INDONEWS.ID

  • Minggu, 08/12/2019 21:20 WIB
  • Ini Tiga Faktor yang Membuka Peluang Penyatuan Kembali SOKSI

  • Oleh :
    • very
Ini Tiga Faktor yang Membuka Peluang Penyatuan Kembali SOKSI
Ketua Umum Depinas SOKSI Ali Wongso (tengah) dan Bendahara Umum SOKSI, Minadi Pujaya (samping kanan), dalam rapat paripurna III Partai Golkar. (Foto:Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID -- Salah satu Ormas pendiri Golkar, Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) mengharapkan agar ormas itu bisa bersatu kembali agar dapat memberikan kontribusi kekaryaan yang optimal bagi kemajuan Partai Golkar dan Bangsa Indonesia ke depan.

Baca juga : Senyum Bahagia Rakyat, Pj Bupati Purwakarta Buka TMMD Ke-120 Kodim 0619/Purwakarta

Penegasan itu disampaikan Ketum Depinas SOKSI, Ali Wongso Sinaga kepada pers usai penetapan Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar, di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (5/12/2019).

Politisi senior Partai Golkar ini merespon sehubungan dengan munculnya dua pandangan umum SOKSI dalam sidang paripurna di arena Munas X Partai Golkar. Pertama yaitu pandangan Ketua Umum SOKSI yang disampaikan langsung oleh Ali Wongso, dan kemudian pandangan umum oleh Lawrence Siburian, yang mewakili Ade Komarudin (Akom).

Baca juga : Pemerintahan Baru Harus Lebih Tegas Menangani Kelompok Anti Pancasila

Senada dengan Ketum Ali Wongso Sinaga, Bendahara Umum SOKSI, Minadi Pujaya mengatakan, ada tiga faktor penting yang membuka peluang penyatuan kembali SOKSI jauh lebih kondusif setelah Munas Partai Golkar tersebut.

Pertama, kata Minadi, kepemimpinan Golkar yang tetap berada ditangan Airlangga, diyakini bijak dan bertangan dingin akan membuat iklim sejuk bagi SOKSI.

Baca juga : Apresiasi Farhan Rizky Romadon, Stafsus Kemenag: Kita Harus Menolak Tindak Kekerasan

“Kedua, adanya perkembangan penegakan kepastian hukum baru-baru ini dalam `legal standing" SOKSI oleh Pemerintah. Ketiga, hubungan `silaturahmi` yang tetap terjalin selama ini khususnya antara Pak Ali Wongso yang tak lain adalah Ketum SOKSI dengan Pak Bobby Suhardiman yang sejak 2010 `memprotek` Pak Akom. Pak Bobby maupun Pak Ali Wongso, adalah sama-sama anak ideolog mendiang Pak Suhardiman yang sama-sama mewarisi peran sejarah Pendiri SOKSI. Meskipun Pak Ali Wongso bukan `anak biologis` Pak Suhardiman, tetapi `anak ideologis` yang sudah dibuktikannya seperti mengukuhkan nama Suhardiman sebagai Pendiri SOKSI di dalam Pembukaan AD/ART SOKSI hasil Munas X SOKSI pada 2017. Jika kedua tokoh ini bersatu serta bersinergi, niscaya akan menyelesaikan banyak masalah dan SOKSI akan bisa berperan lebih besar bagi Golkar dan bangsa," ujar Minadi Pujaya.

Karena itu, Minadi mengharapkan harapan Ketum Ali Wongso dan para kader SOKSI dapat segera terwujud.

Terkait dengan dualisme dalam tubuh SOKSI, Wakil Ketua Umum SOKSI, Erwin Ricardo mengingatkan kenangan pahit yang menimpa organisasi itu ketika ada pihak-pihak yang tidak menginginkan SOKSI kuat, besar dan solid ini.

"Sudah menjadi pengetahuan publik yang tak bisa dipungkiri siapapun, dalam Munas IX tahun 2010 ada `rekayasa kericuhan` oleh pihak tertentu yang membuat SOKSI terpecah antara SOKSI Pimpinan Rusli Zainal (RZ) hasil Munas IX pasca `kericuhan` disatu pihak dan SOKSI Pimpinan Ade Komaruddin (Akom) hasil `penunjukan` di pihak lainnya. Dan upaya rekonsiliasi dan penyatuan SOKSI ini sudah pernah diupayakan melalui ‘Munas Bersama’ yang penyelenggaraannya dipimpin Bapak Oetojo Oesman dengan dimediasi oleh DPP Partai Golkar namun pihak Akom tak bersedia. `Munas Bersama` itu tetap berjalan diatas kesepakatan bersama dengan DPP Partai Golkar, lalu Ali Wongso terpilih menjadi Ketua Umum Depinas SOKSI menggantikan Rusli Zainal," ungkap Erwin Ricardo seperti dikutip suarakarya.id.

Karena itu, suksesnya Munas X Partai Golkar 2019 ini, lanjut Erwin, diharapkan akan berdampak positif bagi SOKSI.

"Kami semua seiring sejalan dengan Ketum Ali Wongso, agar dualisme yang sudah berlangsung hampir 10 tahun ini dapat segera berakhir dengan mengedepankan semangat kekeluargaan dan aspek `legal standing` SOKSI yang diakui Pemerintah. Jikalau ada yang masih tak mau bersatu, kami meminta kepada Ketum Ali Wongso untuk ditinggalkan saja mereka yang tak mau sebab kita mesti maju terus berkarya untuk Golkar dan Bangsa," tegas Erwin yang juga Plt Ketua Depidar SOKSI DKI Jakarta ini. (Very)

Artikel Terkait
Senyum Bahagia Rakyat, Pj Bupati Purwakarta Buka TMMD Ke-120 Kodim 0619/Purwakarta
Pemerintahan Baru Harus Lebih Tegas Menangani Kelompok Anti Pancasila
Apresiasi Farhan Rizky Romadon, Stafsus Kemenag: Kita Harus Menolak Tindak Kekerasan
Artikel Terkini
Senyum Bahagia Rakyat, Pj Bupati Purwakarta Buka TMMD Ke-120 Kodim 0619/Purwakarta
Pemerintahan Baru Harus Lebih Tegas Menangani Kelompok Anti Pancasila
Apresiasi Farhan Rizky Romadon, Stafsus Kemenag: Kita Harus Menolak Tindak Kekerasan
Puspen Kemendagri Berharap Masyarakat Luas Paham Moderasi Beragama
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas