
Jakarta, INDONEWS.ID - Animator Indonesia mulai tunjukan kebolehannya, kolaborasi 400 animator hasilkan film Jumbo produksi Visinema Studios. Mengangkat kisah persahabatan 3 anak yang tak lagi menerima belaian kasih orangtua mereka, namun mampu mengagalkan rencana penggusuran kampung mereka.
Lewat tayangan perdana di XXI Epicentrum, Visinema berhasil memainkan emosi penonton, meski 80 persen adalah orang dewasa. Film animasi untuk segala umur memang dibuat untuk anak-anak, remaja, maupun orang dewasa, dimana masih ada 'rasa' anak-anak dalam diri remaja maupun orangtua (inner child), karena sang penulis sekaligus sutradara Ryan Adriandhy lewat Jumbo menitip pesan bagaimana menerima kehilangan orang tercinta dengan perbuatan yang positif.
Cerita sederhana yang bisa kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari, namun dikemas sedemikian apik lewat animasi yang tak kalah dari animasi karya Disney, penuh detail dan halus pembuatannya.
Diawali tokoh utama film Jumbo, Don bocah kecil berpostur 'gemoy' yang asyik mendongeng ke teman sepermainannya di lapangan kosong. Tapi temannya bosan dengan cerita yang dibawakan Don, karena tiap hari ia mendongengkan cerita pahlawan kecil yang tinggal di pulau gelembung dari buku cerita peningggalan orangtuanya.
Setelah ditinggal teman-temanya, datanglah seorang anak gembala yang merupakan kawan dekat Don, yang tak menemukan sosok si gemoy di tempat biasa keduanya bermain (basecamp) mereka.
Hanya Nurman si gembala kambing yang mau bermain dengan Don, sementara teman-teman sebayanya selalu menolak Don ikut bermain apapun. "Kalau kamu ikut pasti kita kalah, karena kamu lambat", ujar teman-temanya bila Don mengajukan diri sebagai salah satu pemain tim kasti.
Ternyata tak hanya Nurman yang selalu ada di sisi Don, ada satu lagi Mae bocah perempuan yang juga satu 'geng' dengan Don dan Nurman. Ketika Don sedih karena selalu ditolak ikut bermain, kedua sahabatnya memberi semangat Don, dan menunjukan kemampuan Don sebagai pendongeng lewat festival yang diadakan kampungnya.
Don sendiri punya pesaing, Don selalu dianggap remeh oleh pesaingnya, tapi kali ini Don lebih sukses dari pesaingnya yang gagal ikut festival sementara Don beruntung bisa tampil dipentas kampung Seruni. Sempat ditolak seperti pesaingnya yang telat mendaftar, tapi saat Don mendaftar kebetulan ada satu kelompok yang membatalkan keikutsertaannya, maka Don menggantikan kelompok tersebut.
Akhirnya 'geng' Don bisa tampil, ditengah persiapan performa mereka, ada keajaiban, munculnya hantu bocah perempuan yang meminta tolong geng Jumbo membebaskan orangtuanya yang diusik orang tak dikenal, orangtua hantu bocah itu juga sudah berpindah alam.
Don sukses dalam pertunjukan, bahkan menjadi performa terbaik di festival itu berkat sentuhan magic Mery hantu kecil yang juga butuh bantuan Don. Akhir dari cerita Jumbo mengejutkan, penonton terkena 'sihir' animasi Jumbo, asyik menikmati visual apik sehingga tak menduga-duga kisah akhir dari perjuangan Don dan sahabatnya.
Siapapun yang berbuat salah tentu ada balasannya, begitu pula sebaliknya siapa yang berbuat baik pasti akan menghasilkan kebaikan. Pesan fim ini, bagaimana kita siap menghadapi kehilangan orang-orang tercinta, kita harus menerima apa itu musibah apa itu mujijat karena semua ada hikmahnya.
Mari jadi saksi bagaimana apiknya animasi kita, bahkan sudah ada 17 negara yang siap memutar Jumbo di negara mereka, sebagai bangsa kita jangan mau ketinggalan dengan 17 negara, ramaikan bioskop untuk menyaksikan film Jumbo yang rencananya tayang di momen hari kemenangan, Idul Fitri.