Nasional

EURO 2020: Spanyol

Oleh : Rikard Djegadut - Sabtu, 19/06/2021 17:32 WIB

Reinhard R. Tawas

Oleh: Reinhard R. Tawas, penulis buku

"Yo soy español, español, español !"

Bola, INDONEWS.ID - Ingat teriakan ini? Mungkin tidak. Tapi karena ada di Youtube, gaungnya jadi tanpa akhir. Ya, itu yang diteriakkan fans Spanyol di Euro 2008, World Cup 2010 dan Euro 2012, ketika La Furia Roja (the red fury) menjuarai ketiga-tiganya - tiga kemenangan kelas tertinggi berturut-turut yang tidak ada duanya.

Teriakan penyemangat ini makin terkenal ketika Niall Horan dan One Direction menyanyikannya dengan nada lagu terkenal mereka "One Thing" di Madrid pada sebuah show mereka tahun 2013 yang dihadiri puluhan ribu penonton.

Español /espanyol/ memang huruf pertamanya ditulis dengan huruf kecil kecuali jika membuka kalimat.

"Yo también soy español" Saya juga Spanyol. Maksud saya saya pegang Spanyol di Euro 2020 ini. Kebanyakan pakar (saya bukan) pegang Prancis, Jerman, Italia dan ada juga Inggris.

Tapi seperti halnya Rob Huhges, pakar sepakbola yang menulis untuk International Herald Tribune (IHT) dulu, banyak yang suka salah karena mereka sebagai fans juga sering menyisakan keberpihakan di hati mereka yang tanpa sadar mempengaruhi prediksi mereka.

IHT adalah edisi internasional New York Times yang terbit di Paris. Jadi paling aman sebenarnya dalam hal pegang siapa di Euro 2000 ini, lihat saja "betting odd"nya perusahaan-perusahaan taruhan karena pakar-pakar mereka murni melakukannya tanpa perasaan tapi berdasarkan data dan simulasi komputer.

Bet365 yang dikutip Telegraph menempatkan Prancis teratas disusul Inggris, Belgia, Italia, Portugal dan Spanyol hanya di tempat ke-6, diikuti Jerman, Belanda, Kroasia dan Denmark.

Seperti halnya notifikasi Bet365 menyatakan bahwa prediksi mereka bisa berubah, maka saya juga maunya begitu. Nomor 6 pindah ke nomor 1 dengan harapan N`Golo Kanté bermain di bawah form.

Saya secara spesifik menyebut namanya sebagai pengakuan bahwa dia lah pemain Prancis yang bisa menentukan performa tim Prancis, seperti yang sudah dibuktikannya ketika tim semenjana Leicester City menjuarai Liga Premier Inggris dengan penguasaan lapangannya yang tidak tertandingi.

Ini dibuktikan lagi dengan Chelsea ketika menaklukkan Pep Guardiola dan Manchester Citynya yang lebih favorit menurut para pakar dan beberapa perusahaan taruhan di ajang Liga Champions UEFA Mei lalu. Ajang Euro 2020 ini bisa menjadi tempat pembuktiannya kembali.

Spanyol baru main sekali melawan Swedia dan hasilnya mengecewakan. Meskipun unggul dalam penguasaan bola tapi tumpul di depan.

Alasannya lawan parkir bus. Tidak ada bus di dalam lapangan ketika pertandingan berlangsung. biasanya Minggu pagi ini La Furia Roja akan bertemu Polandia dengan strikernya yang membuat ciut hati lawan - Robert Lewandowski.

Jika defense dan kiper Spanyol lengah tiba-tiba bola sudah membentur sudut jaring kiper, bagian yang paling dicecar Lewandowski, yang membuktikan akurasi tembakannya.

Penulis melihat video yang dirilis Bundesliga. Video tersebut membahas 40 gol LewanGOALski yang menyamai capaian bomber Gerd Muller dalam semusim hampir 50 tahun yang lalu.

Video itu diproduksi sebelum gol ke-41nya yang mengakhiri rekor Ger Muller, dan entah kapan bisa ada yang melampaui. Defense dan Kiper Spanyol harus ekstra hati-hati dengan kaki kanan Lewandowski karena dari 40 gol tersebut, 31 dibuat dengan kaki kanannya yang kuat.

Bukan berarti kaki kirinya mati - ada empat gol dihasilkan kaki yang bisa menipu ini. Dan dengan tinggi 185 cm, reaksi lompatan vertikal yang cepat dan tinggi, kepalanya menghasilkan lima gol. Saya percaya Luis Enrique sudah mempelajari vdeo ini.

Tapi Spanyol jangan lengah karena Paolo Sousa pasti sudah menyiapkan Arkadiusz Milik atau salah satu forward mereka memanfaatkan ruang terbuka yang di tinggalkan defense Spanyol yang sibuk dengan Lewandowski.

Dan asalkan Alvaro Morata dan Feran Torres ( jadi teringat Fernando Torres) mendapat cukup suplai bola, Spanyol menang.*

 

 

Artikel Terkait