Nasional

Hari Spesial Depok Hari Wafatnya Chastelien Pemikir VOC

Oleh : rio apricianditho - Rabu, 31/07/2024 12:13 WIB


Jakarta, INDONEWS.ID - Tanggal 28 Juni jadi hari istimewa warga Depok, pasalnya tanggal istimewa itu diperingati sebagai hari lahirnya kota Depok. Namun banyak yang tidak kita ketahui tanggal 28 Juli tersebut menjadi spesial bagi kota Depok, tanggal tersebut merupakan hari wafatnya Cornelis Chastelien anggota VOC yang kerap mengkritk kota Batavia.

Hal itu diungkap saat diadakan diskusi "Kota Depok Memori Kolektif & Heritage" dengan pembicara Dr. Bondan Kanumoyoso, Dekan FIB UI, JJ Rizal, sejarawan, Boy Loen, Kabid Sejarah YLCC, dan moderator Profesor Zeffry Alkatiri, di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia.

Dekan FIB UI mengatakan, Chastelien membangun Depok karena sebagai wujud kritik dirinya terhadap Batavia yang menjadi markas dagang VOC. Batavia dibangun atas dasar keuntungan maka hingga saat ini kota itu dikenal masih tempat berburu keuntungan. 

Chastelien datang dari Belanda sebagai seorang pedagang dan anggota eksekutif VOC, ia melihat membangun sebuah koloni bukan seperti yang dipraktekan VOC yang hanya berorientasi pada keuntungan, tapi harus merangkul warga kolonial.

Kritikan Chastelien tak pernah didengar, maka ia bertekad membangun koloni seperti pemikirannya, mulai ia membeli beberapa lahan di seputar Batavia. Dari awal pembangunan kawasan hingga Depok menjadi bagian NKRI, pemikiran Chastelien masih terus bertahan. Karena pemikirannya lah maka ketika Chastelien wafat tanggal 28 Juni dijadikan sebagai hari kelahiran kota Depok.

Sedangkan Boy Loen menjelaskan, Chastelien membangun Depok dimulai dengan membeli beberapa lahan, seperti di Cinere (Karanganyar) dan Mampang dahulu itu bagian dari Depok. Setelah memiliki lahan luas, ia mencari warga atau pekerja untuk menggarap lahan tersebut.

"Dahulu pusat penjualan budak itu ada dua, satu di Bali dan satu lagi di Makassar. Dia membeli pekerjanya di sana, berbeda dengan VOC yang mendatangkan pekerja secara paksa", tuturnya.

Para pekerja Chastelien diberi kebebasan dan mendapat upah dari pekerjaannya, mereka juga diajari membaca, berorganisasi, dan berkebun. Di zamannya, apa yang dilakukan Chastelien jauh berbeda dengan praktek yang dijalankan VOC atau negara kolinial manapun meski ia bagian dari VOC.

Ketika Chastelien wafat, wasiat yang ia tulis sebelumnya adalah membagikan lahan ke para pekerjanya. Para pekerja itu yang terus menjalankan keinginan Chastelien sebagai seorang pemikir, religius, dan peduli orang kecil.

Sementara JJ Rizal mengatakan, saat ini Depok jauh sekali dari keinginan Chastelien, yang punya toleransi terhadap perbedaan tapi saat ini Depok punya nilai rendah terhadap toleransi perbedaan.

Dan sebagai kota bersejarah, Depok tak punya museum sebagai memori bersama warga Depok, dan situs sejarah Depok banyak sekali yang hilang. Seperti SDN Pondok China yang ingin dirubah menjadi Mesjid. "Bangun itu bersejarah, berdiri setelah setahun kita merdeka, mau dirobohkan dan diganti mesjid, ini kan problem", tambahnya.

Artikel Lainnya