Sosok

Stefan Rafael Manusia Plastik dari Manggarai Barat NTT

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 26/10/2023 18:05 WIB

Oleh Zaenal Abdin

Jakarta,INDONEWS.ID - Lahir di Ruteng pas Natal 25 Desember 1968 , akibat kegigihan dan kegilaannya menangani sampah plastik yang mengotori perairan Labuhan Bajo, Rafael sampai dijuluki Plastik Man alias manusia plastik.

Awalnya Rafael menjadi pemandu wisatawan di seputaran destinasi wisata seperti, danau kelimutu, kampung adat bena pulau komodo dan sekitarnya. Wisatawan banyak yang mengeluhkan sampah sampah bertebaran dimana-mana, di setiap destinasi wisata yang mereka kunjungi.

Rasa malu dan prihatin membuat Rafael terpanggil dan langsung berbuat, dia memulai dari Labuhan Bajo sendirian. Pagi pagi sekali dia pergi ke dermaga sampai kampung ujung, sampai ke pantai pede ujung sebelah timur. Rafael mengumpulkan beragam jenis sampah yang berserakan.

Setiap hari sampah dibersihkan tetapi keesokan harinya sampah sampah baru bermunculan. Karena selain warga setempat yang buang sampah sembarangan setiap hari, juga sampah sampah kiriman yang hanyut dibawa arus sungai dan terdampar.

Manusia plastik ini pantang menyerah, kegigihannya membuat teman temannya pemandu wisata terbaru dan ikut terpanggil. Akhirnya perminggu mereka mampu mengumpulkan sampah lebih 60 ton, karena tidak cuma sampah yang di permukaan, yang di dasar laut pun tak luput mereka angkut dan bersihkan.

Akhirnya berdirilah Komodo plastik man institut atas prakarsa Rafael. Untuk memperdalam lagi ilmunya oleh NGO Rafael belajar manajemen sampah selamat 6 bulan di Amerika, karena perminggu Rafael dan kelompoknya perpekan sudah mengumpulkan 67 ton sampah plastik yang ada di pantai dan pesisir.

Rafael harus lebih faham lagi konsep 3 R : reduce, reuse dan recycle agar masalah persampahan yang mengotori perairan Labuhan Bajo yang menjadi kebanggaan destinasi wisata mahal sesuai cita cita presiden jokowi benar-benar bisa terwujud

Artikel Terkait