
Jakarta, INDONEWS.ID - Musisi dan Penulis Lagu Indie Folk, Harlan Boer untuk pertama kalinya sukses menerbitkan buku perdananya berjudul "Penyair Pastel".
Dalam deskripsi yang diperoleh media ini di Marketplace tempa dia menjajakan bukunya, disebutkan bahwa jika kemudian Harlan menulis puisi, perlakukannya seperti lirik lagu: bergaya ungkap bebas, nyaris kayak ngobrol.
Disertai minatnya terhadap budaya pop, puisi-puisi di “Penyair Pastel” tidak menyarankan agar dirunut ke sejarah puisi, melainkan ke persoalan sehari-hari.
Puisi memulihkan dirinya sebagai medium ekspresi sehingga “Penyair Pastel” otentik memvisualkan budaya pop secara luwes. Budaya pop yang dioplos bersama nostalgia, berikut embel-embel kenangan dan traumanya.
“Penyair Pastel” mengajak pembaca berinteraksi secara jumpalitan dengan dunia urban yang keras tapi malu-malu, polos sekaligus berani, dan lugu tanpa arogansi; sambil ia menyuguhkan representasi alternatif atas peristiwa demi peristiwa yang wajar.
Andaikan puisi kaku, Harlan Boer melenturkannya. Penyair Pastel terkesan menyapih puisi dari formalitasnya.
Pemimpin Redaksi Indonews.id Asri Hadi mengapresiasi penerbitan buku ini. "Terima kasih untuk peluncuran buku ini. Terima kasih juga saya mendapatkannya langsung dari sang penulis," kata Asri Hadi.
Siapa Harlan Boer
Mengutip Pophariini.com, Harlan Lahir 9 Mei 1977. Sekarang bekerja di sebuah digital advertising agency di Jakarta. Sempat jadi anak band, di antaranya keyboardist The Upstairs dan vokalis C’mon Lennon. Sempat jadi manager band Efek Rumah Kaca. Suka menulis, aneka formatnya.
Masih suka dan sempat merilis rekaman karya musiknya yaitu Sakit Generik (2012) Jajan Rock (2013), Sentuhan Minimal (2013) dan Kopi Kaleng (2016)
Sementara Frekuensiantara.com, menulis Harlan Boer dideskripisikan sebagai seorang penyanyi folk yang menyandarkan gemuruh isi kepalanya pada jerumus dua-tiga kunci gitar kayu sederhana, yang dipetik, digenjring mengusik sederet lamunan lowong milik sang gelisah.
"Kita bisa melihatnya bersisa secara permanen di sana, menyelimuti sosok kartun flamboyan berkacamata minus yang tengah duduk memangku sebelah kakinya sendiri, berusaha meredakan kesintingan alami bersama motorik asing galaksi gabir," bunyi tulisan yang ditulis oleh Rio Tantomo itu.
Namun dari profil yang ditulis sendiri oleh Harlan Boer, pria yang akrab dengan kacamata minus ini merupakan penyanyi dan penulis lagu indie folk/indie-pop/anti-folk Jakarta.
Pria kelahiran 9 Mei 1977 ini bisa dibilang hampir setiap tahun merilis album baru. Sederet album mini seperti Sakit Generik (2012), Jajan Rock & Sentuhan Minimal (2013), Kopi Kaleng (2016) telah diterbitkan. Nanaba Records kemudian menyatukan keempat diskografi tersebut dalam satu rilisan kaset yang diberi titel Binfolk di tahun yang sama pas debut penuhnya, Operasi Kecil (2017) ditelurkan.
Pria kelahiran Jakarta ini merilis album dengan judul yang sangat elok: "Bila Lapar Melukis". Dari album ini, aroma perbudakan segera tercium dari kalimat yang menetes barusan, seperti meradang pun menantang, memancarkan romantisme perikebinatangan pelampiasan karya.
Dia mengaku ilham itu diambilnya dari tulisan sastrawan Sunda, Ajip Rosidi, ketika menggambarkan perilaku berkesenian pelukis Affandi. Boer mengatakan Affandi melukis seperti orang lapar yang butuh makan.
"Gue merasa punya kedekatan dengan itu. Prosesnya sama kayak dia (Affandi), begitu ‘lapar’ datang – misalnya habis baca buku atau ngobrol sama orang, gue akan langsung ambil gitar, lima belas menit – sekali jalan, selesai.” katanya.
Untuk Bila Lapar Melukis, Boer bekerja sama dengan Fungjai, kanal musik streaming asal Thailand yang memberinya kesempatan melepas setiap lagu dalam albumnya sebagai single dan dipanggungkan masing-masing sepuluh kali per minggu tur keliling Jakarta-Bekasi. Sementara fisiknya disebar via Langen Srawa Records.
Dari 500 CD yang sudah dirilis ke pasaran, Harlan membawa beberapa puluh keping CD album keduanya untuk digambar langsung oleh 15 seniman tersebut. Tak hanya itu saja, ia juga menggunakan kanvas sebagai cover albumnya loh.
Selain mengajak para seniman untuk membuat cover albumnya, Harlan juga dibantu oleh Henry Foundation dari band Goodnight Electric untuk proses rekaman lagu-lagu di album `Bila Lapar Melukis`.
Album yang dirilis dibawah label Langen Srawa Records ini memuat 10 lagu yang seluruhnya ditulis oleh Harlan, di antaranta `Rahasia Orangtua`, `Aplusan`, `Emas di Hati`, `Bila Lapar Melukis`, `Jatuh Cinta Diam-diam`, `Sky Hook`, `Teman Pemalu`, `Biologi Elektronik`, `Berlayar`, dan `Perang`.
Sebelumnya, Harlan sudah merilis album solo perdananya yang berjudul `Operasi Kecil` pada tahun 2017 lalu. Untuk mendapatkan album fisik `Bila Lapar Melukis` kamu bisa langsung membelinya lewat Langen Srawa Records ya, TemanBaik.
Dari profil pribadinya, Harlan Boer mengaku saat ini bekerja di sebuah digital advertising agency di Jakarta.
Profil Singkat
Nama : Harlan Boer
Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 9 Mei 1977
Profesi : Penyanyi dan penulis lagu indie folk/indie-pop/anti-folk Jakarta
Lain-lain: Sempat jadi anak band, di antaranya keyboardist The Upstairs dan vokalis C’mon Lennon. Sempat jadi manager band Efek Rumah Kaca. Suka menulis, aneka formatnya. Masih suka dan sempat merilis rekaman karya musiknya yaitu Sakit Generik (2012) Jajan Rock (2013), Sentuhan Minimal (2013) dan Kopi Kaleng (2016).
Lagu - Lagunya:
Jatuh Cinta Diam-Diam
Bila Lapar Melukis · 2019
Kopi Kaleng
Demo Live Recordings · 2013
Posisi Di Kantor
Operasi Kecil · 2017
Kiri Kanan
Kerja Itu Liburan
Berlayar
Sky Hook
Sugesti Biru
Perang
Es Mambo Kacang Ijo
Aku Malas Mati Lagi
Rahasia Orangtua
Tetap Baik Di Dalam Hati
Semoga Kita Masih Waras
Sayap.