Nasional

GP Jamu Peringati Hari Jamu Nasional Ke 13 di Tengah Pandemi

Oleh : luska - Kamis, 27/05/2021 14:48 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Hari Jamu Nasional Ke 13 saat itu diresmikan di Istana Negara Pada 27 Mei 2008. Acara yang digelar secara daring karena masih dalam suasana pencegahan pandemi Covid-19, bersamaan dengan Rakernas GPJamu pada tahun 2021.

Thema yang diusung adalah Memasyarakatkan Jamu Untuk Menyehatkan Masyarakat, dengan harapan Jamu bisa masuk ke Rumah Sakit dan melalui resep dokter.

Sambutan awal oleh Dwi Ranny Zarman selaku Ketua Umum GP Jamu, mengatakan "tujuan diadakan peringatan hari Jamu Nasional ini agar bisa mendorong pemerintah baik Kementerian Kesehatan maupun  Badan POM, serta pihak terkait agar mempromosikan, menyosialisasikan Jamu kepada masyarakat agar mengonsumsi, karena jamu menjadi bagian budaya bangsa Indonesia. Oleh karenanya PR kita sebagai pengusaha agar terus langgeng tidak mudah, namun harus berkometmen kepada pihak terkait antara lain:
1. Kepada Karyawan sebagai Aset Perusahaan
2. Pemasok, sebagai penyedia bahan baku, kemasan
3. Distributor, selaku penyalur barang kita hingga sampai end user
4. Konsumen, bisa menjamin kegunaan secara aman karena ada riset dan pengembangannya
5.Gaya hidup, komitmen pada diri sendiri

Keynote speaker Rakernas GP Jamu adalah Penny Lukito selaku Ketua Badan POM, mengatakan dalam memasyarakatkan jamu yang perlu ditegaskan kembali adalah konsep ABG ( Akademi,Dunia Usaga,Pemerintah) ditambah Community atau masyarakat. Ia menguraikan Akademik dilibatkan dalam penelitian ilmiah, Bisnis adalah pelaku usaha bidang Jamu dan Obat Tradisional yang menjaga kualitas,keamanan dan kegunaan produk jamu yang dihasilkan untuk kesehatan konsumen, Government yaitu pemerintah dalam hal ini BPOM yang mempermudah perijinan, birokrasi sertifikasi, dan membantu UMKM dalam era digital. Ia menambahkan masyarakat atau komunitas harus juga di edukasi agar melek literasi konsumsi jamu yang sehat. Penny Lukito juga menegaskan bahwa dalam mendukung implementasi UU Cipta Kerja, maka lembaga yang dipimpinya telah mengeluarkan peraturan tentang kemudahan perijinan dengan melihat tingkat resiko. Ia menklaim ada penambahan 131%   produk jamu dan obat tradisional baru,yang sudah release  perizinannya.

Keynote speaker ke dua Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi dibacakan secara tertulis oleh Oscar Primadi Sekjen Kementerian Kesehatan RI menerangkan hasil riset 31,4 % masyarakat menggunakan ramuan tradisional dan 12,9 % meramu secara sendiri sendiri. Kementerian Kesehatan mengapresiasi situasi ini terutama dimasa pandemi Jamu masih menjadi pilihan masyarakat, karena secara turun temurun sudah digunakan sebagai warisan budaya dari nenek moyang kita. Maka  Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional berpeluang untuk menjaga kesehatan mengurangi efek samping, penggunaan obat kemoterapi dll. Sehingga perlu menyuarakan  promotif dan preventif kepada masyarakat, utamanya terhadap iklan yang merugikan kesehatan konsumen. Harapan Kemenkes  GP Jamu lebih produktif dan berperan mendorong Pemerintah terkait menyehatkan masyarakat dengan ramuan dari kekayaan alam domestik.

Nara sumber lainnya adalah Plt. Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Arianti Anaya, banyak menerangkan tentang Perizinan Berusaha Sektor Kesehatan, Obat, Dan Makanan ( PP No. 5/2021) dalam upaya Pembinaan terhadap Pelaku usaha di bidang Obat Tradisional,  termasuk sosialisasi perizinan IOT,IEBA,UKOT,OMOT yang bekerjasama dengan Dinkes Provinsi dalam rangka peningkatan kepatuhan perizinan.

Acara selanjutnya pelaksanaan  rakernas  dipimpin Rusdiyanto selaku Sekjen GPJamu, dengan dengar pendapat masing-masing Komisi yang ditunjuk untuk disahkan pendapat mereka.
Sebagai penutup Thomas Hartono selaku Dewan Pembina  GP Jamu mengatakan, bahwa Rakernas ini telah quorum sekitar 90 % diwakili oleh DPD seluruh Ibdonesia. (Lka)

Artikel Terkait