INDONEWS.ID

  • Sabtu, 03/08/2019 21:31 WIB
  • Hikmahanto Juwana Pertanyakan Rencana Menteri Nasir Rekrut Rektor Asing

  • Oleh :
    • Mancik
Hikmahanto Juwana Pertanyakan Rencana Menteri Nasir Rekrut Rektor Asing
Guru besar Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana.(Foto:CNNIndonesia.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Guru besar Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mempertanyakan rencana Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi,(Menristekdikti) untuk merekrut akademisi dari luar negeri untuk menjadi rektor di perguruan tinggi negeri di Indonesia. Pasalnya, rencana tersebut bertentangan dengan mekanisme pemilihan rektor di Indonesia.

Menurut Hikmahanto, pemilihan rektor untuk Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia mempunyai mekanismenya sendiri. Apabila rencana ini betul-betul terjadi, artinya, Kemenristekdikti menabrak aturan yang menjadi dasar dalam proses pemilihan rektor di Indonesia.

Baca juga : Awarding Innovillage: Wujud Nyata Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Industri dalam Membangkitkan Talenta Digital Masa Depan

"Untuk mendapat rektor kelas atas dari luar negeri harus dengan membajak, artinya inisiatif Kemristek. Tapi ini menyimpang dari proses pencalonan rektor yang berlaku di kebanyakan kampus mapan," kata Hikmahanto seperti dilansir cnnindonesia, Sabtu,(3/08/2019)

Hikmahanto sendiri megetahui dengan jelas tujuan dari rencana Kemeristekdikti merekrut akademiisi dari luar negeri untuk menjadi rektor di Indonesia. Tetapi, ia menegaskan, pihak Kemenristekdikti sebenarnya harus menaati aturan yang telah dibuatnya sendiri dalam pemilihan rektor Perguruan Tinggi Negeri.

Baca juga : Hikmahanto: Pemerintah Bisa Minta UNHCR Mengambil Kembali Etnis Rohingya ke Cox`s Bazar

Pemilihan rektor di Indonesia selama ini, kata Hikmahanto, melalui proses seleksi dari bawah. Jadi, ada tahapan-tahapan yang mesti dilewati oleh seseorang hingga menjadi seorang di rektor di suatu perguruan tinggi.

Sementara itu, rencana Kemeristekdikti, bertentangan dengan proses yang selama ini menjadi kebiasaan dalam pemilihan rektor. Selain itu, rencana ini juga akan berpusat pada menteri sendiri dan mengabaikan aspirasi dari pemangku kepentingan di Perguruan Tinggi.

Baca juga : Debat Ketiga Pilpres, Hikmahanto Beberkan 10 Materi yang Mungkin Akan Menjadi Isu Besar

"Konsekuensinya anggaran rumah tangga universitas yang mapan harus diamendemen. Tentu ini tidak mudah karena melibatkan banyak stakeholders," jelasnya.

Hikmahanto juga khwatir, rencana ini akan mendatangkan calon rektor dari luar yang hanya datang mencari pekerjaan di Indonesia. Bukan datang untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia.

"Bila ini yang terjadi maka Kemristekdikti tidak akan mendapat calon rektor yang terbaik,"pungkasnya.*(Marsi)

 

 

 

 

 

 

Artikel Terkait
Awarding Innovillage: Wujud Nyata Kolaborasi Perguruan Tinggi dan Industri dalam Membangkitkan Talenta Digital Masa Depan
Hikmahanto: Pemerintah Bisa Minta UNHCR Mengambil Kembali Etnis Rohingya ke Cox`s Bazar
Debat Ketiga Pilpres, Hikmahanto Beberkan 10 Materi yang Mungkin Akan Menjadi Isu Besar
Artikel Terkini
KI Pusat Mantapkan Sinergi dengan Media dalam Mengawal Informasi Publik
Direktur GKI Beri Materi Kewirausahaan untuk Pelajar SMKS Bina Mandiri Labuan Bajo
Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG
Tiga Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Garut
Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas