Nasional

Pengeliling Bumi Pertama Enrique Maluku

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 27/08/2021 11:21 WIB

Buku Enrique Maluku karya Helmy Yahya dan Reinhard R Tawas (Fot: Ist)

Oleh Reinhard R. Tawas

Jakarta, INDONEWS.D - Enrique Maluku, bukan Juan Sebastian de Elcano, Manusia pertama yang mengelilingi bumi. Dan dia adalah orang Indonesia. Ferdinand Magellan yang memulai dan memimpin pelayaran Armada de Maluco menuju Maluku tidak menyelesaikan pelayaran pertama keliling bumi ini karena ia tewas di Mactan, Filipina. Pelayaran diteruskan oleh Sebastian de Elcano kembali ke Spanyol.

Magellan adalah orang Portugal, de Elcano Spanyol. Pelayaran dibiayai oleh Raja Spanyol ketika itu Carlos I. Sebagian orang Portugal dan Spanyol biasanya berselisih tentang siapa yang paling berjasa sehingga pelayaran yang menjadi tonggak sejarah transportasi ini terwujud. Tapi dalam rangka memperingati lima abad peristwa menakjubkan ini mereka bekerjasama.

Memperingati 500 tahun pelayaran Armada Maluku mengelilingi dunia, pemerintah Spanyol dan pemerintah Portugis merayakannya dengan berbagai acara yang dipusatkan di Sevilla - kota tempat Magellan yang dibantu Enrique Maluku mempersiapkan perjalanan yang sangat ambisius tapi sangat penting sebagai alternatif mencapai Maluku dari jalur Barat, menyeberangi Samudera Atlantik dan sebuah perairan yang belum diketahui seberapa besar ketika itu yaitu Samudra Pasifik.

Di Madrid peringatan ini berlangsung di Museum Angkatan Laut Spanyol. Peringatan ini berlangsung 20 September 2019 sampai 6 September 2022. Pelayaran Armada Maluku di mulai 20 September 1519 dari Sanlucar de Barrameda dan kembali 6 september 1522. Kegiatan ini diresmikan oleh Raja Felipe VI Spanyol.

Di sekolah dulu kita belajar sejarah bahwa manusia pertama yang mengelilingi bumi adalah Ferdinand Magellan (Fernao Magallhaes – Portugis, Fernando Magellan – Spayol) pada tahun 1521. Dengan terbunuh di Mactan, Filipina pada tanggal 27 April 1521, Magellan belum melengkapi “circumnavigation of the globe”.

Perjalanannya terdahulu yang paling jauh ke arah timur Nusantara hanya sampai di Brunei. Dengan begitu Magellan belum lengkap mengitari lingkaran bumi sebulat 360%. Brunei terletak di garis bujur timur (longitude) 114˚40`, sementara Mactan berada di 123˚58`. Masih ada selisih 9˚18’. 9˚18’. Jika diukur persis di garis ekuator masih kurang 1035,28 km (40.075,2 km / 360 x 9,3).

Sebastian de Elcano yang melanjutkan misi Magellan melengkapi “circumnavigation of the globe”nya pada 6 September 1522 bersama 17 orang awak kapal yang tersisa. Di antara 17 orang tersebut ada Antonio Pigafetta, seorang avonturir kaya asal Italia yang menulis buku tentang perjalanan paling bersejarah ini.

Cover buku Enrique Maluku dan Penulis Reinhard R. Tawas

Informasi tentang perjalanan ini adalah buku tulisan Antonio Pigafetta yang ada tersimpan di perpustakaan Universitas Yale. Terjemahan Bahasa Inggrisnya tersimpan di Boston Public Library sejak 1906 setelah James Alexander Robertson menerjemahkannya untuk para mahasiswa yang mempelajari sejarah kolonial Spanyol dan diterbitkan sebagai buku.

Selain itu sumber informasi tentang pelayaran manusia yang paling menakjubkan ini adalah laporan yang ditulis oleh Maximillianus Transylvanus yang mewawancarai sisa-sisa anak buah Magellan yang selamat kembali ke Spanyol. Laporannya dicetak tahun 1523 dengan judul “De Moluccis insulis”. Transylvanus adalah pembantu Kaisar Tahta Suci Roma Charles V (1519 – 56) yang dirangkap oleh Raja Spanyol Charles (Carlos) I (1516 – 56).

Di catatan keliling dunianya, Pigafetta menulis bahwa Magellan dibantu oleh seorang asisten asal Sumatra yang dipanggil Enrique de Malacca atau Enrique El Negro (Enrique HITAM, mengacu kepada WARNA KULITNYA). Maximillianus Transylvanus menyebutnya Enrique de Moluccis (Enrique dari Maluku). Pigafetta menulis Magellan berhasil meyakinkan Raja Carlos I Spanyol untuk membiayai perjalanannya karena datang ke hadapan raja dengan membawa serta Enrique Maluku yang cerdas dan membuat raja terpesona.

Ferdinand Magellan berangkat dari Sanlucar de Barrameda 20 September bersama 237 pelaut dari berbagai kebangsaan. Mereka terbagi ke dalam lima kapal yaitu kapal utama “Trinidad” yang membawa Magellan, Pigafetta dan Enrique Maluku, “San Antonio,” “Concepción,” “Victoria,” dan “Santiago.”

Selama lebih dari 400 tahun tidak ada orang yang berpikir tentang kemungkinan bahwa Enrique Maluku ini lah yang pertama kali mengelilingi bumi. Tahun 1958 seorang novelis Malaya Harun Aminurrashid mengklaim bahwa Enrique Maluku lah pengeliling dunia yang pertama dan dia adalah orang Malaya (Malaysia baru ada 1963).

Ia menulis novel pelayaran `Panglima Awang` gelar yang diberikannya untuk Enrique Maluku. Ini tentu dengan catatan bahwa setelah ditinggal di Cebu oleh de Elcano, dia kembali ke kota Malaka. Harun Aminurrashid mengatakan bahwa Enrique Maluku adalah orang Malaya yang berasal Sumatra.

Carlos Quirino – pakar sejarah dan penulis Filipina – pada tahun 1980 mengklaim bahwa Enrique Maluku ini orang Filipina, hanya dengan argumentasi bahwa dia bisa langsung berkomunikasi dengan penduduk asli ketika sampai di Cebu. Padahal catatan Pigafetta jelas-jelas mengatakan bahwa Enrique Maluku hanya bisa berkomunikasi dengan bahasanya (pastinya Melayu) dengan Raja Humabon, penguasa Cebu.

Sebagai seorang raja, beliau pasti mendapat akses untuk belajar bahasa Melayu baik secara langsung atau melalui guru. Ketika itu bahasa Melayu adalah bahasa internasional yang dipakai secara luas dari Madagascar di Afrika sampai Pulau Easter di Samudra Pasifik. Ia berasumsi bahwa bahwa Enrique Maluku diculik oleh perompak dan dijual sebagai budak ke Sumatra dan dijual lagi ke Malaka.

Tahun 2002 penulis Filipina Carla Pacis menulis novel tentang Enrique Maluku dengan judul julukan Spanyolnya – Enrique el Negro, berdasarkan argumentasi Quirino. Malah ketika itu direncanakan akan dibuat filemnya sekalian.

Magellan sudah menpersiapkan perjalanan-keliling-dunianya ke arah Barat, ke Maluku dan balik kembali ke Spanyol dengan matang. Ia perlu sorang yang paham betul tentang Nusantara dan terutama Maluku. Yang ia perlukan adalah orang yang paham akan Maluku untuk menjadi asistennya dan itu ada pada diri Enrique Maluku.

Ada dua versi bagaimana Magellan mendapatkan Enrique Maluku. Versi pertama: Tahun 1511 ketika armada Portugis yang dipimpin Alphonse D’Albuquerque menaklukkan Malaka, dan Magellan adalah salah satu komandannya, mereka mendapatkan 3000 budak dari berbagai suku di Nusantara yang ditinggalkan oleh raja Malaka Sultan Mahmud.

Kenapa dia memilih Enrique Maluku yang ketika itu berusia sekitar 18? Bukan hanya karena dia cerdas, bisa berbagai bahasa, tapi juga karena berasal dari Maluku. Tempat yang dulu diidam-idamkan oleh orang Eropa yang menyebutnya “Spice Islands”.

Versi kedua: Magellan mendapatkan Enrique Maluku dari Francisco Serrao di Sumatra sebelum penyerangan ke Malaka. Serrao adalah “Resident Officer” Portugis di Maluku yang tugasnya mengumpulkan rempah-rempah untuk dibawa ke Goa di India. Tentang bagaiman Enrique Maluku disebut orang Sumatra, ketika itu “menjadi” orang Sumatra di Malaya bisa mengangkat gengsi. Perlu diketahui bahwa selama berabad-abad Malaya berada di bawah perlindungan Sumatra (Sriwijaya).

Penulis sejarah Angkatan Laut Martin Fernandiz de Navarette (1765 - 1844) dalam bukunya berjudul "Koleksi Perjalanan dan Penemuan Orang-orang Spanyol Mulai Akhir Abad XV" volume iv, bab xv halaman 85 dengan sub-judul "Del Esclavo de Magellan" (budak Magellan) menyebut Enrique berasal dari Maluku atau Sumatra. Buku ini terbitan Imprenta Nacional, Madrid 1837. Copy aslinya tersimpan di University of Wisconsin -Madison.

Satu argumentasi lagi yang mendukung teori ini adalah Pigafettta selama perjalanannya menulis sebuah kamus bahasa-bahasa yang dijumpainya selama perjalanan. Dari 460 kata yang ada di kamusnya hanya 160 kata yang bukan bahasa Melayu. Dia dibantu Enrique Maluku yang sekapal dengannya selama 18 bulan.

Di antara kata-kata yang dikumpulkannya banyak yang berasal dari Maluku seperti diakui Pigafetta. Enrique Maluku tidak mengikuti rombongan de Elcano kembali ke Spanyol. Menurut catatan versi Spanyol ia tewas di Cebu, sesuatu yang rasanya tidak karena ia bersahabat dengan Rajah Humabon. Yang paling mungkin adalah dia ditinggalkan di Cebu.

Penulis Malaysia tadi berasumsi bahwa ia kembali ke Malaka dan melengkapi “circumnavigation of the globe” atau pulang ke Sumatra. Mungkin juga ia kembali ke Maluku karena lebih dekat.

Apapun itu, karena ia berasal dari Maluku, ia sudah melengkapi perjalanan keliling dunianya karena Mactan berada di garis bujur timur 123°58`, sedangkan Ambon berada di 128°12`. Cerita besar ini saya ringkas dari buku Pengeliling Bumi Pertama Enrique Maluku, yang saya tulis bersama Helmy Yahya. dan sudah terbit dua kali, jilid 1 dan 2. Di jilid 2 ada tambahan dua bab hasil research langsung di Spanyol November 2015.

Artikel Terkait