Nasional

Prof Atmonobudi: Ibu Kota Negara Baru Menaikkan Harga Diri Bangsa Indonesia

Oleh : very - Senin, 24/01/2022 09:20 WIB

Prof. Atmonobudi Soebagio MSEE, Ph.D. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID --- Belakangan ini muncul pendapat pro dan kontra di seputar Undang-undang Ibu Kota Negara (UU IKN) yang akan menggantikan Jakarta.

Menurut mantan rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI) Prof. Atmonobudi Soebagio MSEE, Ph.D. secara pribadi dirinya tidak mempermasalahkan di lokasi mana tempat ibu kota negara akan dipindahkan.

“Saya dulu sempat bertanya dalam hati: ‘Mengapa  lembaga-lembagan negara RI di Jakarta memilih menempati bangunan-bangunan eks pemerintah kolonial Belanda?’ Apakah bangunan-bangunan itu mengesankan kewibawaan lembaga negara?,” ujarnya kepada indonews.id/, di Jakarta, Senin (24/1).

Padahal, katanya, kemerdekaan telah diraih oleh bangsa Indonesia dengan susah payah dan mengorbankan darah dan nyawa ratusan ribu pejuang kemeredekaan kita!

Guru Besar Teknik Daya Listrik di UKI tersebut mengatakan dengan usia RI yang telah mencapai 75 tahun, meskipun terlambat, itu masih lebih baik ketika Presidden Joko Widodo mengusulkan pindahnya ibu kota negara dari Jakarta. 

“Ini menyangkut harga diri bangsa. Bung Karno dulu juga pernah berpikir untuk memindahkan Ibu Kota Negara. Namun tidak sempat dilakukan,” tuturnya.

Pulau Kalimantan dipilih sebagai lokasi Ibu Kota Negara yang baru bukannya tanpa sebab. Pasalnya, Kalimantan merupakan pulau yang paling aman terhadap risiko gempa tektonik. Dan Pulau Kalimantan yang tanpa gempa itu sudah diketahui sejak dirinya masih belajar di SMP.

Prof Amonobudi mengatakan, Presiden Jokowi memahami betul apa yang melandasi mimpi Bung Karno ketika melihat Kota Palangkaraya.

“Mungkinkah Bung Karno, selaku pejuang dan proklamator kemerdekaan juga merasa kurang nyaman ketika berkantor di bekas bangunan kolonial; meskipun cukup megah dari segi arsitektur bangunannya? Tentu Bung  Karno memiliki pertimbangan yang tidak kita ketahui,” ujarnya.

Meskipun Ibu Kota Negara tidak berada di Palangkaraya, tapi, katanya, masih akan dibangun di Pulau Kalimantan juga.

“Kita nantikan sebuah Ibu Kota Negara baru di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur,” pungkasnya. ***

Artikel Terkait