Jakarta, INDONEWS.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Khusus Jakarta (DKJ) melalui Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya selaku pengelola Pasar Pramuka buka suara terkait pro kontra rencana revitalisasi pasar yang berdiri sejak 1975 ini.
Perumda Pasar Jaya mengklaim telah mengantongi dukungan sebagian besar para pedagang terkait rencana revitalisasi pasar yang beralamat di Jalan Pramuka, Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur yang selama ini menjadi pusat penjualan obat dan alat kesehatan tersebut.
Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya, Agus Himawan menegaskan pihaknya telah memperoleh pernyataan tidak keberatan yang dilengkapi tandatangan serta foto setiap pedagang yang diambil dan dilakukan di ruang terbuka. Para pedagang, terang Agus, sangat menyambut baik rencana besar pemerintah tersebut.
Sebagaimana diberitakan Indonews.id sebelumnya dengan judul `Kemelut Rencana Revitalisasi Pasar Pramuka, Perkumpulan Pemilik Kios Buka Suara`, Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka (HPFPM) mengklaim bahwa sebagian besar pedagang mengaku keberatan dengan rencana revitalisasi ini karena akan berdampak pada kenaikan harga sewa guna bangunan.
"Bukan sebagian besar mas, tapi sebagian kecil. Dari 393 pedagang, sudah ada 392 yang sudah tanda tangan, lengkap dengan foto beserta KTP pernyatakan menyambut baik rencana revitalisasi ini dan kenaikan harganya," kata Agus Himawan ditemui Indonews.id di Kantor Pusat Perumda Pasar Jaya, di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (4/11/24).
Ditemani Manager Hubungan Masyarakat (Humas) Perumda Pasar Jaya Agus Lamun, Agus Himawan menjelaskan bahwa rencana revitalisasi Pasar Pramuka yang didirikan pada 1975 ini sudah melalui mekanisme dan proses yang panjang. Intinya, kata dia, pihaknya tidak tergesa-gesa dalam merealisasikan rencana yang menjadi bagian dari visi misi pemerintah menuju Jakarta sebagai Kota Global ini.
"Kami menjaring dan menyerap aspirasi dan masukan dari berbagai pihak dan stakeholder. Mekanismenya kami jalankan sesuai prosedur," bebernya sembari menyampaikan pihaknya menyadari semua kebijakan selalu ada pro dan kontra.
Appraisal Adalah Amanat Perda
Terkait keterjangkauan dan kewajaran harga yang menjadi inti penolakan sebagian kecil pedagang tersebut, terangnya, sudah dihitung secara teliti, cermat dan seksama berdasarkan appraisal atau penilaian melalui lembaga resmi Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).
Melansir https://pppk.kemenkeu.go.id, Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) adalah badan usaha yang menyediakan jasa penilaian aset atau bisnis dari penilai publik. KJPP didirikan oleh penilai publik yang memiliki izin usaha dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Jadi sudah melalui mekanisme apraisal dari KJPP yang memang diamanatkan dalam Perda Pasar Jaya itu. Itu harga per unit kios adalah Rp940 juta untuk lantai dasar. Sedangkan untuk lantai 1 adalah sebesar Rp650 juta. Setelah mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak, kami potong 60 persen sehingga menjadi 400juta untuk lantai dasar," paparnya.
Selain itu, lanjut Agus Himawan, pihaknya juga memperpanjang tenor pembayaran hingga pemberian diskon. Saat ini, pihaknya sudah mulai menerima pembayaran dan sudah hampir 40 orang pedagang yang telah melakukan pembayaran.
"Jadi sekali lagi, harga itu dari appraisal KJPP. Kita hanya menerbitkan angka. Hasil dari pertemuan dengan DPRD, akhirnya kemarin kita perpanjang tenor pembayarannya, kita berikan diskonnya ditambah juga. Sudah kita launching pembayarannya. Sekarang sudah hampir 40 lebih yang sudah bayar. Ini sudah berproses mas dan perizinan juga sudah berjalan untuk pembangunannya," imbuhnya.
Mekanisme Pembayaran dan Komponen Renovasi
Ditanya terkait mekanisme pembayaran, Agus Himawan menjelaskan bahwa pembayaran akan dilakukan kepada PT Karya Wika Konstruksi selaku mitra yang melakukan investasi di Pasar Pramuka. Menurutnya, mekanisme seperti ini merupakan hal yang wajar dalam skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), yakni kerjasama antara swasta dan pemerintah.
Agus Himawan mengingatkan agar para pedagang tidak perlu cemas soal mekanisme pembayaran ini. Sebab penentuan mitra sudah melalui seleksi yang ketat. Tak hanya itu, ada perjanjian dalam kerjasama ini, dimana di dalamnya memuat klausal soal hak dan kewajiban para pihak.
"Tidak usah melebar. Fokus aja. Toh kita juga di-audit oleh BPK dan sebagainya. Kewajiban mitra adalah membangun dan melakukan revitalisasi, menerima uang dan sebagainya. Lalu kita (Perumda Pasar Jaya-red) menerima bagi hasil. Nah kita mayoritas di bagi hasilnya itu," tegasnya.
Lebih jauh, Agus Himawan menjelaskan, semua proses yang dilewati sudah on the track seperti sosialisasi regular hingga appraisal dan sebagainya. Dia meminta berbagai pihak untuk tidak menghambat proses pembangunan dalam rangka membenahi Jakarta menuju Kota Global.
"Proses yang kami lewati sudah on the track semua. DPRD juga mendukung kami. Sudah kita lalui semuanya seperti sosialisasi sudah 3 kali, apraisal dan sebagainya. Mohon jangan menghambat pembangunan. Kita sedang membangun dan membenahi Jakarta sebagai kota global," tukasnya.
Berdasarkan Maket yang dipajang di Lobby Kantor Perumda Pasar Jaya sebagaimana dilihat Indonews.id ini pada Senin (4/11/24), dapat diketahui bahwa revitalisasi ini akan mencakup seluruh komplek dan bangunan.
"Maket Pasar Pramuka ada di lobby mas. Rombak total. Namun untuk gedung, kemarin hasil pemeriksaan fisik, masih dinyatakan layak. Tapi semuanya diganti mulai dari lantainya, mechanical, electric, plumbingnya, tampak muka, masjid, sarana parkir dan lain-lain. Semuanya diganti. Dibikin masjid besar di atasnya. Macam-macam, nanti ada spek-speknya seperti yang terlihat di maket," paparnya.
Aktivitas Pasar
Sementara itu, Manager Hubungan Masyarakat (Humas) Perumda Pasar Jaya, Agus Lamun mengatakan, revitalisasi Pasar Pramuka ini dalam rangka meningkatkan layanan kenyamanan dan kemudahan bagi pedagang dan pengunjung.
"Ini kan nanti langsung terhubung ke Lintas Raya Terpadu (LRT). Stasiunnya tengah di bangun persis di depan pasar," terangnya. Dia menambahkan "saat ini, tengah berlangsung proyek pembangunan LRT Jakarta fase 1B rute Velodrome-Manggarai, satu stasiun akan dibangun di depan Pasar Pramuka."
Dia menjelaskan, revitalisasi Pasar Pramuka dapat menjadi pilihan utama masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kesehatan. Pasar yang lebih modern, bersih dan teratur akan memberikan pengalaman berbelanja yang lebih baik, serta meningkatkan kesejahteraan para pedagang.
Mengomentari soal tren Pasar Pramuka yang akhir-akhir ini nampak sepi, Agus Lamun menjelaskan bahwa, ini adalah masalah persepsi. Sebab yang harus dipahami adalah bukan kuantitas atau jumlah pengunjung yang datang melainkan kuantitas transaksinya.
"Ini masalah persepsi. Harusnya yang diukur adalah jumlah transaksi bukan jumlah pengunjung. Bisa saja orang order dan bayar lewat online, ga harus datang ke lokasi. Artinya pengunjungnya sepi tapi transaksinya berjalan terus," bebernya.
Lebih jauh, Agus menambahkan, generasi milenial dan generasi Z merupakan populasi terbanyak di Indonesia. Menurutnya, ini merupakan peluang bagi pemerintah untuk menyediakan kompleks pasar yang dapat menjadi locus generasi ini untuk menghabiskan waktu-waktu santainya.
"Jadi pasar tradisional itu harus ditata lagi, dimana harus ada tempat untuk nongkrongnya, sehingga bisa menarik minat generasi z untuk berkunjung," pungkasnya.
Menurut Agus Lamun, revitalisasi Pasar Pramuka, sebagaimana revitalisasi pasar-pasar lain di Jakarta bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan menjaga kelestarian pasar tradisional.*