Daerah

Menjabarkan Pancasila pada Sektor Pangan

Oleh : indonews - Rabu, 01/06/2022 19:06 WIB

Wayan Supadno. (Foto: Ist)

Bogor, INDONEWS. ID - Sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila merupakan harga mati. Semua sila Pancasila harus bisa dijalankan dengan baik. Salah satunya, yaitu terpenuhinya pangan, yang bisa membawa kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pangan harus ada, cukup, bermutu dan kompetitif. Mustahil bisa mewujudkan visi, jika tanpa misi, apalagi jika tanpa gizi. Pangan nadinya sebuah bangsa.

Demikian dikatakan Wayan Supadno. Wayan yang disapa pak Tani ini menuturkan, untuk mewujudkan pangan yang cukup, bermutu dan kompetitif, dibutuhkan penjabaran di lapangan secara nyata.

Bagi pak Tani di Bogor ini, tidak cukup hanya narasi. Sehebat apapun di lapangan inovasi teknisnya, akan sia - sia belaka, jika salah strategi kebijakan politik makro iklim usahanya.

"Pancasila mudah dikaburkan jika pangan rawan. Pancasila makin jadi nafas kebanggaan semua anak bangsa, jika pangannya aman. Sejarah telah mendidik kita, bahwa kedaulatan pangan sumber kemasyhuran. Makin kekinian bangsa yang jadi lumbung pangan dunia akan linier makin disegani masyarakat dunia," kata Wayan Rabu (1/6/2022).

Tepat di hari lahir Pancasila hari ini, Wayan menegaskan, kunci utama sukses pangan yakni ada pada mutu manusia, riset inovasi dan iklim usaha.

Ironis, negara yang miskin alamnya justru jadi lumbung dunia. Misal, Belanda negara payau tapi jadi lumbung buah dan sayur untuk Eropa. Israel dan Ethiopia negara tandus juga jadi lumbung pangan dunia banyak komoditas.

Untuk itu, Wayan yang mengelola sejumlah pangan dan peternakan sapi ini meminta semua anak bangsa, untuk patut bersyukur, karena hal pangan dan energi, secara umum Indonesia lebih baik dibandingkan negara lain.

Stabilitas politik nasional yang aman dan terkendali, menjadi modal besar kita berinovasi.

Di saat gelombang tsunami inflasi di Eropa saat ini, Indonesia masih kokoh dan ulet.

"Tapi harus waspada tinggi, agar pangan makin berdaulat lagi,"pesan Wayan.

Ia menambahkan, seyogyanya, apa yang jadi kelebihan harus jadi kekuatan dan peluang, tak ubahnya pada ajaran analisa SWOT.

Bagi pak Tani ino, sawit di banyak negara berjuang harus bisa tumbuh subur. Tapi di Indonesia, sawit mudah dan tumbuh subur.

Hal yang lain, selain sudah luas area sawit, risetnya juga kuat dan lebih hebatnya lagi, 42 persen milik rakyat petani.

"Tinggal diperkuat iklim usaha yang berpihak agar berkelanjutan,"pesan Wayan.

Menurut Wayan, berdasarkan data saat ini kebun kelapa sawit sudah menguasai 16,38 juta Ha lahan yang tersebar disejumlah wilayah Indonesia.

Alam yang subur, juga menjadikan sentra pangan lain tumbuh dan menghasilkan buah yang segar dan berkualitas. Misal jagung, tebu yang menghasilkan gula dan lain sebagainya.

Peternakan seperti sapi juga berkembang dengan baik, karena tersedianya makanan berupa rumput yang segar.

"Sekali lagi, kita stop ekspor saja. Apalagi kebijakan pemerintah semua pekebun sawit wajib memelihara sapi atau semua pabrik sawit wajib membina ternak sapi domba pakan dari limbahnya. Ini sangat baik. Tinggal kemauan dan kerja keras,"paparnya.

"Amanah agar Indonesia jadi Indonesia Raya. Sesuai pada syair lagu Kebangsaan Indonesia, bangunlah jiwa raganya. Adalah sebuah keniscayaan, jika kita hanya berpangku tangan," ujarnya lagi.

Di akhir pembicaraan, Wayan Supadno tak lupa mengucapkan Selamat Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2022. (yopi)

Artikel Terkait