Juru Bicara Presiden Jokowi, Johan Budi SP. (Foto: Setkab.go.id)
Jakarta, INDONEWS.ID – Presiden Joko Widodo mengatakan teror terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dengan menyiramkan air keras ke wajahnya merupakan tindakan babar dan tidak dapat dibenarkan.
Juru Bicar Presiden Johan Budi mengatakan, ketika mendengar bahwa Novel dilarikan ke RS Mitra Keluarga akibat disiram air keras, dia langsung membesuk. Selanjutnya, Johan memberitahukan hal tersebut kepada Presiden Jokowi.
"Saya mendengar Novel dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, lalu saya besuk, dan telepon pak Presiden. Beliau menegaskan agar Polri untuk mengejar pelaku, dan mengungkap pelaku dan dalangnya,?" kata Johan, di Jakarta, Rabu (12/04/2017).
Ketika ditanya apakah kasus yang menimpa Novel tersebut terkait kasus korupsi besar seperti yang dikemukakan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Johan enggan berkomentar panjang lebar.
"Mungkin Wapres Jusuf Kalla mendapat informasi yang banyak, tapi memang semua harus menunggu hasil penyelidikan Polri," ucap mantan Juru Bicara KPK itu.
Johan berharap masyarakat tidak berspekulasi terhadap peristiwa yang menimpa Novel, namun harus menunggu hasil penyelidikan Polri. "Kita menunggu hasil penyelidikan, dan tidak meraba kemana-mana ," tutur Johan.
Johan mengatakan, penyelidikan teror penyiraman air keras terdahap Novel harus ?menunggu hasil penyelidikan Polri. "Saya kira itu tugas Polri, dan Kapolri sudah bentuk tim khusus," ujarnya.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Muhammad Iriawan mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan enam saksi terkait kasus tersebut. Kapolda Metro Jaya juga sudah mengumpulkan sejumlah alat bukti seperti cangkir yang berisi air yang diduga air keras. (Ralian)