Internasional

Digempur Israel, Lebih dari Separuh Warga Lebanon Timur Mengungsi

Oleh : donatus nador - Selasa, 29/10/2024 15:23 WIB


Lebih dari separuh atau 60 persen penduduk di wilayah Lebanon Timur memilih meninggalkan rumah mereka dan menjadi pengungsi akibat gempuran pasukan Israel. Foto ilustrasi

Jakarta, INDONEWS.ID- Lebih dari separuh atau 60 persen penduduk di wilayah Lebanon Timur memilih meninggalkan rumah mereka dan menjadi pengungsi.

Hal ini seorang aksi pasukan Israel yang terus mengepung wilayah bagian timur dari negara Lebanon tersebut.

Gubernur Baalbek-Hermel, Bashir Khodr, mengatakan, warganya memilih menjadi pengungsi agar selamat dari serangan pasukan Zionis.

"Lebih dari 60 persen penduduk Baalbek-Hermel telah menjadi pengungsi akibat agresi Israel," kata Khodr kepada kantor berita Sputnik-OANA, dikutip Rabu (29/10).

Menurut Khodr, pada Senin (28/10) saja, angkatan udara Israel melakukan 30 serangan di berbagai pemukiman di wilayah itu. "Lebih dari 60 orang tewas, lebih dari 100 warga terluka," tambahnya.

Tim penyelamat dan ambulans telah dikirim ke daerah yang terkena serangan. Warga setempat juga membantu membersihkan puing-puing dengan harapan dapat menemukan orang-orang tercinta mereka dalam keadaan hidup.

Sebelumnya, sumber di layanan penyelamatan mengatakan kepada RIA Novosti bahwa 12 anggota sebuah keluarga tewas akibat serangan pada salah satu rumah pribadi di daerah Baalbek.

Peristiwa pilu yang menimpa warga sipil membuat perwakilan Tetap Lebanon untuk PBB di Jenewa, Salim Baddourah marah.

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita RIA Novosti, Baddourah mengatakan bahwa pihaknya meragukan komunitas internasional (PBB)  yang ada di Lebanon.

Menurut dia,  PBB tida mampu memberikan tekanan lebih efektif pada Israel terkait pelanggaran terhadap hukum internasional.

Pihaknya, kata Baddourah, mengharapkan agar ada tekanan lebih efektif diberikan kepada Israel yang sangat jelas melanggar hukum internasional.

"Ada beberapa mekanisme untuk memberikan tekanan pada mereka yang secara serius melanggar hukum internasional atau hukum kemanusiaan internasional. Namun, apakah ada kemauan untuk melakukannya? Sinyalnya tidak menggembirakan," tegasnya.

Baddourah mengatakan situasi di Timur Tengah terlalu kompleks jika ingin menekan Lebanon  akibat keberadaan gerakan Hizbullah,

"Hizbullah adalah bagian dari Pemerintah Lebanon dan merupakan bagian integral dari front Lebanon yang bangkit untuk melawan agresi mematikan Israel dan membela negara dengan segala cara yang diperbolehkan oleh hukum internasional," bebernya.

Pengamat, lanjut dia, harus memahami bahwa mengingat kompleksitas Timur Tengah, pendekatan yang sederhana dan bermakna ganda harus dihindari.

Dia menilai, setiap negara berpengaruh mencoba memainkan permainannya sendiri dan melindungi kepentingannya.

"Kepentingan kami adalah melindungi kedaulatan kami, serta masa depan rakyat kami. Ini juga memerlukan perlindungan terhadap persatuan nasional kami," pungkasnya

.

Artikel Lainnya