Nasional

Yudi Latif: Presidential Threshold Bisa Picu Polarisasi Partai Politik

Oleh : very - Kamis, 23/06/2022 15:18 WIB


Yudi Latif. (Foto:mediaindonesia.com)

 

Jakarta, INDONEWS.ID – Penerapan ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold bisa memicu terjadinya polarisasi yang berujung pada penggunaan politik identitas.

Padahal, politik identitas masih menjadi momok perpolitikan nasional bangsa ini, khususnya menjelang Pilpres 2024. 

Namun demikian, upaya untuk menghilangkan politik identitas ini masih belum serius dilakukan. Hal tersebut lantaran masih diterapkannya sistem pengelompokan partai politik yang mengakibatkan polarisasi.

“Contohnya, mana ada di negara sistem presidensialisme harus dibatasi dengan presidential threshold?” kata Cendikiawan Muda Yudi Latif dalam Seminar Kebangsaan DPP Partai Nasdem bertajuk “Masa Depan Bangsa di Tengah Maraknya Politik Identitas” di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (16/6).

Menurut Yudi, adanya presidential threshold 20 persen semakin membuka peluang terjadinya polarisasi. Hal tersebut lantaran akan terjadi pengelompokan politik yang semakin tajam karena tingginya ambang batas pencalonan presiden.

“Lama-lama orang yang merasa tadinya di antara kita ada sedikit beda, tapi masih ada yang bisa kita lakukan bareng-bareng, tapi begitu terjadi suatu pengelompokan politik yang tajam lama-lama orang berpikir emang beda kita ini?” ujarnya seperti dikutip Konfrontasi.com.

Padahal, kata Yudi Latif, Indonesia memiliki falsafah Pancasila yang bisa menyatukan perbedaan dan mencari titik temu antar elemen bangsa.

“Bhinneka Tunggal Ika itu suatu yang dimiliki Indonesia yang sangat khas. Kita mengakui adanya perbedaan di antara kita tetapi kita juga selalu mencari titik-titik persamaan,” pungkasnya.

Turut hadir dalam Seminar Kebangsaan DPP Partai Nasdem tersebut antara lain Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra, Ketua Departemen Pendidikan LHKP PP Muhammadiyah Alfan Alfian, dan Ketua PBNU Abu Yazid. ***

Artikel Lainnya