PALANGKARAYA - Pengembangan buah naga nasional terus dilakukan seiring naiknya permintaan setiap tahunnya. Sentra pengembangan buah naga di Kalimantan Tengah berada di Kelurahan Kalampangan, tepatnya 18 km sebelah utara Kota Palangka Raya. Di lokasi ini terdapat kurang lebih 5000 hektare pengembangan buah naga dan merupakan daerah pedesaan yang dinilai berhasil. Keberhasilan Kalampangan ditunjang oleh sektor hortikultura.
Sumardi, anggota Kelompok Tani Berkah Tani Kelurahan Kalampangan, Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya adalah salah satu petani yang mengembangkan buah naga. Tanaman buah naga miliknya ini berumur 3 tahun lebih di lahan tanam seluas 7 hektare. Usahanya ini sudah menghasilkan buah naga sebanyak 30-40 ton dengan harga Rp.15-20 ribu per kg.
"Jika pembeli memetik langsung di kebun, harga bisa mencapai Rp. 25-30 ribu per kg. Sedangkan untuk tanaman jeruk berumur 3 tahun seluas 3 hektare, sampai saat ini sudah menghasilkan kurang lebih 15 ton dengan kisaran harga Rp. 6-8 ribu per kg dan kalo petik sendiri harganya Rp. 10-12 ribu per kg," ujar Sumardi.
Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah melalui keterangan Kepala Bidang Pengembangan Hortikultura, Vinolia Tantri melakukan pendampingan kepada Kelompok Tani Berkah untuk menanam buah naga di lahan gambut seluas 10 hektare.
"Kebetulan ada program dari APBD provinsi untuk pengembangan bibit sayuran dan buah-buahan, saya mencoba menyentuh pengembangan buah naga melalui tangan dinginnya Pak Sumardi. Penyiapan sebanyak 12 ribu bibit buah naga dari Banyuwangi dengan biaya dari Pak Sumardi sendiri," ujar Vinolia.
Di samping buah naga, Sumardi juga menanam jeruk. Berkat ketekunannya, buah naga begitu luar biasa menghasilkan bahkan mendatangkan rezeki. Produksi buah naga dan jeruk dalam satu hamparan luas di lahan gambut menghasilkan buah dengan cita rasa yang unik dan manis. Bahkan kebun buah naga dan jeruk ini dijadikan sebagai tempat lokasi agrowisata buah naga dan buah jeruk di Kota Palangkaraya.
Secara terpisah, Direktur Perlindungan Hortikultura, Kementerian Pertanian Sri Wijayanti Yusuf mengemukakan bahwa Kementan bersama jajaran UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) serta Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/Laboratorium Agens Hayati terus mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi pengendalian OPT secara ramah lingkungan.
"Diharapkan penerapan budidaya tanaman hortikultura ramah lingkungan khususnya pada tanaman buah naga semakin luas. Keuntungan buah naga yang dibudidayakan secara ramah lingkungan, antara lain aman dikonsumsi, lebih tahan lama disimpan, warna kulit buah lebih cerah dan rasa buahnya lebih manis," tutup Yanti.