INDONEWS.ID

  • Jum'at, 09/11/2018 19:15 WIB
  • 16 Nelayan Aceh Ditangkap Di Perbatasan Myanmar-Thailand

  • Oleh :
    • Ronald
16 Nelayan Aceh Ditangkap Di Perbatasan Myanmar-Thailand
Kerusakan boat mesin menyebabkan kapal yang berisi 16 nelayan asal Idi, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh terdampar ke perbatasan Myanmar-Thailand. (Foto : ilustrasi)

Banda Aceh, INDONEWS.ID - 16 nelayan asal Idi, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh diduga ditangkap oleh pihak keamanan laut di wilayah perbatasan negara Myanmar dan Thailand. Diperkirakan para nelayan ini ditangkap pada tanggal 6 November 2018 sekitar pukul 08.00 WIB.

Wakil Sekjen Panglima Laut Aceh Miftah Cut Adek membenarkan terkait adanya 16 orang nelayan asal Aceh yang ditangkap di perbatasan negara Myanmar.

“Jadi kami mendapatkan kabar tersebut dari nelayan asal Aceh juga yang berangkat melaut bersama ke-16 nelayan itu. Mereka diduga ditangkap oleh pihak keamanan laut di wilayah setempat,” kata Miftah, Jumat (9/11/2018).

Menurutnya, hingga kini pihaknya masih belum bisa berkomunikasi dengan 16 orang nelayan tersebut.

"Iya jadi kita hilang kontak dengan mereka. Kita juga masih mencari tahu apakah mereka ditangkap di wilayah negara  Myanmar atau Thailand,” ujarnya.

Para nelayan itu, berangkat dari pelabuhan Kuala Idi, Kabupaten Aceh Timur dengan menggunakan boat KM. Bintang Jasa pada tanggal 31 Oktober 2018 sekitar pukul 14.00 WIB.

“Lokasi mereka ditangkap menurut informasi yang kita terima berada di perbatasan Burma, Myanmar. Katanya mereka para nelayan ini diamankan oleh sejumlah orang dengan menggunakan boat nelayan memakai pakaian loreng dan bersenjata lengkap,” katanya.

Miftah menyebutkan, boat para nelayan ini diduga mengalami kerusakan mesin sehingga terdampar ke perbatasan Myanmar-Thailand.

Kini, pihak Panglima Laut wilayah Aceh terus melakukan upaya pencarian dengan berkoordinasi bersama pemerintah Aceh.

“Jadi kita langsung memberitahukan kabar ini kepada Pemerintah Aceh untuk dilakukan upaya diplomasi. Kita juga akan menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) ke dua negara untuk memastikan keberadaan 16 orang nelayan kita,” pungkas Miftah. (ronald)

 

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Didik J Rachbini: Gagasan Menyatukan Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta Eksperimen yang Baik dan Berani
Menkes Ungkap Penyebab Rendahnya Penurunan Angka Prevalensi Stunting
Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya, TPNPB-OPM: Merdeka Dulu Baru Sekolah
Senyum Bahagia Rakyat, Pj Bupati Purwakarta Buka TMMD Ke-120 Kodim 0619/Purwakarta
Pemerintahan Baru Harus Lebih Tegas Menangani Kelompok Anti Pancasila
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas