Opini

Selamat Ulang Tahun Pak Jokowi

Oleh : luska - Senin, 21/06/2021 19:40 WIB

Oleh: Kepra (Warga Masyarakat)

Pak Jokowi, semoga Bapak selalu sehat dan dalam lindungan Yang Maha Kuasa. 

Sesekali boleh njih Pak saya cerita ngalor ngidul sama panjenengan. Semoga panjenengan sempat membacanya. Seandainya tidak sempat juga tidak apa-apa. Saya yang bukan siapa-siapa saja kadang tidak sempat buka WA. Apalagi panjenengan yang agendanya padat. Semoga seluruh tim Bapak sangat membantu meringankan tugas-tugas panjenengan. Kalau ada yang malah mung ngrusuhi, atau dalam  bahasa gaulnya cuma bikin rempong 

doang, ya apa mau dikata. Hal-hal semacam ini memang ada dalam sebuah organisasi kerja. Semoga di tim Bapak yang seperti ini sedikit saja. Syukur-syukur malah tidak ada sama sekali.

Cerita saya begini Pak. Sudah mulai sebelum jaman milis, bila ada teman yang ulang tahun, saya selalu menyampaikan template ucapan selamat seperti ini:
"Selamat ulang tahun ya. Sehaaaat teruuuuzzz, happy2 teruuuuzzz dan semakin tajiiiiiir mandraguna". Sehat, bahagia lahir batin dan hidup berkecukupan tentu harapan saya ke pada teman2 dan sahabat2 saya yang berulangtahun. Harapan yang rasanya 

tidak akan mengecewakan yang berulangtahun. Siapa yang tidak ingin seperti itu.

Sesekali template ini tidak saya pakai kalau yang ulang tahun adalah senior saya. Entah senior semasa remaja, semasa kuliah bahkan di masa kerja. Rasanya kurang pas ucapan gaul gaya era 80an ini untuk yang bersangkutan.  Untuk saya, senior itu bukan soal usia saja. Ia bisa lebih muda dari saya, tapi saya tuakan karena segala yang melekat pada dirinya membuat saya tidak bisa, atau tidak sanggup, atau tidak pas menyampaikan template ucapan yang sangat informal di atas. Hal ini yang membuat saya tidak bisa menyampaikan template ucapan ini ke panjenengan. Lho? Kenapa? 


Begini Pak. Panjenengan adalah Presiden RI. Senior saya. Mosok saya menggunakan kata-kata: teruuuuzzz, happy2, tajiiiiiir mandraguna. Sok akrab sekali ya saya. Lagi pula tidak pada tempatnya saya menyampaikan harapan ke pada seorang Presiden dalam masa jabatannya untuk menjadi semakin tajiiiiiiir mandraguna. Ini bahasa gaul Pak. Artinya, semakin kaya raya. Harapan yang tidak pas dan tidak proporsional bila ditujukan pada seorang Presiden, termasuk pada keluarga dan kerabat dekatnya. Karena alasan keberadaan seorang Presiden di manapun di seluruh dunia adalah untuk menghadirkan kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakatnya. Bukan untuk jadi kaya raya. Nyuwun sewu Pak. 

Saya lebih sreg menggunakan diksi "masyarakat" ketimbang "rakyat". Karena bagi saya, di kata "masyarakat" itu ada keberdayaan dan kesetaraan dalam hak dan kewajiban.

Jadi di hari bahagia ini perkenankan saya menyampaikan: "Selamat Ulang Tahun Pak Jokowi. Semoga dikarunia usia panjang yang bermanfaat, selalu sehat dan bahagia lahir batin, semakin kaya dalam karya pengabdian tanpa pamrih dan bersama keluarga selalu berada dalam lindungan Yang Maha Kuasa".

Harapan saya panjenengan tetap sederhana, tetap apa adanya dan tetap punya keberpihakan pada kepentingan orang banyak, serta selalu kuat dan 

tegar menjaga hajat hidup orang banyak dari para penikmat bancakan tumpeng  sumber daya negara.

Kadang saya merasa trenyuh kalau membayangkan betapa sulitnya panjenengan beraksi laiknya seseorang yang berjalan di atas seutas tali baja yang terbentang dari satu gedung tinggi ke gedung tinggi lainnya. Betapa sulitnya menjaga keseimbangan di ketinggian. Ada angin kencang, tali baja yang kecil dan licin, perlu ketahanan fisik, harus fokus dan percaya diri, adalah tantangan yang harus dilakoni. Dan itu semua masih harus berlandaskan pada soliditas, kredibilitas dan integritas tim pendukung. Sementara itu para penonton mendoakan panjenengan selamat 

sampai tujuan. Walau ada juga yang mengharapkan panjenengan tergelincir, jatuh dari ketinggian tanpa jaring pengaman di bawahnya.

Secara pribadi, karena tidak punya hak untuk mengatasnamakan siapapun, hari ini boleh dibilang saat yang pas untuk saya juga mengucapkan terima kasih atas semua apa yang Bapak telah lakukan sebagai Presiden RI. 

Banyak hal yang membuat saya sampai hari ini secara moral mendukung Bapak. Salah satunya adalah tekad dan keberanian Bapak memprioritaskan pembangunan infrastruktur. Saya bukan seorang ahli. Saya orang biasa. Tapi dari literatur-literatur yang saya baca, dari berbagai referensi yang saya tonton, dan dari pengalaman saya sebagai tukang jalan-jalan, saya meyakini bahwa infrastruktur memajukan peradaban. Semoga Bapak selalu beroleh kekuatan untuk menjaga setiap keping uang yang digelontorkan dalam pembangunan infrastruktur agar selalu tepat sasaran dan tepat manfaat.

Saya juga berterima kasih atas keberanian-keberanian Bapak yang lain. BBM satu harga adalah wujud bahwa setiap orang Indonesia berhak menikmati kesejahteraan dan keadilan yang sama. Di manapun ia berada. Tidak hanya dalam soal ekonomi. Dalam semua sendi kehidupan sosial bermasyarakat, Bapak sudah menunjukan juga sikap dalam menjujung kebhinnekaan. Baik dalam 

menjamin kebebasan berkeyakinan, mendukung kebebasan berekspresi, juga memberi peluang sangat luas bagi media (baik media konvensional maupun media baru)  untuk menjadi alat kontrol sosial. Yang kesemuanya ada dalam koridor NKRI yang berlandaskan pada Panca Sila dan UUD 45. 

Tentunya semua itu masih jauh dari sempurna. Banyak pekerjaan rumah bangsa yang belum terselesaikan. Ditambah dengan pandemi Covid 19, semua-semuanya jadi semakin "berabe". Serba salah. Tapi saya percaya panjenengan sudah punya kiat-kiat dan jurus-jurus jitu untuk mengatasi berbagai problema dan dilema bangsa saat ini. Panjenengan telah membuktikannya di waktu-waktu yang lalu. Ibarat tim sepakbola, serangan balik panjenengan malah sering membuahkan gol.

Mekaten Pak Jokowi. Tidak bermaksud "njangkar" pada panjenengan, ijinkan saya menyampaikan kado pada Bapak. Tidak berupa benda, tapi berupa pemikiran dalam benak saya, yang ingin saya sampaikan ke Bapak sebagai urun rembug saya sebagai warga masyarakat. Menurut saya, ini kado yang pas buat seorang Presiden.

Pemikiran ini soal: 3C Yang Menghancurkan Bangsa. 3Cnya kata dalam bahasa Inggris Pak. 3C yang harus disikapi dengan sungguh-sungguh sebagai musuh utama negara. 3C itu adalah:

1. Comfort Zone: Zona Nyaman atau Zona Leyeh-Leyeh. Seluruh jajaran SDM dari institusi yang dibiayai dan membelanjakan uang negara,  terutama para pejabatnya, tidak boleh terperangkap di dalam zona nyaman. Berbagai fasilitas premium jangan malah membuat jajaran birokrasi tidak fokus pada tupoksinya. Apalagi apabila jabatan saat ini malah sekedar dijadikan batu loncatan, sehingga kehilangan fokus, lupa pada visi dan misi institusi. Jabatan publik haruslah menjadi Zona Dinamis Kompetitif. Semua fokus pada tupoksi dan mengejar standar pencapaian yang lebih tinggi dari waktu ke waktu. Jargon populer panjenengan harus digaungkan lebih keras. Kerja, kerja, kerja. Dan fokus.

2. Conflict of Interest: Benturan kepentingan ini adalah musuh utama produktifitas. Kalau kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok didahulukan di atas kepentingan nasional, yang terjadi: bocor, mandheg (macet), udar(berantakan). Dan ajur (hancur).

3. Corruption: Comfort Zone dan Conflict of Interest memicu dan melanggengkan korupsi. "Persaudaraan dalam korupsi" sedemikian kokoh. Apa jadinya apabila para konspirator korupsi tidak saja membangun tembok perlindungan, tapi lebih jauh lagi membangun sistem pertahanan diri sehingga membasmi korupsi begitu sulitnya. Bahkan lebih rumit ketimbang membasmi Covid 19. Ini semua masih ditambah lagi dengan drama tak berkesudahan soal pemberantasan korupsi. Gaduh dan bising. Dan sudah tidak tahu lagi mana yang benar, karena semuanya merasa paling benar. Ramai dramanya, jalan terus korupsinya. Tinggal masyarakat yang jarinya semakin tumpul karena keseringan digigit sendiri. Kebingungan.

Waaah maaf. Jadi kepanjangan cerita ngalor ngidul saya. Semoga Bapak berkenan membacanya. Kalau belum sempat ya tidak apa-apa. Lebih baik nanti-nanti saja, ketimbang minta diceritain orang soal isi obrolan saya ini. Saya kawatirnya kesimpulannya jadi beda.

Terima kasih Pak Jokowi atas waktunya. Jangan pernah berubah. Panjenengan adalah orang yang bersahaja. Dan kebersahajaan ini yang mengantar panjenengan menjadi Presiden RI. Saya kawatir kok malah wagu nek panjengan dadi wong sugih. Biarlah yang kaya raya sultan andara Raffi Ahmad dan sultan bintaro Andre Taulani saja. 

Tetaplah menjadi suri tauladan bagi anak-anak dan mantu-mantu. Agar mereka selalu eling lan waspodo dan ora neko-neko, serta selalu meneladani sikap panjenengan.

Salam hormat kagem Ibu Iriana. Juga salam untuk para cucu yang lucu dan nggemesin. Matur suwun.

TAGS : HUT jokowi

Artikel Terkait