Nasional

Aditya S. Hoegeng: Peluncuran Buku Hoegeng Hari Ini Adalah Sebuah Mimpi

Oleh : very - Minggu, 07/11/2021 20:54 WIB

Aditya S. Hoegeng. (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID --  Peluncuran buku “Dunia Hoegeng, 100 Tahun Keteladanan” di Balai Sarwono, kawasan Jeruk Purut, Jalan Madrasah Nomor 14, Jakarta Selatan, Minggu siang (7/11) berlangsung ramai. Acara yang digelar dalam rangka peringatan 100 tahun Hoegeng Iman Santoso, mantan Kapolri, itu selain berupa diskusi bedah buku, juga diisi dengan testimoni dari para sahabat. Antara lain dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Mayjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto, anggota Wantimpres.

Putera Hoegeng, Aditya S. Hoegeng dalam kata sambutannya mengatakan bahwa tidak membayangkan bisa menggelar acara bedah buku pada hari ini.

“Saya katakan bahwa acara peluncuran hari ini adalah sebuah mimpi karena di tengah keterbatasan dana masih juga bisa diselenggarakan acara peluncuran buku ini. Ini semua berkat uluran tangan dari para sahabat dan pihak-pihak tertentu,” ujar Didit, sapaannya, di Balai Sarwono, Jakarta Selatan, Minggu (7/11).

Didit mengatakan sebenarnya rencana pembuatan buku ini juga di luar dugaannya. “Kami dihubungi oleh seorang sahabat, Pak Nanan (mantan Wakapolri Nanan Soekarna, red.). Pak Nanan bilang ada lukisan Pak Hoegeng di ruangan Pak Arief (Komjen. Pol. Drs. Arief Sulistyanto, M.Si.). Akhirnya kami dihubungi Pak Arief ke kantor beliau. Pada saat itu kami datang ke kantor beliau untuk menerima lukisan tersebut. Terus kami berdisksi tentang apa yang bisa diberikan kepada eyang puteri (istri Pak Hoegeng, Ibu Meriyati). Lalu Pak Arif mengatakan agar diterbitkan sebuah buku. Tapi buku tersebut harus bersifat humanis,” ujarnya.

(Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat memberi sambutan sekaligus testimoni. Foto: Indonews)

Kemudian, kata Didit, pihaknya diperkenalkan dengan penulis yaitu Forouk Arnaz. Maka melalui proses penulisan, buku ini akhirnya dicetak dan diterbitkan.

Acara peluncuran buku hari ini pun terjadi berkat bantuan berbagai pihak. Suatu ketika, Didit ditelepon oleh Rio Sarwono, seorang teman yang juga pemilik gedung Balai Sarwono di kawasan Jeruk Purut Jakarta Selatan. Rio mengajurkan agar dibuatkan acara peluncuran buku tersebut. “Akhirinya dengan bantun Pak Rio dan teman-teman lain maka dapat dilaksanakan launching buku ini pada hari ini,” ujarnya.

Sementara itu, Mayjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto, yang juga sahabat Hoegeng mengatakan, acara peluncuran buku ini merupakan ajang untuk meneruskan legasi Hoegeng. “Acara bedah buku ini adalah untuk meneruskan legasi Pak Hoegeng walaupun sangat berat. Dia adalah teladan dalam kesederhanaan. Tapi kita harapkan agar legasi Pak Hoegeng ini diteruskan,” ujarnya.

(Diskusi bedah buku Dunia Hoegeng, 100 Tahun Keteladanan. Foto: Indonews.id)

Sidarto mengatakan yang dia ingat dari Hoegeng adalah kedisipinannya. “Selama kalian belum bisa disiplin dengan waktu maka jangan harapkan kalian bisa beres,” ujarnya menirukan ucapan Hoegeng.

Dia mengatakan, Hoegeng juga menerapkan pendidikan yang keras dalam keluarga. Misalnya, anak-anak tidak diperbolehkan memakai kendaraan dinas. “Di setiap kendaraan dinas dituliskan ‘kendaraan ini dilarang digunakan untuk keperluan pribadi. Jika menggunakannya maka anak-anak harus bisa menulis tujuan dan keperluan penggunaan kendaraan dinas tersebut,” ujarnya.

Hoegeng juga melarang anak dan cucunya untuk merayakan hari ulang tahun. “Pak Hoegeng selalu mewanti-wanti agar selalu menghormati orang yang lebih tua dan harus jujur. Terima kasih untuk strong woman, Ibu Hoegeng,” katanya.

Peluncuran buku ini dihadiri oleh tokoh nasional, keluaga, sahabat maupun undangan, antara lain Kabaharkam Polri Komjen Arief Sulistyanto, mantan Wakapolri, Komjen (Purn.) Drs. Nanan Soekarna, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto dan sejumlah tokoh. Diskusi bedah buku dipandu oleh Pengamat Sosial Politik dan Militer sekaligus Pemimpin Redaksi Indonews.id, Drs Asri Hadi, dan pembawa acara oleh Ferdy Hasan. ***

 

Artikel Terkait