Opini

Gerakan `DES GANJAR`: Gejala Awal Persaingan Kubu Megawati vs Jokowi?

Oleh : luska - Rabu, 08/06/2022 09:38 WIB

Oleh : Muhammad AS Hikam

Munculnya gerakan mendukung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo (GP), dalam bentuk *mobilisasi* 30 ribu relawan, termasuk di dalamnya para perangkat desa, yg disebut dengan "Des Ganjar" bisa ditengarai sebagai tanda2 telah terjadinya persaingan politik internal dalam partai penguasa RI, PDIP, atau semacam indikasi munculnya ke permukaan perbedaan ttg pilihan siapa yang akan diusung sebagai kandidat dalam Pilpres 2024. Dengan kata lain, telah terjadi perbedaan antara kubu Ketum DPP PDIP, Megawati Sukarnoputri (MS) disatu pihak, dengan kubu Istana yang dikomandoi oleh Presidwn Jokowi (PJ). Pihak yang disebut terakhir itulah yg kemungkinan besar berada di balik Des Ganjar. Bagaimana kok sampai sampai kepada spekulasi seperti tsb? 

Yang paling mudah untuk dijadikan sebagai indikator adalah reaksi thd gerakan mobilisasi Des Ganjar dari sebagian elit PDIP yg dikenal sangat dekat dg MS seperti Trimedya Panjaitan (TP) dan Masinton Pasadibu (MP) serta Puan Maharani (PM). Reaksi mereka cenderung sangat kritis dan bisa dianggap menolak GP serta kiprahnya dalam menggalang dukungan bagi pencapresan yg seolah mendapat restu dari Istana.

Indikator kedua adalah kemampuan sekaligus keberanian GP dkk utk terang2an melakukan move terbuka TANPA lebih dahulu meminta restu kpd DPP PDIP, khususnya MS. Ini sebuah "anomali" dalam budaya politik partai berlambang Banteng moncong putih tsb, atau bahkan fatsoen politik Indonesia pada umumnya. Dengan kata lain, jika GP memiliki keyakinan dan keberanian utk melakukan hal ini pastinya BUKAN tanpa perhitungan matang, termasuk pendukung politik yg sangat kuat. Salah satu yg patut diduga tentu adlh Istana.

Indikator ketiga adalah kemampuan mobilisasi sumberdaya pendanaan utk mobilisasi gerakan secara cepat, massif, dan sisrematis. Diperkirakan hanya dalam waktu kurang dari sebulan GP dkk bisa mengumpulkan 30 ribu relawan, termasuk para perangkat desa, dg anggaran yg mencapai Rp 1 M. Tanpa sebuah organisasi dan manajemen yg canggih, dg kapasitas jejaring yg luas di seluruh negeri, tampaknya nyaris hil yg mustahal bisa dilakukan!

Berangkat dari indikator2 di atas, bisa ditengarai bahwa fenomen Des Ganjar ini adalah sebuah tantangan terbuka thd elit DPP PDIP, khususnya MS yang sampai saat ini belum menunjukkan ada tanda2 akan menyokong tampilnya GP pada Pilpres 2024 resmi dr partai tsb. Bahkan sebaliknya, semakin sering muncul kritik2 rajam baik thd GP dan PJ dari para pentolan politisi PDIP baik di Parlemen maupun di luarnya.

Jika analisa sementara itu ada benarnya, maka apabila tidak segera diupayakan suatu negosiasi politik antara GP dan elit PDIP, maka persaingan tsb akan kian menajam dan bisa saja secara terbuka memperhadapkan MS vs PJ. Ini tentu akan sangat disayangkan bagi kemampuan elektabilitas kandidat dr partai tsb. Jelas bhw baik kubu GP maupun MS memiliki pendukung tradisional dari basis massa bawah yg sama2 kuatnya. Jika terpecah maka akan merugikan kandidat keduanya pula!

Mumpung belum terlalu jauh, saya kira penting bagi MS dan PJ utk rundingan: Mencari solusi politik yang tepat agar PDIP tetap mampu menggolkan kandidatnya dan meneruskan proses pembangunan bagi negara dan bangsa. MS jelas memiliki track record sangat baik dalam soal mengutamakan kepentingan NKRI ketimbang kepentingan pribadi & kelompoknya sepanjang karier politiknya. Semoga PJ demikian juga hendaknya. Sejarahlah yg akan mencatat apakah harapan tsb akan terjadi. Wallahua`lam.

 

TAGS : AS Hikam

Artikel Terkait