Bisnis

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Tinjau Peternakan Ayam Petelur Berbasis Cluster di Panti Asuhan Cijeruk Bogor

Oleh : luska - Sabtu, 10/08/2024 21:08 WIB


Bogor, INDONEWS.ID - Kementerian Pertanian melalui Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan menggandeng Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (LPER) Indonesia untuk mengembangkan gerakan ekonomi kerakyatan mendukung pogram ketahanan pangan melalui peternakan ayam ras petelur skala mikro kecil. 

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dr.drh Agung Suganda , M.Si bersama Ketua LPER Jabar H.Mulyadi Atma meninjau kegiatan chick in ayam pullet petelur di Panti Asuhan Siti Hamdana Sjamsoedin  Palasari Cijeruk Bogor, 9 Agustus 2024. 

Agung bersama jajaran Ditjen PKH menyambut baik upaya Panti Asuhan ini untuk mewujudkan pemberdayaan ekonomi rakyat melalui peternakan ayam ras petelur berbasis cluster. 

Untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis menurut Agung, pemerintah telah memiliki konsepsi dan roadmap ketersediaan daging dan telur ayam ras melalui skema cluster peternakan berbasis pedesaan dan kecamatan. "Skema klasterisasi ini mendorong tumbuhnya ekonomi dan kemandirian wilayah, mendekatkan produksi dengan konsumen", lanjutnya. 

Sementara skema cluster peternakan ini menurut Ketua Koperasi LPER sangat tepat diterapkan karena adanya keseragaman manajemen budidaya sekaligus menekan biaya logistik sehingga menguntungkan peternak dan konsumen. 

Dalam rangka memenuhi kebutuhan telur baik untuk internal panti maupun menyediakan telur murah untuk masyarakat sekitar, Panti Asuhan Siti Hamdana Sjamsoedin beralamat di Desa Palasari Cijeruk-Bogor telah membangun peternakan ayam petelur  berbasis cluster dengan populasi sebanyak 10 ribu ekor. Pengembangan cluster dan pemeliharaan ayam petelur ini dikawal langsung oleh Ditjen PKH Kementan dan LPER wilayah Jawa Barat. 

Pihak Panti Asuhan didampingi Tim LPER menyebutkan populasi 10 ribu ekor ayam layer per cluster berpotensi menyediakan 4,32 juta butir telur selama satu siklus produksi terhitung umur 20-95 minggu. 

Sementara Agung bersama tim PKH menghitung skema petelur skala mikro kecil seperti yang diterapkan di panti ini akan memiliki omset harian 13 juta atau 394 juta per bulan sehingga bila dilakukan oleh masyarakat dapat mendongkrak perputaran ekonomi setempat. Agung menegaskan cluster petelur secara presisi bila dikaitkan dengan program MBG, akan mampu menyediakan telur untuk 12 ribu orang penerima manfaat selama satu tahun atau akan mengcover 4 unit centra kitchen (unit pelayanan) basis kecamatan.  "Manfaat lebih luas dari skema cluster peternakan seperti di Panti akan meningkatkan asupan gizi masyarakat setempat dengan harga terjangkau, tidak lagi melalui rantai tata niaga yang panjang", pungkasnya. 

Ia mengapresiasi langkah Panti Asuhan yang mengembangkan model usaha mandiri ini sehingga turut andil membantu pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. 

Mengakhiri kunjungannya, Agung berpesan pola ini dapat direplikasi dan dikembangkan lebih luas lagi cakupan wilayah nya dengan tetap mengedepankan prinsip kelayakan ekonomi, kemandirian, keberlanjutan dan skala kerakyatan.

Pendapat Francisca Sestri selaku Sekjen LPER, langkah Mulyadi Atma yang melakukan studi banding ke peternak Cijeruk cukup baik,sambil menanti turunnya CSR ke 2 dari Bank Indonesia Wilayah Jawa Barat, yang masih menunggu pemberkasan untuk lebih kurang 2.000 ayam petelur. Semoga segera terealisir dan proses replika dari Cijeruk menular ke kota Bekasi, ungkapnya kepada Indonews malam ini.

Artikel Lainnya