Daerah

Tawuran di Belawan, GAMKI: Tidak Ada Gereja yang Dibakar, Masyarakat Jangan Terprovokasi

Oleh : very - Senin, 26/07/2021 16:50 WIB

Pertemuan di Polda Sumut. (Foto: Ist)

Sumut, INDONEWS.ID -- Terhadap situasi yang terjadi di Belawan beberapa hari lalu, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) telah melakukan penelusuran di lokasi serta menemui pihak Gereja serta pembuat video yang sempat viral di dunia maya. GAMKI Sumut juga dengan gerak cepat menemui Kapolda Sumut yang diwakilkan langsung oleh Wakapolda Sumut Brigjen Pol Dadang Hartanto yang didampingi oleh Dirkrimum, Dirbinmas, dan Wadirintel Polda Sumut.

Dalam pertemuan tersebut rombongan GAMKI dipimpin langsung oleh Sekretaris Umum DPP GAMKI, Sahat Martin Philip Sinurat yang didampingi oleh Ketua Caretaker DPD GAMKI Sumut Maruli Silaban, Sekretaris Caretaker DPD GAMKI Sumut Alex Ramandey, Sekretaris DPC GAMKI Kota Medan Fery Sihite dan Wakil Sekretaris DPC GAMKI Kota Medan Marudut Simanjuntak.

Dalam pertemuan tersebut Wakapolda menjelaskan bahwa kejadian di Belawan tersebut telah dilakukan penyelidikan oleh kepolisian. Telah ditangkap enam orang yang diduga menjadi pelaku kerusuhan dan kepolisian masih mendalami permasalahan tersebut.

“Karena itu kiranya masyarakat bersabar dan menahan diri untuk tidak terprovokasi dengan isu yang beredar di dunia maya,” ujar Ketua Caretaker DPD GAMKI Sumut, Maruli Silaban melalui siaran pers diterima redaksi di Jakarta, Senin (26/7).

Dalam kesempatan berbeda, GAMKI menyatakan bahwa kejadian di Belawan tersebut adalah hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak. Setiap kejadian berlangsung yang dirugikan adalah masyarakat biasa.

“Karena itu GAMKI dengan gerak cepat berkoordinasi dengan Kepolisian agar permasalahan tersebut dapat ditangani secara cepat dan mencari dalang atau pelaku penyerangan warga tersebut,” kata Maruli.

GAMKI, katanya, mendapatkan banyak pertanyaan dari berbagai pihak di seluruh tanah air terkait kejadian yang sesungguhnya terjadi di Belawan tersebut? Karena itulah GAMKI langsung menemui pihak Kepolisian pada Jumat, 23 Juli 2021 dan menemui masyarakat terdampak di Belawan pada Sabtu, 24 Juli 2021 lalu.

“Dari hasil pertemuan tersebut diketahui bahwa Gereja Pentakosta tidak terbakar namun mendapat lemparan yang diduga sebagai bom molotov yang membakar bagian kecil dari pintu depan Gereja dan beberapa tanaman di halaman Gereja,” ujar Maruli.

Selanjutnya, bangunan yang terbakar sebagaimana yang terlihat pada video yang beredar dan viral adalah bukan api dari Gereja Pentakosta yang berada di dalam gang, melainkan dari lokasi di pinggir jalan raya.

“Api yang terlihat pada video yang beredar tersebut adalah api yang diduga dari pembakaran ban di sekitar kerumunan massa yang tawuran,” ujarnya.

Karena itu, Kepolisian sedang bekerja untuk melakukan investigasi lebih lanjut terkait pelaku dari aksi tawuran dan pelaku pelemparan yang diduga sebagai bom molotov ke arah teras Gereja.

GAMKI juga telah berkoordinasi dengan pihak Gereja dan warga setempat untuk tetap mengawal proses investigasi yang sedang berjalan.

GAMKI dan pihak Gereja Pentakosta sepakat bahwa persoalan yang terjadi bukan isu SARA dan meminta masyarakat di seluruh Indonesia khususnya jemaat Gereja untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi dengan narasi oknum/kelompok tertentu yang ada di media sosial.

“Karena itu, GAMKI meminta masyarakat untuk tidak lagi menyebarkan video atau berita yang menyatakan bahwa api yang terlihat pada video tersebut adalah api pembakaran Gereja,” ujarnya.

Warga masyarakat, khususnya warga Gereja, dihimbau untuk menahan diri dan tidak terprovokasi. “Mari kita bersama-sama menjaga suasana agar kondusif dan damai. Kita serahkan permasalahan ini kepada pihak yang berwajib, dalam hal ini Polda Sumut. Proses hukum untuk mengungkap motif dan pelaku atas kerusuhan tersebut akan kita kawal bersama,” pungkasnya. (*)

Artikel Terkait