Jakarta, INDONEWS.ID - Ketua Badan Pengurus SETARA Institute Hendardi menyatakan bahwa penolakan warga atas rencana pengukuhan organisasi Front Pembela Islam (FPI) di Semarang, Kamis (13/4/2017) merupakan ekspresi penolakan warga atas ideologi dan pendekatan aktivitas FPI yang merongrong kamajemukan, Pancasila, dan penggunaan kekerasan.
"Jadi tindakan itu bukanlah penolakan terhadap hak untuk berserikat anggota FPI," ujarnya di Jakarta, Jumat (14/4/2017).
Hendardi mengatakan, langkah Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abiyoso Seno Aji, yang turut serta melakukan pelarangan merupakan langkah tepat untuk menjaga koeksistensi Kota Semarang yang plural, aman, dan damai.
"FPI selama ini diidentikkan dengan pelaku aksi-aksi intoleransi dan kekerasan yang menyebarkan teror ketertiban sosial," ungkapnya.
Menurutnya, sikap tegas Kapolrestabes yang mempersempit ruang gerak kelompok intoleran tersebut perlu mejadi rujukan bagi polres-polres lain dalam menyikapi dan menangani organisasi yang pro pada kekerasan.
"Janganlah seperti Bupati Kuningan, Jawa Barat yang justru memfasilitasi pembentukan FPI Kuningan," ujarnya.
Hendardi mengatakan, di tengah merebaknya virus intoleransi yang meluas dan membahayakan Republik yang majemuk ini, sudah semestinya semua penyelenggara negara dan pemerintahan mengambil langkah-langkah preventif berkelanjutan dalam menjaga dan merawat keberagaman bangsa. (Budsan)