Nasional

Protes Keras Terhadap Gubernur Laiskodat, Perwakilan Warga Sumba Gelar Aksi Damai

Oleh : very - Senin, 06/12/2021 17:57 WIB

Ketua Umum IKBS Hermanus Malo Dona saat berorasi di depan Kantor Perwakilan Daerah NTT bertempat di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (6/12/2021). Foto: Dok. IKBS

 

Jakarta, INDONEWS.ID --- Perwakilan warga Sumba yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Besar Sumba (IKBS) wilayah Jabodetabek menggelar aksi damai di depan kantor Perwakilan Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang beralamat di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (6/12/2022).

Sejumlah tokoh yang hadir dalam aksi ini menyampaikan orasi guna menyoroti pernyataan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang dinilai kurang etis kepada tokoh masyarakat di Sumba Timur.

Mereka secara bergantian menyampaikan orasi antara lain Hermanus Malo Dona (Ketua Umum IKBS), Celestinus Reda (Sekretaris IKBS), Eman Dapa Loka, Agustinus Tamo Mbapa, Tobias Tamo Ama Bulu, Gerrardus Malfredo Bombo, Amos Cadu Hina, Ibu Inneka Umbu Saza, dan Haji Bom serta perwakilan mahasiswa asal Sumba Jemianus Tamo Ama.

Mereka juga membacakan surat yang akan dikirim kepada Gubernur NTT Viktor B Laikodat. Surat tersebut ditembuskan juga kepada Presiden Joko Widodo, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian dan Ketua DPR RI, Puan Maharani.

Tampak juga hadir pemuda dan mahasiswa antara lain Javer Dapa Dadu, Andronius Gusti Bulu, Petrus Pati, dan Hendra (Ketua Youthn Sumba Timur). 

Berikut isi surat dari IKBS Wilayah Jabodetebak:

 

Kepada Yth.

Gubernur NTT Viktor B Laiskodat

Di Kupang

 

Tembusan kepada:

  1. Bapak Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo
  2. Ketua DPR RI Puan Maharani
  3. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian
  4. Ketua DPRD Provinsi NTT
  5. Ketua DPRD Kabupaten Sumba Timur
  6. Ketua DPRD Kabupaten Sumba Tengah
  7. Ketua DPRD Kabupaten Sumba Barat
  8. Kabupaten Kabupaten Sumba Barat Daya

Masing-masing di tempat

Dalam video yang viral pada 27 November 2021, kami menyaksikan dan mendengarkan dialog saudara Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dengan masyarakat di Desa Rindi, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur.

Dalam dialog tersebut kami mendengar saudara Gubernur sedang membahas rencana Pemerintah Provinsi NTT mengembangkan sapi jenis premium di lahan sekitar Kecamatan Rindi.

Seorang warga meminta kepada saudara Gubernur untuk membuat surat serah terima lahan karena ia merasa tanah itu sebagai tanah ulayat yang sudah lama dikuasai oleh keluarganya.  Saudara Gubernur berkeras bahwa tanah tersebut adalah tanah Pemerintah Provinsi NTT. Sampai di sini, kami berpendapat dialog masih berlangsung secara egaliter.

Namun dalam menit selanjutnya, saudara mulai mengeluarkan kata-kata yang penuh dengan ancaman antara lain akan memenjarakan siapa pun yang menghalangi pengembangan sapi di lahan tersebut.

Saudara Gubernur juga secara rasis menyebut kata monyet kepada warga Sumba yang sedang berdialog dengan saudara.

Kami, Ikatan Keluarga Besar Sumba untuk Wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, menyampaikan PROTES KERAS atas kata-kata penuh ancaman dan rasis yang saudara sampaikan kepada saudara-saudari kami di Sumba Timur.

Kami menilai kata-kata yang keluar dari mulut saudara Gubernur adalah kata-kata kotor, tidak pantas, tidak sopan, kurang ajar, dan merendahkan martabat manusia.

Kami marah, sangat tersinggung dan PROTES KERAS atas perilaku Bapak yang tidak hanya memaki, tetapi juga mengancam akan memenjarakan dan memukul Saudara-saudari kami di Sumba Timur.

Saudara Gubernur, saudara-saudari kami adalah manusia bermartabat yang siang malam berjuang hidup di tengah kemarau panjang untuk mempertahankan hidup. Di atas tanah warisan leluhur, secara bermartabat pula mereka mengolah hidup tanpa merengek-rengek.

Sayangnya, di tengah perjuangan itu, datang seorang Gubernur pilihan mereka sendiri, memaki-maki mereka dengan sebutan monyet, juga hendak memukul dan memenjarakan.

Apa pun alasannya, kata-kata rasis dan merendahkan martabat manusia itu sangat tidak pantas keluar dari mulut Gubernur dan ditujukan kepada Saudara-saudari kami. KAMI PROTES KERAS!

Untuk itu, kami meminta saudara Gubernur untuk memperbaiki lagi cara berkomunikasi Anda agar terasa lebih menganyomi  dan menghargai martabat masyarakat Sumba Timur sebagaimana layaknya seorang manusia yang bermartabat.

Kami berkayakinan Saudara pun tidak rela jika disebut MONYET apalagi di hadapan banyak orang.

Mungkin di balik setiap dialog dan perkataan yang saudara lontarkan ada niat untuk membawa Sumba ke arah yang lebih baik. Tetapi di sisi lain, kami juga menyadari setiap kekuasaan bisa sewenang-wenang jika dibiarkan bertindak dan berucap sekehendak hati dan pikirannya.

Karena itulah, kami mau mengingatkan Saudara Gubernur untuk menggunakan kata-kata yang pantas dan menghargai martabat orang Sumba ketika melakukan dialog dengan masyarakat Sumba, bahkan dengan seluruh masyarakat NTT yang menjadi wilayah pemerintahan saudara.

Melalui surat ini, kami juga meminta kepada Bapak Presiden Joko Widodo dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk menegur Gubernur Viktor Laiskodat agar memperbaiki pola berkomunikasinya dengan masyarakat dan menaruh hormat kepada mereka.

Kepada Anggota DPR RI dan DPD Dapil NTT, terutama dari wilayah Sumba DPRD Provinsi NTT dan DPRD Kabupaten se-dararan Sumba untuk mengambil sikap dengan bersuara terkait hal tersebut. Jangan hanya diam! Anda adalah representasi kami.

Atas perhatian saudara Gubernur dan lembaga terkait yang kami tujukan surat ini, kami ucapkan terima kasih.

 

Hormat Kami,

Jakarta, 6 Desember 2021

Hermanus Malo Dona                                               

Ketua Umum IKBS                                                    

 

Celestino Reda

Sekjen IKBS

Artikel Terkait