Opini

Basket Indonesia (IBL) VS Pandemi Covid-19

Oleh : luska - Selasa, 12/10/2021 07:26 WIB

Penulis : Reinhard R. Tawas

Basket MENANG. Pandemi Covid-19 tidak membuat gairah kompetisi olahraga tanah air surut. Sepakbola membuat gebrakan dengan bergabungnya nama-nama baru, pesohor dan pengusaha yang mengakuisi klub-klub Liga 2 yang antara lain adalah Raffi Ahmad, Atta Halilintar, Kaesang Pangarep, Eric Tohir, Garibaldi Tohir, Ini meniupkan angin segar ke kompetisi sepakbola terutama karena "pendatang-pendatang" baru tersebut bebas dari virus lama sepakbola Indonesia seperti yang diungkapkan oleh Hasani Abdulgani, dari Executive Committee PSSI yang dikutip di berbagai media.

Di basket yang terjadi bahkan lebih spektakuler. Jika di PSSI klub lama dibeli, di Perbasi klub-klub baru dibentuk. Kompetisi IBL 2022 yang akan dimulai Januari nanti kedatangan empat klub baru yang selain menambah jumlah, juga menambah sebaran lokasi yang akan menghasilkan kedekatan antara klub dengan fans baru di "home base" baru. Seturut dengan makin berkurangnya kasus covid-19, semoga ini adalah permulaan yang baik, tentu dengan tetap melakukan prokes sesuai arahan otoritas.
Satu hal yang perlu dicatat di sini adalah keikutsertaan klub-klub sepakbola untuk membentuk atau berafiliasi dengan klub-klub basket (Persib dengan Prawira, Persita - Tangerang Hawks, Bali United FC - Bali United Basketball, RANS Cilegon FC - RANS PIK Basketball). Ini sangat menggembirakan karena diharapkan akan berdampak pada fanatisme fans sepakbola yang akan terserap dan beradaptasi pada kompetisi basket yang terbukti lebih tertib (dan mudah-mudahan dalam hal tertib, basket menular ke bola). Penulis menyaksikan gairah basket di stadion Bimasakti Malang di kompetisi Kobatama dekade 1990an. Fans Arema menambah penuh stadion dan mendukung Bimasakti. Padahal Bimasakti tidak ada hubungan dengan Arema. Ini bisa terjadi karena Bimasakti sepertinya melakukan pendekatan dengan tokoh lokal yang dihormati fans sepakbola di kota tersebut yaitu Ovan Tobing dan berdampak PR sangat signifikan. Kita tahu di kota-kota basis sepakbola yang ada klub basketnya ada "tokoh lokal" juga.

Tentang kolaborasi sepakbola dan basket kita bisa mengacu kepada apa yang dilakukan klub-klub olahraga besar di banyak negara Eropa. Klub sepakbola seperti Real Madrid dan Barcelona di Spanyol, Panathinaikos, Olympiakos di Yunani, sekedar menyebut beberapa, memberikan keuntungan marketing kepada klub-klub basketnya yang diujung-ujungnya berpengaruh besar pada level kompetisi dan yang berdampak besar pada "harga" atlit-atlit basket yang dibesarkan atau bermain di klub-klub tersebut. Bahkan banyak atlit basket Spanyol bergaji lebih tinggi daripada bintang-bintang sepabola mereka pada musim-musim yang sama. Sebut saja Pau Gasol, pada musim 2013-2014 ia digaji L.A. Lakers USD 21,3 juta, Marc Gasol pada musim 2019-2020 digaji Toronto Raptors USD 25,8 juta dan Ricky Rubio musim 2020-2021 digaji Minnesota Timberwolves USD 17 juta. Pemain asli Spanyol termahal di Barcelona Sergio Busquets musim sekarang digaji USD 18,3 juta. Sebelum di"draft" NBA, ketiga pebasket Spanyol tersebut bermain untuk FC Barcelona di Liga ACB , liga basket utama Spanyol dan di EuroLeague.
Melihat ke belakang, tahun 2007 ketika John Terry dari Chelsea FC menjadi pemain termahal dalam sejarah Liga Premier Inggris dengan gaji USD 9,5 juta per musim, pemain basket Jerman Dirk Nowitzki yang bermain di Dallas Maverick sudah digaji USD 15 juta per musim setahun sebelumnya. Di musim-musim berikutnya trend pemain basket Eropa dengan gaji lebih tinggi daripada pemain sepakbolanya akan tetap terjaga atau malahan makin menjauh. Giannis Antentokounpo dari Yunani digaji Milwaukee Bucks USD 39,3 juta musim 2021-2022, Rudy Gobert asal Prancis dibayar USD 35,3 juta oleh Utah Jazz. Kristap Porzingiis dari Latvia dibayar USD 31,65 juta oleh Dallas Mavericks, Nicola Jokic dari Serbia digaji 31,6 juta oleh Denver Nuggets. Sementara itu forward Dallas Mavericks Luca Doncic asal Slovenia mulai musim depan akan panen raya dengan kenaikan gaji dari USD 10,17 juta menjadi 35,7 juta!

Kembali ke bola basket Indonesia, setelah menaklukkan pandemi dengan prokes super-ketat dan berhasil menggelar kompetisi 2021, IBL untuk kompetisi musim depan membuat terobosan mengesankan dengan mengandeng empat klub baru.  Musim depan akan di mulai Januari 2022 dengan 16 klub, dari sebelumnya 12. Ini pencapaian yang impresif dari tim kerja IBL di bawah commissioner Junas Miradiarsyah. Suatu yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak Kobatama. Pandemi tidak membuat surut teman-teman basket Indonesia umumnya,  Perbasi dan IBL khususnya. Bukti bahwa perhelatan-perhelatan besar yang akan akan menhampiri bumi Indonesia - FIBA ASIA CUP 2021 (ditunda ke Juli 2022) dan yang jauh lebih "grand" FIBA WOLRD CUP 2023 (Agustus-September 2023) mendapat landasan yang solid. Siap-siap, akan ada "Dream Team" NBA.
Akan meramaikan kompetisi IBL 2022 Tim-tim dari Jakarta 1 Satria Muda Pertamina, 2 Pelita Jaya, 3 Amartha Hang Tuah, 4 Indonesia Patriots dan 5 RANS PIK. 6 NHS Mountain Gold -Timika, 7 Prawira - Bandung, 8 Bima Perkasa - Yogyakarta, 9 Satya Wacana Saints - Salatiga, 10 Pacific Caesar,  11 Dewa United - Surabaya, 12 Bali United - Bali, 13 West Bandits - Solo, 14 Bumi Borneo - Pontianak, 15 Tangerang Hawks - Tangerang Selatan, 16 Evos Thunder - Bogor. 

Dengan hadirnya empat klub baru di IBL, hadir pula orang-orang baru yang sudah terbukti berhasil di "dunia" mereka dan akan menjadi suntikan gairah di kompetisi basket di Indonesia. Penyuka basket Indonesia, atau mungkin lebih pas fans basket Bogor mengharapkan sukses besar yang diraih dan intensitas yang disuntikkan Hartman Harris  di E-Sport bisa berjangkit ke Evos Basketball Bogor. Rama Datu dengan Tangerang Hawks akan membawa gairah basket di "metropolitan" Tangerang sampai Tangerang Selatan dengan wilayah-wilayah seperti Bintaro, BSD, Gading Serpong dan lain-lain sebagai basis penonton basket dengan ekonomi mampu membuat "sold out" stadion yang menjadi "home base"nya. Tinggal bagaimana tim kerja Tangerang Hawks menebarkan rasa  memiliki di kalangan masyarakat kelas menengah keatas di sana. Bumi Borneo Basketball nama yang manis dan semoga diikuti dengan prestasi yang manis, di level awal dulu. Bagus juga nama ini untuk mengingatkan kita nama Borneo yang kurang dikenal di Indonesia adalah nama yang populer di dunia sebagai Pulau terbesar ke-3 di dunia. Kalimantan memberikan banyak atlit basket berbakat di kompetisi basket Indonesia sejak Kobatama, dari Nano Sukarma, Ronny Gunawan dan Hadrianus untuk menyebut sebagaian. Dengan adanya Bumi Borneo bakat lokal punya pilihan alternatif untuk tetap di Kalimantan. Dan ini yang menjadi tekad Yansen Kamto yang sudah terbukti berhasil men"start up" sejumlah usaha "startup" digital di Indonesia dan masih akan banyak hingga ribuan seperti yang dimpikannya. Mudah-mudah Yansen Kamto berhasil men"start up" Bumi Borneo, bergerak dan segera berlari mengejar klub-klub IBL yang sudah berlari duluan. Dan Pontianak sebagai "hometown" memberikan keseraman "kuntilanak" bagi lawan-lawannya. Untuk yang belum tahu, orang Indonesia Timur menyebut "kuntilanak" "pontianak".
Dan yang "last" tapi "not least" RANS PIK Basketball. Raffi Ahmad - Nagita Slavina Entertainment menjadikan IBL sebagai (salah satu) tempat berlabuh bagi cita-cita berkontribusi positif di dunia olahraga (setelah RANS Cilegon FC) adalah suatu kehormatan dari dunia entertainment yang dalam hal RANS, tidak diragukan lagi popularitasnya. Ini akan  akan berbuah makin ramainya kompetisi IBL. Ada puluhan juta pengikut RANS di medsos. Percaya, IBL akan atau malah sudah tahu bagaimana memultifikasi jumlah penggemar basket dari kenyataan ini. Besarnya komitmen Raffi Ahmad bisa dilihat dengan membangun stadion untuk kandang (home base) RANS PIK Basketball.
Sebagai pendatang baru, empat klub ini sebaiknya mulai mengelola fans base mereka dengan tiket musim (seasonal tickets). Memulai sesuatu yang baru di tempat dan suasana yang baru lebih mudah daripada memulainya di tempat dan suasan lama karena sesuatu itu bisa sekalian dijadikan bagian dari SOP. Dengan e-ticket dan prosedur semacam "Peduli Lindungi" yang memudahkan, percaya lah, akan menambah jumlah pembeli karcis. 

*****


 

TAGS : Basket

Artikel Terkait