Nasional

AirNav Indonesia Apresiasi Java Balloon Festival Jadi Studi Kasus Disertasi

Oleh : very - Jum'at, 05/11/2021 17:40 WIB

Suasana penyelenggaraan Java Balloon Festival 2018 di Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Selasa (19/6/2018). Festival diadakan Kementerian Perhubungan bersama AirNav Indonesia dalam rangka meredam maraknya balon udara liar yang membahayakan keselamatan penerbangan dalam beberapa hari terakhir.(KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA).

Tangerang, INDONEWS.ID -- AirNav Indonesia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dijadikannya project Java Balloon Festival di Pekalongan dan Wonosobo sebagai studi kasus disertasi.

Manager Hubungan Masyarakat AirNav Indonesia, Yohanes Harry Douglas, pada Jumat (5/11) menyampaikan dengan diangkatnya project Java Balloon Festival sebagai studi kasus dalam disertasi untuk program studi doktoral, artinya project tersebut juga telah mendapatkan pengakuan dari dunia akademis.

“Kami ingin menyampaikan selamat kepada peneliti Dr. Algooth Putranto SP, M.I.Kom., C. Med. yang telah menyelesaikan sidang terbuka promosi Doktor Ilmu Komunikasi pada hari ini. Disertasi Algooth yang berjudul ‘Pengakuan dalam Komunikasi Budaya Mengatasi Konflik Antara Negara dan Masyarakat, Studi atas Penerbangan Balon Udara Tradisional Syawal di Pekalongan dan Wonosobo’, merupakan sebuah karya akademik yang memberikan kontribusi terhadap upaya menjaga keselamatan penerbangan nasional,” ungkap Yohanes melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan bahwa penerbangan balon udara liar yang tidak ditambatkan memang menjadi salah satu ancaman bagi keselamatan penerbangan. “Kita sudah sama-sama paham mengenai bahaya balon udara liar jika bertemu dengan pesawat udara. Maka dari itu, pada tahun 2018 dan 2019 lalu, kami menggelar Java Balloon Festival di Pekalongan dan Wonosobo sebagai salah satu upaya untuk menyebarluaskan PM 40 tahun 2018 tentang penggunaan balon udara pada kegiatan budaya masyarakat, sehingga membiasakan pegiat balon udara tradisional untuk menambatkan balon udaranya sesuai aturan tersebut dan dapat selaras dengan keselamatan penerbangan,” ujarnya.

Dampak dari project tersebut, menurut Yohanes, cukup siginifikan karena data-data di lapangan menunjukkan tren penurunan terhadap gangguan balon udara terhadap pesawat udara. “Jika kita lihat data yang juga dimasukkan di dalam penelitian disertasi Algooth, angka pilot report mengalami tren penurunan pasca intervensi dari project ini. Maka dari itu hasil evaluasi kami memang sebetulnya project ini akan berkelanjutan, namun dikarenakan adanya pandemi COVID-19, tahun 2020 dan 2021 ini kami alihkan festival menjadi sosialisasi massal melalui webinar dan konten media sosial,” papar Yohanes.

Manager Humas AirNav Indonesia menambahkan bahwa selain telah diakui dari sisi akademis, project Java Balloon Festival juga telah mendapatkan penghargaan di beberapa AirNav Indonesia ajang. “Java Balloon Festival mendapatkan banyak apresiasi dari praktisi komunikasi baik nasional maupun internasional. Project ini telah memenangkan penghargaan Gold Winner, Sustainability Business Category dari PR Indonesia dan Finalis, Best PR by an In-House Communications Team dari Marketing PR Magazine, Singapura, di level regional Asia Tenggara,” terangnya.

AirNav Indonesia, menurut Yohanes, menyampaikan rasa syukur dan apreasiasi kepada semua pihak yang telah terlibat dalam menyukseskan project ini. “Kami berterima kasih kepada semua pihak, termasuk kepada Algooth yang telah mengangkat project kami sebagai studi kasus disertasi. Algooth merupakan jurnalis senior yang menempa pengetahuan dan kemampuan jurnalistiknya bersama media-media besar seperti Bisnis Indonesia dan Bloomberg Businessweek. Pengalamannya sebagai praktisi jurnalistik selama lebih dari 17 tahun di berbagai media massa baik nasional maupun internasional, termasuk di bidang akademis yakni sebagai pengajar aktif di berbagai universitas kenamaan, tentunya memberikan perspektif baru bagi kita dalam memandang kasus pelepasan balon udara liar ini. Kami mendorong generasi muda Indonesia untuk menjadikan Algooth sebagai teladan, melalui karya akademis, kita juga dapat bersama-sama berkontribusi dalam menjaga keselamatan ruang udara Nusantara,” pungkas Yohanes. ***

Artikel Terkait