Nasional

Kemenag Pastikan Penentuan Awal Ramadhan Diputuskan dalam Sidang Isbat

Oleh : Rikard Djegadut - Selasa, 29/03/2022 14:11 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Pemerintah belum menetapkan awal bulan suci Ramadhan 2022. Sebab penetapan awal puasa Ramadhan 2022 akan diputuskan setelah menggelar Sidang Isbat yang akan digelar Kementerian Agama pada Jum`at 1 April mendatang.

Hal ini disampaikan Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag Adib dalam diskusi daring yang digelar Forum Merdeka Barat bertajuk "“Persiapan Ibadah dan Pangan Jelang Ramadan" Senin (28/3/22).

"Kita dari kementerian agama akan melakukan proses sidang isbat pada tanggal 1 April 2022. Nanti dari sidang Isbat itu kita bisa tetapkan penandaan awal bulan Ramadhan apakah jatuh pada tanggal 2 yaitu hari Sabtunya atau harus diistiqmal hingga 3 hari, sehingga jatuh pada Ahad atau tanggal 3 April," jelas Adib.

Mengenai proses pemantaun 1 syahwal 1443 hijriah, Adib mengatakan bahwa tidak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kementerian, tegasya, sudah menginstruksikan seluruh Kanwil untuk melaksanakan proses pengamatan hilal.

"Proses untuk penentuan awal bulan Ramadhan 1443 H ini, seperti yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya kita dari kementerian agama sudah menginstruksikan kepada seluruh Kanwil untuk melaksanakan proses pengamatan terhadap hilal tanggal 1 April nanti," pungkasnya.

Adib mengungkapkan, kementerian agama telah menentukan sebanyak 101 titik untuk pengamatan hilal di seluruh Indoensia mulai dari Sabang sampai Merauke.

Nantinya, dari 101 titik itu, pihaknya akan mengkonfirmasi apakah salah satu di antaranya betul-betul bisa melihat hilal.

"Sehingga dari hasil pemantauan atau pengamatan terhadap hilal itu, akan menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam sidang isbat untuk menetapkan awal bulan ramadhan yakni pada 2 April," ungkapnya.

"Atau karena tidak ada yang melihat sama sekali, satupun dari antara tim yang ditugaskan, maka kemudian akan diputuskan bahwa awal ramadhan akan jatuh pada hari sesudahnya yang dikenal dengan istlah Istiqmal yakni pada 3 April atauh Ahad," pungkasnya.

Lebih lanjut, Adib menyampaikan, bila ternyata terjadi perbedaan penetapan awal bulan suci ramadhan, umat Islam diminta untuk tetap menjaga keharmonisan di masyarakat.

"Kita harapkan kepada masyarakat, khususnya umat islam untuk menjaga kerharmonisan. Meskipun kemudian apabila memang ternyata ada perbedaan dalam penetapan awal ramadhan," katanya.

Sebab, kata Adib, berdasarkan perhitungan hisab, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kebanyakan posisi hilal berada di bawah 2 derajat. Sementara wilayah barat Indonesia, umumnya berada di atas 2 derajat.

"Tetapi memang kemungkinan levelnya tipis. Tapi kita tidak bisa mendahului tasbir ya, karena nanti apakah berdasarkan pada pengamatan itu ada yang bisa melihat, maka kemudian itu yang menjadi bahan pertimbangan," tegasnya.

Adib menyampaikan apresiasi kepada pemerintah, satgas covid-19 serta masyarakat yang telah berupaya keras untuk melawan pandemi covid-19, sehingga kasusnya melandai.

"Terkait dengan protokol kesehatan dalam pelaksanaan ibadah ramadhan tahun ini, kita bersykur kepada Allah atas upaya keras dari semua pihak, satgas covid-19, pemerintah maupun masyarakat semuanya. Sehingga kemudaan adanya penurunan meski kita tetap waspada," imbuhnya.

Adib juga meminta masyarakat agar menghindari eforia berlebihan dari adanya pelonggaran kebijakan pembatasan. Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan diimbau tetap disiplin prokes selama menjalankan ibadah ramadhan.

"Oleh karena itu, pelonggaran yang dilakukan dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat, termasuk pelaksanaan ibadah selama bulan Ramadhan, hendaknya kita sama-sama waspadai dengan tidak eforia dan tetap menjaga prokes dengan baik. Sehingga ibadah yang kita lakukan dengan khyusuk tentu akan menambah keistimewaan serta meningkatkan imunitas tubuh kita," tutupnya.*

 

 

 

 

Artikel Terkait