden Jokowi yang ramai saat itu, dan akhirnya Jokowi berhasil menjadi Presiden Ketujuh Republik Indonesia.

Dia kemudian mendirikan Projo pada Agustus 2013. Selain menjadi Ketua Umum Projo, saat ini Budi Arie juga menjadi Dewan Penasihat ILUNI UI.

Wamendestrans Budi Arie Setiadi bersama Pemred Indonews.id Asri Hadi

Anak Kota yang Diminta Ngurus Desa

Budi Arie Setiadi ramai diperbincangkan media masuk ke dalam lingkaran istana, setelah ia resmi dilantik bersama ke-11 wakil menteri lainnya.

Sebagai pembantu dari Iskandar Halim sang menteri, Budi didapuk sebagai Wakil Menteri Kementerian Desa Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia dalam lima tahun ke depan.

Selepas pelantikan, Budi menyatakan isu seputar pedesaan, bahwa aspek demografi diiringi skala prioritas dalam membangun desa yang maju dinilainya akan berdampak bagi kemajuan bangsa, terutama saat pembangunan dimulai dari daerah pinggiran, ungkapnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (25/10/2019).

Ia juga mengomentari terkait wabah corona yang merabak pada wal quatal kedua di RI. Menururutnya babah Corona virus deseases 2019 atau covid-19 memang ikut mempengaruhi program kerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendestrans).

Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani memangkas anggaran kementerian hingga tinggal sepertiga dari semula, namun tidak termasuk dana desa karena merupakan komitmen Presiden Joko Widodo.

Akibat wabah Covid-19, ada realokasi terhadap dana desa, di antaranya untuk bantuan tunai bagi warga desa terdampak Covid-19 dan upaya pencegahan penyebaran virus mematikan tersebut.

Budi Arie Setiadi menyebut dana desa tetap digulirkan tanpa pemangkasan agar pereknomian di desa tetap dapat berputar.

"Dana desa tidak dikurangi, hanya dilakukan realokasi terkait Covid-19. Presiden punya komitmen dana desa harus tetap sampai desa. Fungsinya menjaga daya beli masyarakat desa. Jadi tidak bisa dihilangkan," ujar Budi Arie dalam sebuah wawancara khusus seperti dikutip Tribunnetwork, Jakarta, Kamis (16/7/2020).

"Pemangkasan anggaran akibat Covid-19 ini gila-gilaan. Bu Sri Mulyani (Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati) memangkas semua pengeluaran yang dianggap berat untuk dieksekusi," katanya.

"Kami di Kemendestrans dipotong hingga tinggal sepertigaan, tentu tidak termasuk dana desa ya. Prinsipnya, kalau desanya maju, pasti Indonesia maju. Nggak mungkin Indonesia maju tanpa desa yang maju," tambah Budi Arie.

"Di republik ini ada 74.953 desa yang harus kami sentuh secara baik karena memang desa ini adalah harapan kita. Singapura itu saat ini pertumbuhan ekonominya anjlok jadi minus 12 persen karena nggak punya desa," tutupnya.

Profil Singkat:

Nama : Budi Arie Setiadi, S.Sos., M.B.A
Lahir : Jakarta, 20 April 1969
Profesi : Politisi, Jurnalis, Aktivis
Jabatan : Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia ke-1
Agama : Kristen Protestan

Pendidikan

Magister Manajemen Pembangunan, Universitas Indonesia, 2006
FISIP, Universitas Indonesia, 1996
SMA Kolese Kanisius, Jakarta Pusat, 1988
SD Fons Vitae Marsudirini 1, Jakarta

Perjalanan Karir

Wakil Menteri Desa Tertinggal dan Transmigrasi RI, Kabinet Indonesia Maju, 2019-2024
Ketua Tim Relawan Projo, 2013-2019
Kepala Balitbang & Wakil Ketua DPD Jakarta, PDI Perjuangan, 2005-2010
Jurnalis, Majalah Kontan, 1996-2001
Jurnalis, Bergerak, 1998-2001
Jurnalis, Media Indonesia, 1994-1996.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait