Oleh Zaenal Abidin
Jakarta, INDONEWS.ID - Sangat wajar seorang presiden menginginkan penerusnya melanjutkan visi misinya dikemudian hari. Istilah politik praktis harus tegak lurus alias Samina Wa Athona kata para santri. Betapa memilukan kalau sampai penerusnya memangkrakkan pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan dan akan berjalan tetapi masa tugasnya keburu berakhir.
Sayangnya keinginan dan komunikasi politik tidak semudah membalikkan tangan, apalagi bandul politik tidak bisa digenggam sendirian, ada poros lain yang belum tentu seiring sejalan. Apalagi tidak ada teman sejati di perpolitikan, yang sejati cuma kepentingan. Siapa dapat apa dengan cara apa dan momentumnya pas.
Samina Wa Athona alias tegak lurus ini yang menyebabkan elektabilitas para calon presiden yang muncul itu itu aja, Ganjar dan Prabowo pengikut paham tegak lurus serta Anies yang di cap antimainstream atau antitesis. Pro keberlanjutan versus Pro perubahan.
Suasana suam suam kuku kebatinan kini sedang mengaduk aduk emosi dan perasaan para relawan Jokowers. Bantu Ganjar apa hinggap di Prabowo? Relawan Pospera yang di komandani Adian Napitupulu ada di kubu Ganjar, relawan Projo yang di gawangi Budi Arie lebih memilih merapat ke Prabowo. Padahal di dua kubu sama sama diisi anak anak aktivis 98.
Ojo kesusu jangan terburu buru beri dukungan kata presiden terhadap para pengikutnya. Tunggu saat yang tepat, nah saat yang tepat itu kapan, sekelas partai politik yang punya segala galannya saja dibuat bingung dan saling sindir awur awuran, gimana dengan relawan yang punya keterbatasan disemua lini. Telat masuk kalah sama relawan baru yang terus merangsek ke jantung tim pemenangan, terburu buru juga takutnya telunjuk presiden tidak mengarah kepada kandidat yang mereka mau.
Cara paling aman ya mengikuti gaya politik dan komunikasi presiden Jokowi, terus berkomunikasi dan bermesraan dengan kedua kandidat, baik Ganjar dan Prabowo. Relawan GK melakukan itu, satu kaki mereka bentuk relawan pembela Ganjar, kaki lainnya ada di kubu Prabowo.
Sambil nunggu sidang MK soal status Gibran, atau hati Emak Banteng yang akhirnya ikhlas mem persandingan kan Ganjar jadi wakilnya Prabowo, sehingga para relawan bisa kumpul menikmati kenduri kebersamaan lagi