Nasional

Panen Raya Berhasil Turunkan Harga Jagung unuk Pakan Ternak

Oleh : Syailendra - Kamis, 21/03/2019 08:01 WIB

Panen Jagung selama dua bulan terakhir berhasil menutupi kebutuhan pakan ternak

Jakarta, Indonews.id - Panen raya jagung yang berlangsung di bulan Februari-Maret 2019, membuat harga pakan ternak berangsur-angsur turun, hal ini direspons dengan baik oleh perusahaan pakan ternak (feedmill).

Pemerintah terus menjembatani hasil panen jagung petani agar diserap oleh peternak, karena jagung untuk bahan pakan ternak merupakan komponen terbesar yang dibutuhkan oleh pabrik pakan skala besar (anggota GPMT), peternak ayam mandiri (self mixing) dan oleh pabrik pakan UMKM (termasuk pabrik pakan milik koperasi susu).

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita mengatakan, pakan sangat mempengaruhi efisiensi dalam budidaya ternak karena biaya budidaya ternak menempati porsi terbesar dari total biaya produksi yaitu 70 80%, sehingga pakan yang disediakan harus baik kualitasnya, cukup jumlahnya, dan harganya terjangkau.

Berdasarkan laporan dari beberapa pabrik pakan yang diterima oleh Kementerian Pertanian, pakan broiler harganya turun Rp. 100-300, dan pakan layer turun Rp. 150-300. “Kisaran harga pakan broiler saat ini Rp. 6.700-7.300, sedangkan untuk pakan layer dari Rp. 5.200-6.200,” tegas Ketut.

Berdasarkan perhitungan, produksi pakan GPMT tahun 2018 sebesar 19.4 juta ton sehingga dibutuhkan jagung 7, 8 juta ton, sedangkan kebutuhan jagung peternak self mixing sekitar 3 juta (rata-rata 250 ribu ton per bulan). Perkiraan kebutuhan jagung sebagai bahan pakan ternak pada tahun 2019 untuk GPMT adalah 8.28 juta ton dan untuk peternak mandiri sebesar 2,92 juta ton. Total kebutuhan sebesar 11,2 juta ton atau rata-rata 925 ribu ton/bulan.

Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Desianto menyampaikan harapannya adanya kontinuitas pasokan jagung, utamanya pada saat musim kemarau.

“Hal itu untuk menjamin tidak terjadi penurunan stock jagung yang berpotensi mempengaruhi fluktuasi harga pakan,” ungkap Desianto. Ketut mengatakan, pihaknya terus memperkuat koordinasi untuk mendukung usaha perunggasan nasional yang sehat

Dia menjelaskan peran Kementan dalam menyikapi kondisi perunggasan akhir-akhir ini, khususnya terkait upaya meningkatkan harga ayam di tingkat peternak. Salah satu solusi dari sisi pakan adalah dengan memastikan ketersediaan pakan (komponen utamanya jagung) pada harga yang wajar.

“Kementerian Pertanian bersama stakeholder terus berkoordinasi untuk merumuskan langkah-langkah strategis menyelesaikan permasalahan perunggasan ini,” terang Ketut.

 

Artikel Terkait