INDONEWS.ID

  • Senin, 15/05/2017 15:31 WIB
  • Aktivis Katolik Wajib Jaga Pancasila dan Komitmen NKRI

  • Oleh :
    • Abdi Lisa
Aktivis Katolik Wajib Jaga Pancasila dan Komitmen NKRI
Para narasumber dalam diskusi aktivis Katolik di Rumah Retret Nazaret, Karangpanas, Semarang, Jumat (12/5). (Foto: ist)
Semarang, INDONEWS.ID - Aktivis organisasi masyarakat (ormas) Katolik wajib memegang teguh nilai-nilai luhur Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Nilai-nilai tersebut harus menjadi landasan berpikir, berpendapat dan bertindak para akvitis dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. Pernyataan itu disampaikan Ketua Penghubung Karya Kerasulan Kemasyarakatan Keuskupan Agung Semarang (PK4AS), Romo Raymondus Sugihartano Pr, selaku pendamping aktivis sosial politik Katolik di DIY dan Jateng. Romo Sugihartanto mengatakan, kesadaran hidup di tengah kemajemukan adat tradisi, budaya dan agama harus terus dijaga para aktivis Katolik sebagai suatu kekayaan NKRI. “Umat katolik dalam bernegara hendaknya menumbuhkan pokok pemikiran 100% Katolik 100% Indonesia yang telah diteladankan pahlawan nasional Monsinyur Albertus Soegiyopranoto dimasa mendampingi Presiden Soekarno," kata Romo Sugi, saat membuka pertemuan aktivis Katolik di Rumah Retret Nazaret, Karangpanas, Semarang, yang berlangsung pada Jumat (12/5) hingga Sabtu (13/5). Romo Sugihartanto mengatakan, pemikiran Soegiyopranoto tersebut sampai sekarang masih terus mendasari gerak keuskupan, gereja, dan umat Katolik, dalam karya sosial kemasyarakatan sebagai wujud pelaksanaan ajaran kasih gereja yang harus membawa keselamatan bagi orang banyak, atau bonum comune. Pertemuan dua hari aktivis sosial politik gereja tersebut secara khusus menghadirkan kembali nilai luhur kemajemukan yang terkandung dalam Pancasila. Peneguhan nilai Pancasila dan NKRI relevan dibicarakan di tengah tantangan demokrasi dan ancaman munculnya kelompok anti Pancasila. Pertemuan tersebut menghadirkan tiga narasumber yakni Nurfuad, aktivis muda Nahdatul Ulama Semarang, H.Soecipto, SH,MH, tokoh Nahdatul Ulama Jateng dan Keluarga Besar Marhaen. Keduanya menyoroti Pancasila dari sudut pandang historis dan gerakan Islam Nusantara sebagai salah satu praktik nyata mencintai Indonesia. Nurfuad juga membekali para aktivis Katolik agar mulai terampil mengidentifikasi kelompok Islam. Menurutnya, umat Katolik harus mampu membedakan Islam dengan pemikiran nasionalis dengan Islam radikalis, yang anti Pancasila. Nurfuad membeberkan beberapa gejala kaum radikal seperti pemikiran yang membenturkan ajaran agama dengan nilai adat tradisi budaya lokal, yang telah lebih dulu ada di tengah masyarakat. Karena itu, kata Nurfuad, kelompok radikal anti Pancasila tersebut menganggap kegiatan budaya yang berjalan di tengah masyarakat tidak sesuai ajaran Islam. "Sebaliknya NU yang mencintai bangsa ini bisa berjalan bersama dengan adat tradisi budaya masyarakat setempat," ujar Nurfuad sembari mengurai ciri fisik dan psikologis sosial kaum radikal. Pembahasan tentang kelompok Islam radikal ini kembali diperdalam oleh Kombes (Pol) Lilik Darwanto, dosen Akademi Kepolisian (Akpol). Mantan Humas Polda Jateng itu menguraikan perspektif penegakan hukum  terhadap gejala dan deteksi dini gerakan terorisme serta rangkaian catatan kasus teror yang terjadi di Jateng. Diskusi yang dimoderatori Romo Edi Purwanto Pr itu menghadirkan beberapa aktivis ormas Katolik antara lain, perwakilan Wanita Katolik RI dari DPD Jateng dan cabang kota/kabupaten di Jateng, Wanita Katolik RI DPD DIY, Wanita Katolik RI tingkat DPC Kabupaten Kota di DIY, Pemuda Katolik Komda Jateng, Pemuda Katolik Komda DIY, Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) Jateng, ISKA DIY, Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) Jateng, FMKI DIY, PMKRI, dan PK3 Kevikepan. Pada akhir diskusi, forum tersebut berhasil menyusun rencana kegiatan kebangsaan dengan memanfaatkan momentum peringatan Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei, hari Lahir Pancasila 1 Juni, dan HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus mendatang. Kelompok tersebut berkomitmen memperkuat jejaring nasional untuk persatuan nasional. (Very)  
Artikel Terkait
Sail Nias 2019, 500 Penari Tarian Kolosal Nias Meriahkan di Hari Puncak
Atraksi Lompat Batu di Desa Bawomataluo, Melatih Ketangkasan Pemuda Nias
P-Five Band Unjuk Kebolehan di Penutupan Kejurnas Gokart 2019
Artikel Terkini
Prof Dr H Yulius SH MH Ketua Kamar TUN Mahkamah Agung Diwawancara Ekslusif Majalah MATRA
Dorong Ekonomi Nasional Lebih Transformatif, Menko Airlangga Jalin Kerja Sama Global
PLBN Motamasin Terima Kunjungan Konsulat Timor Leste, Bahas Isu Keimigrasian Antarnegara
Menteri Harus Mampu Membaca Tanda-tanda Zaman untuk Menggerakan Semangat Indonesia
MRP Desak Presiden Jokowi Pastikan Cakada 2024 Se-Tanah Papua Diisi Orang Asli Papua (OAP)
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas