Opini

Pembangunan Industri Penghasil BBM Hidrogen Perlu Menjadi Prioritas

Oleh : very - Rabu, 09/08/2023 10:44 WIB

Hidrogen sebagai sumber energi bersih. (Foto: Ist)

Oleh: Prof. Atmonobudi S. Ph.D.*)

Jakarta, INDONEWS.ID - Penggunaan BBM fosil dan batubara, sebagai sumber utama emisi karbon dioksida (CO2), hingga saat ini masih mendominasi dalam sektor transportasi dan pembangkit listrik. 

Produksi energi listrik sebesar 1 megawattjam (MWh) oleh PLTU Batubara ternyata menyebabkan emisi CO2 sebanyak 960 kilogram (kg).

Data 2022 menyebutkan bahwa daya total PLTU di Indonesia berkisar 42,1 gigawatt (GW). Satu GW setara dengan 1.000 MW.

Proses zero carbon emission tidak mungkin dipaksakan, mengingat masih ada sejumlah PLTU Batubara yang berumur kurang dari 10 tahun dan melibatkan sektor swasta dalam investasinya.  PLTU Batubara mampu beroperasi sampai 30 tahun, bahkan lebih.

Program nasional untuk mencapai Net Zero Emission 2060 dengan mengakhiri penggunaan batubara dapat dipersingkat waktunya bila disertai dengan program mengakhiri emisi CO2 di sektor transportasi, yang selama ini didominasi oleh BBM fosil.

Kendaraan bermotor yang selama ini menggunakan BBM fosil dapat dialihkan ke hidrogen, dengan sedikit modifikasi pada karburator dan tankinya.

Industri hidrogen cair dapat diproduksi dari skala kecil hingga skala besar. Dengan demikian, industri tersebut dapat dibangun di pulau-pulau kecil berpenduduk. 

Keunggulan ini akan mengurangi ketergantungan kita pada kapal-kapal tanker yang selama ini beroperasi ke seluruh pulau-pulau berpenduduk. Selain itu, perubahan iklim menyebabkan cuaca di laut semakin kurang bersahabat dan dapat mengganggu kelancaran distribusinya.

Semoga artikel ini dapat menjadi pertimbangan Pemerintah dalam membangun industri hidrogen secara tersebar, demi mendukung pertumbuhan ekonomi yang semakin merata secara nasional.

*) Prof. Atmonobudi Soebagio MSEE, Ph.D. adalah GB Teknik Energi Listrik dan Terbarukan pada Universitas Kristen Indonesia.

Artikel Terkait