
Jakarta, INDONEWS.ID - Pemerintah Israel mengumumkan akan mendeportasi aktivis lingkungan asal Swedia, Greta Thunberg, bersama 11 aktivis lainnya yang terlibat dalam misi kemanusiaan menuju Gaza. Mereka ditangkap pada Senin (8/6) setelah kapal yang mereka tumpangi diadang oleh Angkatan Laut Israel di tengah perairan Mediterania.
Kapal yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza itu berlayar dari Italia pada 1 Juni 2025, sebagai bagian dari misi Koalisi The Freedom Flotilla. Misi ini bertujuan untuk menyalurkan bantuan ke Gaza yang tengah menghadapi blokade dan serangan militer dari Israel.
Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, seluruh penumpang kapal — yang dijuluki “Selfie Yacht” oleh pemerintah setempat — dijadwalkan akan dipulangkan melalui Bandara Ben Gurion, Tel Aviv, pada Selasa (10/6). Penumpang kapal termasuk jurnalis, aktor, dan anggota parlemen dari berbagai negara Eropa.
“Para penumpang ‘Selfie Yacht’ tiba di Bandara Ben Gurion untuk berangkat dari Israel dan kembali ke negara asal mereka,” tulis Kementerian Luar Negeri Israel dalam pernyataan di platform X, seperti dikutip dari Reuters.
Pihak Israel juga menegaskan bahwa mereka yang menolak menandatangani dokumen deportasi akan dibawa ke hadapan otoritas peradilan.
The Freedom Flotilla mengonfirmasi bahwa semua aktivis saat ini ditahan oleh otoritas Israel dan menunggu proses deportasi. “Mereka mungkin diizinkan terbang keluar dari Tel Aviv paling cepat malam ini,” ujar pihak Koalisi dalam unggahan di X.
Insiden ini menambah ketegangan diplomatik antara Israel dan sejumlah negara Eropa yang warganya terlibat dalam aksi kemanusiaan tersebut, serta memicu kembali sorotan internasional terhadap kondisi kemanusiaan di Gaza.